Kucing mungil itu menjerit ketakutan di balik ban mobil. Si nyonya rumah dengan gagang sapu, takut tetapi tega, menyapu si mungil, mengguling gulingkan dia di lantai semen garasi mobilnya. Sampai si mungil tak berdaya, lari mengumpet di lubang selokan. Belum cukup si nyonya rumah 'takut' pada si kucing, diambilnya selang mobil dari suaminya yang sedang mencuci mobil. 'siram pa, siram' teriaknya. Basahlah tubuh mungil itu seketika dan terjebloslah ia ke dalam selokan gelap dan cukup dalam itu. Tak mungkin si mungil bisa merangkak naik, lagipula selokan itu hanya punya 'pintu-pintu' kecil tempat air mengalir masuk. Semua itu disaksikan oleh induknya si mungil yang maju mondar mandir ingin menyelamatkan anaknya tapi perasaan takut lebih menyelimutinya.
Sampai tengah malam, sang induk masih setia menemani anaknya. Ia menangis (meongnya berbeda dengan kucing biasanya), menyayat hati mendengar miaw miaw kecil ketakutan dan tak berdaya-nya si mungil. Beberapa kali ia pingin masuk ke lobang menyelamatkan anaknya, namun apa dayanya. Ia hanya bisa terus menangis, terus bersuara, memberi tahu anaknya, ia tetap di sana, menjaganya segenap daya upaya.
Ini bukan tulisan imajinatif. Kejadiannya kemarin di depan rumah.
Beberapa waktu lalu juga ada a bunch of kucing yang baru lahir, terlantar di tengah hujan. Gue ambil dan gue letakkan di dalam garasi rumah. Beberapa hari kemudian, kucing kucing itu raib. Mungkin dibawa/dibuang oleh tetangga hanya karena suara berisik mereka. Sekarang entah bagaimana nasib mereka. Sama seperti si mungil, lapar, basah, dingin, takut dan tak berdaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar