Korea day 3: Subway menuju LOTTE World

Day 3 adalah hari ke-2 kerja. Kemaren pagi udah ngincer makan pagi keesokan hari-nya di Freshville. Resto yg juga deket kantor dan satu satunya non-café yg buka pagi (dari jam 7). Hari ini kita jalan jam 8 pagi, langsung ke Freshville. Masalahnya dengan Freshville adalah: menu-nya all in Korean language But luckily ada gambar di depan kasirnya (yang bisa ditunjuk) Tapi unfortunately si penerima order menyilangkan tangannya, artinya itu ngga ada. Dia tunjuk semua gambar di kasir lalu menyilangkan tangan Hal paling pintar untuk dilakukan adalah menunjuk makanan orang lain yang keliatannya enak

“Ramen” the boy said. “Yes, ramen, two” he he he, kira kira mie ya artinya. Duduk, langsung dianterin kimchi. Ini selalu ada di setiap resto disini. Semacam acar kalo di depot Jatim :_) Ngga lama muncullah 2 mangkok ukuran cukup besar dengan asap mengepul. Isinya mie dengan telor, kuah agak merah… wah sangat amat mengundang selera, apalagi di pagi yang menggigil, yg panas panas pastilah enak



Slruuup slruuup mie panas itu masuk mulut dengan mulusnya… Hangat & enak banget, padahal rasanya ngga lain ngga bukan spt Indomie kuah pake telor dan cabe yg banyak. Tapi, di tengah dinginnya suhu dibawah nol, rasa nikmat justru bisa datang dari semangkok ‘indomie’ panas dan pedas, yg mungkin biasa banget di Indonesia. Now I know why Indonesian living abroad likes indomie so much (especially in winter). Apalagi kalau harga ikut jadi faktor penentu Di sini, ‘indomie’-nya seharga KWR 3,500 (IDR 35,000) semangkok ! Tapi KWR 3,500 ribu termasuk makanan murah lho di sini.

Ohya, Ramen disini disajikan dengan semangkok nasi yg ada kacang hitamnya.

Siangnya diajak lunch di COEX Mall, deket kantor. Kebetulan Chloe mau nunjukin di mana beli Masker ala Korea yg cukup terkenal. Lunch-nya di sebuah resto yg sangat ramai, sampai sampai masuk waiting list dulu. Walaupun ini daerah perkantoran dan jam makan siang bersamaan, dengan jumlah resto yang sangat banyak, keramaian mengindikasikan sesuatu yang istimewa, pasti enak dan pasti worthed Spt kebanyakan resto di Seoul, they don't bother to put English/Latin name

Sembari menunggu, kita bisa liat liat menu dulu. Bukan di buku menu, tapi di etalase, layaknya milih baju atau sepatu Di etalase terpampang model makanan dalam ukuran yg sebenarnya, bukan gambar lho, tapi beneran model 3 dimensi. Kata Bernard, kalo di Jepang, itu sama artinya dengan si pemilik toko tidak mau membohongi pelanggannya, bentuk, warna dan ukuran model model itu harus persis dengan sajian aslinya. Entahlah kalau di Korea. Kalo di Indonesia, jelas penampakan menu adalah segala galanya, sajian aslinya (pasti) beda, dan itu urusan belakangan

Pilihan gue untuk lunch siang itu jatuh pada satu menu yg namanya cukup provokatif: Killing Spicy Beef Noodle. Jadi penasaran, apakah mampu 'membunuh' hawa dingin di suhu yg lagi minus 1 ? Dari penampilannya: IYA



Pas diicip... ternyata oh ternyata... kayak mie sapi biasa, mie-nya dikit, banyakan toge (yg panjang panjang), pedasnya jauh dari 'membunuh'. Satu satunya yang mengobati adalah dagingnya yang cukup banyak, tipis, dan lembut. Asin-nya juga pas. Kalo soal bumbu, selera orang Korea rada mirip sama orang Indonesia. Ngga akan kesusahan deh makan disini. Walaupun tidak istimewa, paling ngga, masih masuk dengan taste-nya kita

Abis lunch, menuju ke sebuah toko kosmetik, yang ternyata adalah ... The Face Shop. Gue beli masker agak banyak (buat Natz). Harganya kisaran KRW 1,200 - 1,500 (IDR 12K - 15K), ngga tau deh lebih murah ngga kalo beli di Indo. Mudah mudahan ngga lebih mahal atau paling ngga harganya sama.



Sorenya, sekitar jam 3-an. Masih lagi kenyang kenyangnya tiba tiba Kim datang ke ruangan kita dan nawarin camilan ala Korea Mereka menyebutnya 'street food', ada ada cumi, kentang, so'un, rice cake, yg semuanya digoreng tepung trus dibalur sama bumbu asam manis = enak !

Malam ini bingung mau ke mana, dinner di COEX bosen. Mereka nyaranin ke Lotte World aja, cuma 3 pemberhentian subway dari Park Hyatt. Nama Exit di Park Hyatt (yg harus selalu diingat agar ngga nyasar: Samseong). Tujuan kita hari ini: Jamsil. Dari Jamsil sudah langsung konek ke Lotte World. Disini semua terhubung dengan subway, ngga harus keluar dulu.



Naik Subway di Korea tidaklah susah. Sama kayak di Singapore atau HK, semua serba automated. Beli tiket single journey, beli kartu pasca bayar (T-Money), top up, semua-nya ada mesinnya. Kembalian deposit juga pake mesin. Tiap kartu single journey kita ada depositnya KRW 500 Yang nanti di tempat tujuan bisa di-klaim balik. Di mesin otomatis itu ada pilihan bahasa Inggris, jadi ngga perlu kuatir. Asal tahu nama exit di tempat tujuan, naik subway di Seoul sangatlah mudah dan nyaman (asal kuat jalan kaki )

Subway Korea sore sore ruame banget. Mirip mirip busway-lah kira kira. Tapi disini ngga ada yang bauk, ngga ada yang dekil, dan yg terutama ngga ada tk palak-nya he he he Rata rata isinya orang pulang kantor (karena yg kita naik - Line 2 / jalur hijau - merupakan jalur pusat bisnis). Yang unik, hampir tiap orang memegang HP, entah itu menelepon, mendengar lagu, main game, sampai menonton TV. Rata rata HP-nya layar lebar, dan dilengkapi antena TV. Sisanya, tidur. Gambar berikut ini diambil saat hari Sabtu (waktu subway lagi sepi - kalo rame, boro boro mau foto)



Berdasarkan pengalaman beberapa kali naik subway, di tiap pemberhentian pasti ada pengumuman dalam bahasa Inggris, ada yang pake bahasa Mandarin & Jepang juga (tapi ngga semua kereta). Ada juga layar monitor yang menuliskan exit berikut, tapi pernah sekali, tulisan itu ngga up date, terlambat 2 - 3 exit dengan aktualnya. Jadi lebih baik pay attention sama pengumuman suara. Ohya, kalo dapet duduk enak banget... bangku-nya dilengkapi penghangat... hmmm... enak deh, suhu lagi dingin dingin, tapi pantat berasa angeeetttt he he he

Sampai di Jamsil, begitu turun subway, hal yg paling pasti dilakukan orang Indo, sehabis empet empetan adalah: periksa dompet, HP dan barang bawaan lainnya Sepenglihatan gue sih, cuma gue dan Bernard yang begitu Orang Korea ngga ada yang meriksa apapun. Inilah habit orang Indo, bahkan sudah refleks

Lotte World adalah semacam amusement center, pusat hiburan. Harus beli tiket untuk masuk, sekitar 150an rupiah, makin malam, makin murah tiketnya, karena waktu main makin pendek. Gue ngga masuk, jadi ngga tau ada apa di dalam sana. Yang keliatan dari luar, ada ice-skatting, ada komedi putar berbentuk balon di langit langit gedung. Intinya mainan dan hiburan anak anak. Di luar-nya banyak toko souvenir, resto, dan pusat belanja juga ada, komplit.



Kita sempet makan siang di Chinese Food Mei Wei di luar sekitaran kompleks Lotte World. Bosen juga dengan makanan Korea, akhirnya nyoba Chinese Food. Ternyata Chinese Food-nya juga ala Korea. Pesanan kita nasi goreng seafood dengan saos hitam (entah apa itu) dan mie kuah seafood. Habis KRW 13,500 (IDR 135K) berdua. Begini penampakannya:



Belakangan baru tau, kalo di Korea, saos hitam itu identik dengan Chinese Food. Orang Korea sendiri mengakui, "you couldn't fine this in China, it's Chinese Food Korean way" Kurang lebih kayak mie ayam di Indonesia, mie rebus (ala Chinese) di sana juga berkreasi sendiri, yaitu pake saos hitam.

Abis makan, dilanjutkan dengan jalan jalan di sekitaran Lotte World. Melihat maskot Lotte World: Lotty & Lorry (mirip anak musang), ada Folk Museum dan Korean Traditional Market. Sempet narsis sebentar disana. Trus, setelah mampir di Lotte Market belanja snack & minuman, balik ke hotel deh, naik subway lagi. Sekitar jam 10 malam, subway masih beroperasi sampai 11.30 malam





Sampai di Hotel, di atas meja disajikan 2 macam buah buahan. Satunya jeruk (jeruk mandarin), satunya lagi, warnanya merah spt tomat. Tadinya gue merasa aneh juga, masak tamu disajikan tomat mentah. Tapi makin diperhatikan kok bukan tomat ya?? Buah apa gerangan?? Yo wis dicicip ajah...



Jreng jreng, ternyata... rasanya manis, teksturnya pekat, kayak makan manisan lempok (dari Bangka) tapi ini lebih ber-air, lebih lembut. Dalam sekejap buah 2 biji itu langsung ludes ngga bersisa Besok mau tanya temen temen Korea ah, apa ya nama buah merah, manis dan enak ini...?

Cerita Korea Day Four : Belanja di DongDaeMun Market dan nyicipin Korean street food, langsung dari jalanan !

Update: Dapet nih nama buah-nya dari sesama blogger Indonesia yg tinggal di Korea Selatan... Namanya sis TriYani (klik). Ini jawabannya: