Bakut MUMU Karawaci

Ini juga yang Papa dan Mama terngiang ngiang selalu pengen makan lagi. Waktu visit pertama, pas perjalanan ke sana, Mama sempat mengeluh jauh amat tempatnya. Gue meyakinkan mereka bahwa ngga jauh kok, Serpong kan hanya 2 langkah kaki dari Kalideres (perbatasan Jakarta - Tangerang) Saking keselnya Mama sampai 'ngoceh' begini: "hmm, musti inget nih lain kali, kalau si Andi bilang deket .... deket versi dia tuh kayak apa" Memang perjalanan memakan waktu hampir 1 jam (yang mana bagi orang Jakarta adalah biasa, bagi Mama yang biasa di Bangka, terasa jauuuhhh sekali) Eh, pas sampe sana dan udah nyicip bagaimana enaknya Bakut Mumu... "Ma, jauh ngga Ma?" jawabannya ngga pernah gue lupain: "...biar jauh juga musti dateng..."

Kali ini gue mau agak mengganti suasana. Kalau kemaren sempat nyicip yang di Serpong, kali ini gue ajak ke Karawaci. Kalau di Serpong itu dedicated ruko, disini nyampur sama resto lain ala Pujasera gitu. Gue lupa nama tempatnya, pokoknya ngga jauh setelah keluar tol Karawaci.

Tempatnya cukup luas dan cozy. Beberapa resto ada di bagian luar, yang lainnya (lebih banyak) di dalam, melingkari sebuah lapangan berbentuk bulat. Mungkin kalau malam ada live show di lapangan itu. Bakut MUMU letaknya di dalam (menyeberangi lapangan). Kiosnya kecil, karena memang digabung tempat makannya dengan kios lain. Pujaseranya juga nyaman, luas, ada kolam ikan segala. Sehingga James bisa main main ikan disana. Iya, selain Papa Mama Natz dan Kelly, kita juga ajak James (ponakan), karena Sabtu Papa Mamanya kerja, kasian juga tinggal di rumah sendirian.



Papa pesan Bakut Bakar. Ternyata ada menu baru yaitu Bakut daging bakar, yang katanya, lebih banyak dagingnya. Pas gue liat dagingnya sih (daging bekunya-sebelum dimasak) banyakan lemak. Ya udah, tetep pesanan awal Bakut Bakar. Konon, daging yang makin dekat tulang itulah yang paling enak. Belum lagi tulang mudanya yang bisa dimakan



Kalau Mama, terngiang sama Sop Bakutnya yang orisinil. Asinnya pas (pake sayur asin), dagingnya pun lembut dengan kuantitas yang pas pula.



Sedangkan James, merengek rengek minta Babi goreng. Babi goreng ini, daging babi dibalur tepung roti dan digoreng. Atasnya disiram sedikit mayonese. Yummy juga...



Sedangkan gue dan Natz memesan Nasi rames tenggiri dengan sayur asem di kounter lain.

Pas dateng, icip. Wah.. ternyata ada sedikit kekecewaan dibanding visit sebelumnya di Serpong. Babi goreng dan Bakut bakar masih bisa terbandingkan. Tapi sop bakutnya kalah jauh... bahkan kalah jauh sama masakan Mama sendiri <- kata Papa Tapi komplen yang gue denger dari mereka hanya 1 sih... terlalu asin. Ternyata 1 kekurangan itu merusak seluruh rasa, apalagi dibandingkan dengan yang di Serpong

Pas bayar, + lagi satu kekecewaan, yaitu ternyata lebih mahal 10% akibat dikenakan PPN Yah, maklumlah, tempat makannya resmi sih, bayarnya pun di kasir. 1 kasir untuk semua konter di sana.

In overall, puas juga sih. Apalagi tempatnya juga nyaman. Di samping kita ada 2 bule cewek yang makan nasi rames atau apa gitu. Makanannya masih sisa banyak, sudah tidak kelihatan aktivitas makannya. Hanya mengobrol. Mungkin tujuan mereka memang itu, ngoborol... dan mungkin juga makanannya ngga cocok buat mereka

James sih puas keliatannya, 'memonopoli' babi goreng sendirian Pulangnya, dia asyik main 'cilukba' sama Kelly. Dari 10 kali cilukba 3 kali ditanggepin Kelly, lumayan Itupun si James udah excited banget, sampai cerita berkali kali ke Mamanya

Next: tidak jauh jauh. Makan malam di RM Adenium Citra II extension

Bakut Mumu Serpong lihat di sini (Bakut Mumu - tahan air liurmu!)

Foto di Bakut Mumu Karawaci di sini.