Akhirnya kesampean juga niatan ini Setelah sejak lama pengen jadi goweser ke kantor, apalagi memang gue menggemari olahraga satu ini, walaupun belum rutin dan serius banget menekuni.
Niat ini sebenarnya cukup lama terkurung sebab yang namanya Indonesia, terlebih di kota besar macam Jakarta, bersepeda di jalan raya bukanlah hal yang menyenangkan (mengerikan, malah !). Tak seperti halnya di negara negara maju (Eropa, misalnya), yang punya bicycle track sendiri, punya lahan parkir sepeda, punya rambu dan aturan bersepeda yang digagas oleh Pemerintah. Sedangkan di Indonesia, Pemerintah masih sibuk dengan hal lain dan belum memikirkan pesepeda (dan GO GREEN pada umunya). Pesepeda harus memikirkan dirinya sendiri, menyesuaikan diri dengan kejamnya lalu lintas ibukota
Sedangkan di China, gue lihat sendiri (di kota Nanning, ibukota Propinsi Guangxi), walaupun ngga sebanyak jaman dulu, bersepeda masih lestari, ditandai dengan parkir khusus sepeda di Mal Mal pusat perbelanjaan yang besar yang selalu penuh sesak dengan sepeda pengunjungnya.
Ada 3 alasan (manfaat) utama B2W, yaitu:
1. GO GREEN, selamatkan lingkungan, tidak menggunakan bahan bakar fosil berarti tidak melepas CO2 yang bisa merusak ozon dan menaikkan suhu bumi (GLOBAL WARMING)
2. HEALTHY LIFE, berolahraga menuju hidup yang lebih sehat
3. HIDUP HEMAT tidak menggunakan BBM berarti hemat uang kantong dan perbanyak tabungan
sayangnya, in my case, no 3 tidak berlaku karena uang bensin diganti kantor (reimbursement). Tapi alasan 1 & 2 udah cukup kuat buat gue ber B2W ria
Sedangkan alasan pendukung lainnya:
1. Jarak rumah ke kantor yang cukup reasonable untuk B2W.
Mengutip blog-nya mas Weby:
Niat ini sebenarnya cukup lama terkurung sebab yang namanya Indonesia, terlebih di kota besar macam Jakarta, bersepeda di jalan raya bukanlah hal yang menyenangkan (mengerikan, malah !). Tak seperti halnya di negara negara maju (Eropa, misalnya), yang punya bicycle track sendiri, punya lahan parkir sepeda, punya rambu dan aturan bersepeda yang digagas oleh Pemerintah. Sedangkan di Indonesia, Pemerintah masih sibuk dengan hal lain dan belum memikirkan pesepeda (dan GO GREEN pada umunya). Pesepeda harus memikirkan dirinya sendiri, menyesuaikan diri dengan kejamnya lalu lintas ibukota
Sedangkan di China, gue lihat sendiri (di kota Nanning, ibukota Propinsi Guangxi), walaupun ngga sebanyak jaman dulu, bersepeda masih lestari, ditandai dengan parkir khusus sepeda di Mal Mal pusat perbelanjaan yang besar yang selalu penuh sesak dengan sepeda pengunjungnya.
Ada 3 alasan (manfaat) utama B2W, yaitu:
1. GO GREEN, selamatkan lingkungan, tidak menggunakan bahan bakar fosil berarti tidak melepas CO2 yang bisa merusak ozon dan menaikkan suhu bumi (GLOBAL WARMING)
2. HEALTHY LIFE, berolahraga menuju hidup yang lebih sehat
3. HIDUP HEMAT tidak menggunakan BBM berarti hemat uang kantong dan perbanyak tabungan
sayangnya, in my case, no 3 tidak berlaku karena uang bensin diganti kantor (reimbursement). Tapi alasan 1 & 2 udah cukup kuat buat gue ber B2W ria
Sedangkan alasan pendukung lainnya:
1. Jarak rumah ke kantor yang cukup reasonable untuk B2W.
Mengutip blog-nya mas Weby:
Rumus sederhana dalam menggunakan alat transportasi secara efisien:
< 1 Km = jalan kaki
< 5 Km = bersepeda
> 5 Km = berkendaraan bermotor
Jarak dari rumah ke kantor sekitar 6 Km dengan berkendaraan mobil (jalan memutar, waktu tempuh 10 - 15 menit). Dengan bersepeda (beberapa short cut), mustinya ngga lebih dari 5 Km saja. Wuenak toh... kantor deket dari rumah...
2. Sepeda udah ada dan cukup memadai. Tinggal adjust/tambah sana sini agar lebih nyaman dan aman.
3. Fasilitas kantor cukup mendukung, seperti tersedianya parkiran sepeda, dan tempat mandi yang memadai. Ini penting, sebab kalau bau keringat, siapa yang mau mendekat? Kerja juga ngga konsen
4. Dukungan penuh dari istri... Tanpa hal ini semua yang lain ngga ada artinya
Maka, sepanjang minggu lalu, mulai berkonsentrasi 'memuluskan' niat B2W ini menjadi kenyataan. Pertama tama, survey fasilitas kantor dulu. Untuk urusan parkir, tersedia parkir sepeda (motor) yang cukup aman, karena dekat pos satpam. Untuk urusan mandi, juga ada kamar mandi di toilet atau di tempat Gym. Tapi di Gym (lebih nyaman) harus minta OB bukain dulu karena terkunci. Daripada merepotkan OB pagi pagi (belum lagi kalo si OB lagi sibuk, nyarinya kemana?), maka diputuskan menggunakan kamar mandi di toilet aja, walaupun dari segi kenyamanan agak kurang
OK, fasilitas ada, tinggal 'upgrade' sepeda nih... Sepeda udah ada sekitar 2 tahun yang lalu. Sebuah Mountain Bike (MTB) merk Wim Cycle yang beli di Hypermart DMB pada saat grand opening, sehingga ada diskon gede gedean. Dari aslinya 700san ribu menjadi hanya hampir 500ribu saja Waktu itu, karena murah, beli juga City Bike merk United untuk Natz yang harganya juga 500san ribu saja. Termasuk beruntung sih, sebab kedua sepeda itu sekarang sudah berharga 1 jutaan. Dengan perawatan yang memadai (dan jarang bawa juga sih ), kondisinya masih sangat prima dan memadai untuk dibawa B2W.
Untuk upgrade, coba cari cari di internet mengenai bengkel yang cukup representatif, termasuk ke Hallo Yellow Pages menanyakan apakah ada bengkel yang cukup besar di daerah Cengkareng/Kalideres. Namun, udah penjawab teleponnya ngga simpatik, informasinya pun ngga berguna. 2 nomor telepon yang diberikan, satunya sudah tidak tersambung, satu lagi bengkelnya udah tutup.
Akhirnya gue rely on satu satunya info yang bisa gue dapatkan di Internet: Bengkel MPlus (klik untuk link) di daerah Pluit. Ada sih referensi lain dari para pesepeda B2W, tapi rata rata itu bengkel yang jauh dari tempat gue, yang deket ada, tapi yang resmi banget kayak Rodalink yang jelas mahal (udah survey per telepon)
Maka ke sana lah gue hari Sabtu (8/8/09) yang lalu. Karena ngga mau repot, jadi aksesoris lainpun beli di sana semua. Istilahnya One Stop Shoping lah
Bagian bagian sepeda yang di upgrade:
1. Sadel. Sadel/tempat duduk merupakan salah satu bagian paling krusial dari sepeda. Disitulah bokong kita diletakkan di sepanjang perjalanan. Sadel standard dari pabrikan menurut gue terlalu keras, dan setelah bersepeda agak lama, bisa timbul kesemutan di bagian tubuh tertentu (yang tidak baik untuk disebutkan ). Maka sadel gel bisa jadi solusi untuk hal ini. Sebuah sadel gel buatan Taiwan seharga 160 ribu, mudah mudahan menambah kenyamanan.
2. Fender (atau bahasa lamanya: spark board). 1 set depan belakang seharga 38ribu. Ini untuk menghindari genangan air nyiprat kena celana/baju.
3. Lampu depan & belakang untuk keamanan kalau berkendara sore/malam (pulang kantor). Lampu depan 80ribu, warna lampu putih; lampu belakang 55ribu, warna lampu merah. Keduanya ada 3 variasi nyala lampu: 2 jenis kedip dan 1 nyala terus.
4. Gantungan air minum, warna hitam (sesuai warna sepeda) 15ribu saja.
5. Semua baut baut dikencengin, rem dan gigi di cek. Supaya Aman dan Nyaman deh pokoknya.
Sedangkan asesoris yang perlu disiapkan (dibeli di tempat yang sama):
1. Helm sepeda. Kebetulan hanya jual merk Polygon, harga 168ribu, ngambil yang warna merah strip putih. Sebenarnya prefer yang United karena ada strip yang bisa memantulkan cahaya kalau tersorot lampu harganya 200san. Tapi GPPlah, toh sepeda udah ada lampu depan belakang, jadi cukup aman.
2. Masker seharga 25ribu. Cek harga di Hypermart, masker yang persis sama harganya 49,900, busyeet dah...
3. Sarung Tangan. Yang ini belinya di lapak pinggir jalan, di abang yang jualan aksesoris motor. Harganya 15ribu, ngga full nutupin jari (setengah terbuka).
4. Sebuah Tas backpack yang cocok buat ngantor sekaligus nyaman waktu bersepeda. Setelah kesana kemari, liat liat di internet, ternyata mahal mahal ya tas semacam ini. Akhirnya pas jalan jalan ke Mal DM, ke toko Marco, iseng liat tas merk POLO Classic (buatan Taiwan -> diakui sendiri oleh salesgirl-nya). Tas ini kayaknya cocok, backpack yang cukup kokoh, bisa untuk laptop dan dokumen, bisa bawa baju/handuk dll, karena bantalan untuk laptopnya bisa dicopot. Ada strap di bagian dada, sehingga pas bersepeda bisa menempel mantap di punggung. Warnanya yang hitam elegan tampak resmi kalau dibawa meeting. Harganya pun ngga buat kantong bolong, 288ribu saja Udah banding2 dengan merk Export, modelnya ngga se-elegan ini, lebih kecil dikit, dan bantalan laptop permanen (ngga bisa dicopot), harganya udah diatas 300ribu
Well, that's all preparation buat serius B2W Sebenarnya hari Minggu mau trial track-nya dari rumah ke kantor, tapi ngga jadi, karena ngga perlu juga, kan kira kira track-nya udah tau. Mudah2an kebiasaan baru ini bisa bertahan lama Harapan untuk lebih sehat dan lebih GO GREEN juga makin terpelihara
Summary biaya untuk persiapan B2W ala AJ:
1. Sepeda jenis MTB Wym Cycle: 500 ribu --> 2 tahun lalu, sekarang mungkin 1 juta
2. Upgrade sepeda: sadel (160), fender (38), lampu (135), cantolan tempat minum (15) --> 348ribu
3. Aksesoris: helm (169), masker (25), sarung tangan (15), tempat minum (20, beli setahun lalu) --> 229ribu
4. Tas backpack --> 288ribu
5. Tips montir bengkel sepeda --> 10ribu
TOTAL = 1,375,000 (sudah termasuk sepedanya )
Ngga mahal kan..? Bandingkan dengan biaya yg bisa dihemat, kesehatan yang bisa diperoleh dan bumi yang bisa diselamatkan ??
AYO IKUT B2W juga, Kalau NGGA Sekarang, KAPAN LAGI ???
Link di internet lainnya yang bisa sangat berguna bagi B2W pemula (klik aja):
3. The Weby's
4. Kolom HSgautama --> banyak pengetahuan baru & inspirational stories
5. Lapak KEAKEA --> jualan online, bisa untuk referensi harga, bisa pesan antar
6. Rodalink website --> distributor resmi merk Polygon, untuk referensi harga
ohya, mau nyari cantolan sepeda ke mobil (bike carrier) belum kesampean. Ini untuk in case pulang terlalu malam, atau capek, minta jemput pake mobil Sementara sih idenya, masukin aja sepedanya ke mobil (lipat kursi belakang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar