Siapa yang masih pake Friendster (FS) hari gini...? Kalo memang ada pasti dapat 'cercaan' begini: "... hare gene... pake FS??? sungguh ketinggalan" Mungkin tu orang saking gak gaul-nya tapi karena masih menganggap diri gaul, masih getol aja ngupdate FS walaupun disitu udah suwepinya kayak kuburan :) Sepertinya, dalam semalam, semua orang 'bermigrasi' ke Facebook (FB) dan akun di FS dibiarkan terlantar tak terurus. Semua berkat BB dan gadget lainnya (HP) yang begitu FB-friendly.
Nah, kemudian datang lah Twitter. Bagi banyak orang yang baru 'twitter-ngeh' a.k.a 'sadar twitter', mulai memprediksi kalau FB akan bernasib sama dengan FS dengan dtgnya si burung Twitty ini. Alasannya jelas... Twitter jauh lebih BB (and mobile-phone pada umumnya) -friendly daripada FB. Tapi ketahuilah bahwa FB dan Twitter bukanlah mahluk kembar atau identik. Secara konsep aja udah jauuuuhhhhh berbeda. Maka itu masing masing punya segmen berbeda. Dari sinilah keduanya akan jalan beriringan dan tidak saling 'memakan'.
Ini pendapat pribadi gue aja sih. Segalanya bisa berubah, sapa tau nanti Twitter ngeluarin feature - feature yang ngga terpikirkan sebelumnya. Bisa aja.
Jadi, apa sih konsep yang jauuuuhhhh berbeda itu? Hanya 1: konsep follower & following.
Kalau di FB, once elo terjalin 'pertemanan' dengan seseorang, otomatis elo sebagai follower akun dia dan dia following akun elo. Jadi, kalau dalam 1 hari 'temen' elo itu update status 100x (which for me -dalam 1 halaman muncul beberapa kali aja- is really annoying) maka seratus seratusnya akan muncul di halaman FB elo. Ini cocok banget buat orang yg super narsis. Artinya dia 'memaksa' teman temannya untuk 'membaca' hidupnya. Dengan meningkatnya populasi orang narsis, konsep ini dengan mudah diterima dan diagungkan oleh semua orang (terutama Indonesia - yg tahun ini FB user-nya growth paling pesat sedunia).
Ini juga yang berandil besar 'membunuh' FS, secara FS ngga 'memaksa' orang untuk membaca, melihat, dan mengomentari kehidupan orang lain. Di FS, kalo pengen tau si A apa kabar, maka kita harus berkunjung ke rumahnya, lalu meninggalkan beberapa komen kalau kita berkesan. Di FB, lain, Si A sah sah aja mendobrak pintu si B sampai si Z, lalu dengan santainya bilang gini: "...lagi bete...". Dari B sampai Z, mungkin cuman C,D,F yang peduli, tapi semua 'dipaksa' melihat 'drama' kehidupan si A, peduli atau ngga peduli. But logicaly, kalau kita bener temen-nya si A, masak sih kita ngga peduli kalo dia lagi 'bete', 'macet', 'laper', 'lembur' dan hal hal ngga penting lainnya?
Lain hal-nya dengan Twitter. Ia menawarkan pilihan follower & following. Dia tidak menganut konsep 'friend'. Disini tidak ada temen temenan. Si A following si B (hanya upon approval si B), bukan berarti si B otomatis following si A. Si B harus request approval si A juga. Inilah yang gue bilang konsep yang jauuuhhh berbeda atau bahasa mandarinnya totally different.
Artinya kalau Si A ada 100 update sehari, tapi kalau dia hanya follower gue tanpa gue following dia, dijamin seratus seratusnya ngga akan muncul di tampilan twitter gue. Sebaliknya, hanya dengan 1 update, dalam posisi dia sbg follower, dijamin status gue itu akan mendarat dengan sempurna di Twitternya dia.
2 konsep berbeda ini yang membuat mereka tidak akan saling 'memakan' karena segmennya berbeda. FB untuk orang narsis yang berusaha exist (tiap halaman FB orang lain harus ada update-nya dia - apa ngga berusaha exist tuh...), sedangkan Twitter untuk orang narsis juga, bedanya orang narsis yang memang sudah exist. Artinya orang dengan rela mengikuti hidupnya, tanpa dia harus balik mengikuti pengikutnya.
Melihat dari konsep di atas, gue (sebagai narsis yg masih berusaha exist) cocoknya pake FB. Tapi gue juga punya akun Twitter dan cukup aktif juga. Dan yg spt gue ini ngga sedikit. Bahkan 1 orang bisa exist di FS, FB, Twitter, Yuwie dll nya. Sah sah aja. Tapi menurut gue itu hanya trend sesaat aja. Atau ada satu dua teman yang ada di Twitter tapi ngga ada di FB, bisa aja (dlm case gue begitu).
Memang, di FB ada pilihan block update dari teman tertentu kalau kita emang ngga mau, dan bisa juga grouping agar ngga setiap update kita dibaca orang di luar group. Tapi di muka bumi ini, berapa orang sih yang meng-aktifkan atau even care sama feature tsb? Apalagi, atas nama narsisme, sebanyak mungkin orang diharapkan 'membaca' update kita.
Tulisan ini bukan untuk mencaci FB dan memuji Twitter. Gue sendiri pengguna FB dan cukup (berusaha) exist :P Ini hanya memberi gambaran aja bedanya ke dua situs jejaring sosial ini. Karena masih aja ada yang bingung sama mahluk Twitter ini. Supaya ngga ketinggalan trend, pada sign-up, kemudian bingung musti ngapain. Akhir-nya 'mencaci maki' Twitter bahwa Twitter ngga asik, lebih asik FB. Nah disinilah gue bilang FB ngga akan kemakan Twitter. karena yang mencaci pasti yg masih berusaha exist :P
Kesimpulannya: unless elo seorang artis atau orang penting (yang dikenal khalayak ramai tapi elo ngga kenal mereka), Twitter ngga ada bedanya dengan FB, dengan beberapa kekurangan: text only, no pic, no video, no suggest friends and no mafia wars. So, pilih mana?
PS. CMIIW, Twitter lebih dulu ada kan daripada FB?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar