Day 4, Rabu 18 Nov 2009, hari ini dimulai dengan sarapan pagi di tempat yg sama dengan kemaren, Freshville. Tapi kali ini coba pesen yang sedikit beda dari kemaren, soalnya ada gambar baru (poster) di depan toko. Ada juga model 3D makanan nya, mungkin gara gara kemaren dia bingung layanin kita, jadi dibuatlah model model itu (GR mode on )
Pesanan hari ini berupa daging sapi irisan tipis dengan lobak (juga iris tipis) dan toge dalam kuantiti yang besar. Sbg pelengkapnya ada telor ceplok dan ikan asin, masing masing di piring yg berbeda. Harganya KRW 5000 seporsi (lebih mahal dari ramen, KRW 3,500). Lebih mahal, tapi soal rasa, kok lebih enak ramen ya?
Siangnya, kita diajak makan siang kali ini oleh para Manager di Divisi Finance, kalo kemaren2 bos-nya yang nemenin, hari ini sama anak buahnya, katanya, supaya lebih akrab Ada Kei (Accounting Manager), YoungTak (Logistic) dan JoonKi (IT). Mereka orang orang yang ramah, most orang Korea adalah orang yg ramah
Diajaklah kita makan di tempat yg sama waktu dinner Korean BBQ (hari Senin), tapi kali ini dengan menu ala carte. Awalnya agak bingung mereka mau pesenin kita apa. Pas ada yg ngusulin Bibimbap, gue langsung setuju soalnya masak nyoba Bibimbap cuma di pesawat? Biasanya kan makanan di pesawat standard-nya beda dengan si luaran. Jadi langsung gue terima tawaran itu.
Bibimbap tak lain adalah nasi campur ala Korea. Isinya daging sapi cincang, sayur bayam (?), toge, lobak diiris tipis dan ada wijennya. Dressingnya di kasih cabe dengan aroma lada yang kental. Semua itu lalu diaduk aduk dulu sebelum makan. Mereka terus menerus menekankan kalau harus diaduk dulu sebelum makan, seolah olah kalau ngga diaduk dulu bukan Bibimbap namanya.
Pas nyoba... walah... ngga enak. Nasinya dingin, sayur dan lauk juga bukan dalam keadaan hangat. Rasanya plain banget. Gue coba tolong dengan menambah cabe lada hitam-nya... wualah... malah tambah hancurrr. Kalo Bibimbap di Indo rasanya enak, pastilah itu sudah modifikasi dari aslinya agar bisa diterima (dan digemari) di Indonesia. Beberapa orang Korea teman kita mengaku salah satu makanan fav mereka adalah bibimbap, alasannya, mereka ngga doyan makan sayur, nah dengan makan bibimbap mereka makan sayur campur yg lain jadi ngga berasa... Tetep, bagi gue: Ngga enak ! Mereka belum pernah makan daun singkong pake sambel rendang sih he he he
Malam-nya, seperti sudah rencana (dan sudah gatel ), it's shopping time ! Seoul terkenal dengan night marketnya, DongDaeMun, toko toko disini, katanya, ada yg buka sampai jam 4 pagi. Menuju ke sana, lagi lagi transport yg paling mudah dan nyaman adalah subway. Pada gambar diatas, dari Samseong ikutin Line 2 ke DongDaeMun Stadium (bukan exit DongDaeMun). Agak jauh (sekitar 1/2 jam) tapi masih satu line, jadi ngga transfer ke line lain.
DongDaeMun adalah nama suatu wilayah yg kebetulan banyak 'shopping mall'-nya, ada Hallo AMPM, Migliore, Good Morning City (brand new), Doota ! (boutique mahal), Pyoung Hwa (grosir) dan DongDaeMun shooping complex (grosir juga - tutup jam 5 sore). Not to mention, kios kios kecil di luaran dan ruko ruko yang berjejer di dalam gang gang. Ruame banget.
Pertama kali ke sini kita agak kebingungan, karena nothing like we've ever read in the internet. Sebelum ke sini, kita riset kecil kecilan, tempat belanja mana yg paling hot (baca: murah) di Seoul. Semua web yg kita kunjungi bercerita hal yg hampir seragam dan seolah pusat belanjanya hanya 1 gedung dengan pembagian segmen pria, wanita, anak2 masing masing lantai. Sehingga mindset kita adalah look for only one building, yg kita expect mirip mirip ITC Mangga Dua tapi dengan tulisan "DongDaeMun". Tadinya kita sangka adalah DongDaeMun shopping complex (karena cuma ini yg ada tulisan DongDaeMun), ternyata bukan, karena tutupnya aja jam 5 sore.
Untung berbekal info dari temen orang Korea, dia recommend ke Migliore aja. Dan bener aja, di dalamnya ruame. Lantai dasar (1), 2 dan 3 khusus cewe, lantai 4 dan 5 cowo, lantai 6 dan 7 untuk lain lain (tas, souvenir, kacamata, sepatu, dll). Sudah bisa ditebak, yang paling rame di lantai cewe cewe Tempatnya berupa kios kios mirip banget sama di ITC.
Trus, dasar kita bapak bapak, yg pertama dicari adalah: mana ya yg khusus jualan untuk anak anak? Udah naik sampai lantai 7 baru 'ngeh' kalo ternyata masih ada basement 1 dan 2 yang khusus jualan produk anak. Sampai di sana, masih bingung lagi... ternyata ngga banyak yg bisa dibeli karena dagangannya pakaian musim dingin semua, yg notabene ngga cocok dipake di Indonesia (apalagi kota panas macam Jakarta). Tapi, dasar semangad belanja udah menggebu, akhirnya beli juga baju hangat, kaos, dan rok mungil buat si Kelly Untuk 2 item itu harus keluar kocek KRW 59,000 alias IDR 590K... sayang anak...sayang anak... Walaupun mahal, gue akui kualitasnya bagus dan gue suka banget dengan modelnya
Dari harganya, memang Korea ngga murah, udah beli di tempat yg konon paling murah dan udah nawar 1/2 harga, masih dapet harga segitu. Bandingkan dengan di China yg barangnya murah murah, contoh: 2 rok gaul dan fashionable buat Nat (beli di Nanning 2 tahun lalu, sampai skrg masih dipakai dan bagus), cuma 'menguras' dompet sebesar RMB 89 alias kurang dari IDR 150K. Kesimpulannya: Korea bukan surga bagi pemburu belanjaan murah (kayak gue)
Kalau Bernard, abis belanja baju, celana dan jacket buat anaknya (co), masih sibuk cari tas karakter Pororo yg memang kegemaran anaknya. Pororo memang kartun Korea yg tiap hari diputar di ANTV (jam 7 pagi - Kelly juga suka nonton). Tas kecil dengan kepala Pororo di belakang dibandrol KRW 320 (IDR 320K). Tawaran paling murah mau dia lepas dengan KWR 270. Bernard ngga jadi beli Sama nyari sepatu karakter Pororo yang bisa nyala. Seantero Migliore kita obok obok ngga ketemu
Ohya, yang paling menyenangkan jalan jalan malam dingin dingin begini adalah nyemil Korean street food Berupa tusukan (kayak sate), bisa kentang atau sosis yg goreng ataupun yang celup di kuah panas. Di udara dingin begini, makanan gini nih yg bikin hangat perut (karena disiram saos cabe) dan rasanya yummiiieeee
Harganya setusuk KRW 1,500 - 2,000 (IDR 15K s/d 20K), lagi lagi, ngga murah tapi enak lho
Makan malam disini kita agak kerepotan karena ngga tau harus makan di mana. Sepenglihatan kita tempat jualan baju & aksesoris semua. Dikit banget yg jualan makan. Maka, begitu melihat satu ruko kecil nan sempit yang ada gambar makanannya, tanpa pikir panjang (karena perut meronta ronta), maka masuklah kita. Masuknya pake turun tangga dulu, sempit lagi.
Pas masuk, disambut "Anyonghaseo" kita diem aja. Si pemilik langsung pikir kita orang Chinese, langsung deh dia ngerocos dengan bahasa Mandarin. Dan inilah untungnya gue menguasai (sedikit) bahasa (percakapan mudah) dalam bahasa Mandarin. Melihat gue berkali kali terjemahin omongan dia ke Bernard, si waitres ngga kuasa bertanya: "kok dia ngga bisa mandarin, lu bisa". Hehe, setelah dijelaskan kita orang Indonesia, baru ngerti dia. Ngobrol punya ngobrol, yg punya resto itu ternyata orang China daratan yg udah setahun usaha di Seoul. Menu dia pun mirip mirip chinese food.
Kita pesan nasi goreng seafood dan semacam wontoon. Dua dua-nya yummy. Nasi gorengnya ditaburi wijen dan seafoodnya banyak. Wontonnya juga porsi gede (sampe gue ngga habis! ), rasanya mantap dan yg penting hangat (banyak cabe rawitnya!)
In overall, hari ini cukup puas. Belanjaan dapet, walaupun baru untuk Kelly. Hawa dinginnya yang ngga tahan. Katanya besok ada kemungkinan turun salju. Dengan suhu hari ini minus 4 derajat C, rasanya bukan hal yg mustahil besok berkesempatan melihat salju. Tapi antara pengan ngga pengen... Pengen (mupeng banget) karena bisa jadi pertama kali melihat dan menggenggam salju. Tapi rasa kuatir menjadi jadi kalo inget hawa dingiiiinnya... Entahlah, antara pengen ngga pengen... kayaknya lebih kuat perasaan pengen !! Semoga besok kejadian
Ohya, soal buah merah yg kemaren, ditanya ke temen2 Korea, mereka juga ngga tau apa nama latinnya. Mereka tau nya dalam bhs Korea. Apa boleh buat. Menjadi tetep misterius deh buat kita
Korea Day 5: Bulgogi di salah satu best Korean restaurant in Seoul... + Jackie's Kitchen (restaurannya Jacky Cen)... Salju...? Tungga aja cerita besok...
Pesanan hari ini berupa daging sapi irisan tipis dengan lobak (juga iris tipis) dan toge dalam kuantiti yang besar. Sbg pelengkapnya ada telor ceplok dan ikan asin, masing masing di piring yg berbeda. Harganya KRW 5000 seporsi (lebih mahal dari ramen, KRW 3,500). Lebih mahal, tapi soal rasa, kok lebih enak ramen ya?
Siangnya, kita diajak makan siang kali ini oleh para Manager di Divisi Finance, kalo kemaren2 bos-nya yang nemenin, hari ini sama anak buahnya, katanya, supaya lebih akrab Ada Kei (Accounting Manager), YoungTak (Logistic) dan JoonKi (IT). Mereka orang orang yang ramah, most orang Korea adalah orang yg ramah
Diajaklah kita makan di tempat yg sama waktu dinner Korean BBQ (hari Senin), tapi kali ini dengan menu ala carte. Awalnya agak bingung mereka mau pesenin kita apa. Pas ada yg ngusulin Bibimbap, gue langsung setuju soalnya masak nyoba Bibimbap cuma di pesawat? Biasanya kan makanan di pesawat standard-nya beda dengan si luaran. Jadi langsung gue terima tawaran itu.
Bibimbap tak lain adalah nasi campur ala Korea. Isinya daging sapi cincang, sayur bayam (?), toge, lobak diiris tipis dan ada wijennya. Dressingnya di kasih cabe dengan aroma lada yang kental. Semua itu lalu diaduk aduk dulu sebelum makan. Mereka terus menerus menekankan kalau harus diaduk dulu sebelum makan, seolah olah kalau ngga diaduk dulu bukan Bibimbap namanya.
Pas nyoba... walah... ngga enak. Nasinya dingin, sayur dan lauk juga bukan dalam keadaan hangat. Rasanya plain banget. Gue coba tolong dengan menambah cabe lada hitam-nya... wualah... malah tambah hancurrr. Kalo Bibimbap di Indo rasanya enak, pastilah itu sudah modifikasi dari aslinya agar bisa diterima (dan digemari) di Indonesia. Beberapa orang Korea teman kita mengaku salah satu makanan fav mereka adalah bibimbap, alasannya, mereka ngga doyan makan sayur, nah dengan makan bibimbap mereka makan sayur campur yg lain jadi ngga berasa... Tetep, bagi gue: Ngga enak ! Mereka belum pernah makan daun singkong pake sambel rendang sih he he he
Malam-nya, seperti sudah rencana (dan sudah gatel ), it's shopping time ! Seoul terkenal dengan night marketnya, DongDaeMun, toko toko disini, katanya, ada yg buka sampai jam 4 pagi. Menuju ke sana, lagi lagi transport yg paling mudah dan nyaman adalah subway. Pada gambar diatas, dari Samseong ikutin Line 2 ke DongDaeMun Stadium (bukan exit DongDaeMun). Agak jauh (sekitar 1/2 jam) tapi masih satu line, jadi ngga transfer ke line lain.
DongDaeMun adalah nama suatu wilayah yg kebetulan banyak 'shopping mall'-nya, ada Hallo AMPM, Migliore, Good Morning City (brand new), Doota ! (boutique mahal), Pyoung Hwa (grosir) dan DongDaeMun shooping complex (grosir juga - tutup jam 5 sore). Not to mention, kios kios kecil di luaran dan ruko ruko yang berjejer di dalam gang gang. Ruame banget.
Pertama kali ke sini kita agak kebingungan, karena nothing like we've ever read in the internet. Sebelum ke sini, kita riset kecil kecilan, tempat belanja mana yg paling hot (baca: murah) di Seoul. Semua web yg kita kunjungi bercerita hal yg hampir seragam dan seolah pusat belanjanya hanya 1 gedung dengan pembagian segmen pria, wanita, anak2 masing masing lantai. Sehingga mindset kita adalah look for only one building, yg kita expect mirip mirip ITC Mangga Dua tapi dengan tulisan "DongDaeMun". Tadinya kita sangka adalah DongDaeMun shopping complex (karena cuma ini yg ada tulisan DongDaeMun), ternyata bukan, karena tutupnya aja jam 5 sore.
Untung berbekal info dari temen orang Korea, dia recommend ke Migliore aja. Dan bener aja, di dalamnya ruame. Lantai dasar (1), 2 dan 3 khusus cewe, lantai 4 dan 5 cowo, lantai 6 dan 7 untuk lain lain (tas, souvenir, kacamata, sepatu, dll). Sudah bisa ditebak, yang paling rame di lantai cewe cewe Tempatnya berupa kios kios mirip banget sama di ITC.
Trus, dasar kita bapak bapak, yg pertama dicari adalah: mana ya yg khusus jualan untuk anak anak? Udah naik sampai lantai 7 baru 'ngeh' kalo ternyata masih ada basement 1 dan 2 yang khusus jualan produk anak. Sampai di sana, masih bingung lagi... ternyata ngga banyak yg bisa dibeli karena dagangannya pakaian musim dingin semua, yg notabene ngga cocok dipake di Indonesia (apalagi kota panas macam Jakarta). Tapi, dasar semangad belanja udah menggebu, akhirnya beli juga baju hangat, kaos, dan rok mungil buat si Kelly Untuk 2 item itu harus keluar kocek KRW 59,000 alias IDR 590K... sayang anak...sayang anak... Walaupun mahal, gue akui kualitasnya bagus dan gue suka banget dengan modelnya
Dari harganya, memang Korea ngga murah, udah beli di tempat yg konon paling murah dan udah nawar 1/2 harga, masih dapet harga segitu. Bandingkan dengan di China yg barangnya murah murah, contoh: 2 rok gaul dan fashionable buat Nat (beli di Nanning 2 tahun lalu, sampai skrg masih dipakai dan bagus), cuma 'menguras' dompet sebesar RMB 89 alias kurang dari IDR 150K. Kesimpulannya: Korea bukan surga bagi pemburu belanjaan murah (kayak gue)
Kalau Bernard, abis belanja baju, celana dan jacket buat anaknya (co), masih sibuk cari tas karakter Pororo yg memang kegemaran anaknya. Pororo memang kartun Korea yg tiap hari diputar di ANTV (jam 7 pagi - Kelly juga suka nonton). Tas kecil dengan kepala Pororo di belakang dibandrol KRW 320 (IDR 320K). Tawaran paling murah mau dia lepas dengan KWR 270. Bernard ngga jadi beli Sama nyari sepatu karakter Pororo yang bisa nyala. Seantero Migliore kita obok obok ngga ketemu
Ohya, yang paling menyenangkan jalan jalan malam dingin dingin begini adalah nyemil Korean street food Berupa tusukan (kayak sate), bisa kentang atau sosis yg goreng ataupun yang celup di kuah panas. Di udara dingin begini, makanan gini nih yg bikin hangat perut (karena disiram saos cabe) dan rasanya yummiiieeee
Harganya setusuk KRW 1,500 - 2,000 (IDR 15K s/d 20K), lagi lagi, ngga murah tapi enak lho
Makan malam disini kita agak kerepotan karena ngga tau harus makan di mana. Sepenglihatan kita tempat jualan baju & aksesoris semua. Dikit banget yg jualan makan. Maka, begitu melihat satu ruko kecil nan sempit yang ada gambar makanannya, tanpa pikir panjang (karena perut meronta ronta), maka masuklah kita. Masuknya pake turun tangga dulu, sempit lagi.
Pas masuk, disambut "Anyonghaseo" kita diem aja. Si pemilik langsung pikir kita orang Chinese, langsung deh dia ngerocos dengan bahasa Mandarin. Dan inilah untungnya gue menguasai (sedikit) bahasa (percakapan mudah) dalam bahasa Mandarin. Melihat gue berkali kali terjemahin omongan dia ke Bernard, si waitres ngga kuasa bertanya: "kok dia ngga bisa mandarin, lu bisa". Hehe, setelah dijelaskan kita orang Indonesia, baru ngerti dia. Ngobrol punya ngobrol, yg punya resto itu ternyata orang China daratan yg udah setahun usaha di Seoul. Menu dia pun mirip mirip chinese food.
Kita pesan nasi goreng seafood dan semacam wontoon. Dua dua-nya yummy. Nasi gorengnya ditaburi wijen dan seafoodnya banyak. Wontonnya juga porsi gede (sampe gue ngga habis! ), rasanya mantap dan yg penting hangat (banyak cabe rawitnya!)
In overall, hari ini cukup puas. Belanjaan dapet, walaupun baru untuk Kelly. Hawa dinginnya yang ngga tahan. Katanya besok ada kemungkinan turun salju. Dengan suhu hari ini minus 4 derajat C, rasanya bukan hal yg mustahil besok berkesempatan melihat salju. Tapi antara pengan ngga pengen... Pengen (mupeng banget) karena bisa jadi pertama kali melihat dan menggenggam salju. Tapi rasa kuatir menjadi jadi kalo inget hawa dingiiiinnya... Entahlah, antara pengen ngga pengen... kayaknya lebih kuat perasaan pengen !! Semoga besok kejadian
Ohya, soal buah merah yg kemaren, ditanya ke temen2 Korea, mereka juga ngga tau apa nama latinnya. Mereka tau nya dalam bhs Korea. Apa boleh buat. Menjadi tetep misterius deh buat kita
Korea Day 5: Bulgogi di salah satu best Korean restaurant in Seoul... + Jackie's Kitchen (restaurannya Jacky Cen)... Salju...? Tungga aja cerita besok...
4 komentar:
Hah? masa sih bibimbab itu gak enak di sana hikssss, jangan2 emang yang di resto itu aja kali. Di istana korea yang masih sdkt otentik enak kok hehe... sori nih maksa, soalnya kesukaan gua:)
Ck..ck, bajunya mahal:(
liat penampakan aja g dah krg sregg makanan korea . Ga enak Di ! enakan makanan cina hue222
ember Bibimbap g blg ga enak , aneh enakan nasi campur INdo yg aneka ragam , mustinya ada telur mentahnya yah , trus nasi panas spy diaduk2 telur jadi mateng . G mkn di Venetian Macao di Rset Dae Jang Geum Bibimbap kagak enak hikssss !!
Ember shopping disana mahal tapi kwalitas brg bgs sih !
Oh iya di pelem2 korea g liat Bibimbap dimakan dingin2 tuh , ember kali ada gaya hot & cold kali hi222
dipelem malah lbh gila makan di waskom gede banget di campur2 n aduk2 kae makanan doggie wkwwkkkkk
@ Elisa: gue blm pernah makan Korean food di Indo (krn memang gak tertarik) jadi ngga punya perbandingan :( Tapi gue udah makan bibimbap 2x di tempat berbeda (di Korea) dan 2-2nya tidak enak... gmn dong..? :(
@ Veny: Ember Ven, kayak makanan doggy he he he, tapi orang lokal lahap banget makannya, gue jadi berusaha supaya keliatan makannya menikmati padahal tersiksa hua ha ha
Posting Komentar