Memiliki kartu kredit ini layaknya memiliki "pager" dalam lagi "Ti dit ti dit" (Sweet Martabak)-> "...kadang bikin senang, kadang bikin susah, kadang bikin marah..." Jaman sekarang, siapa sih yang ngga punya kartu kredit ? - tanya sebelahmu ...
Bikin senang, jelas, karena ada yang diutangin Banyak merchant yang bekerja sama memberi diskon (kadang sampe 50% bahkan 80%), beberapa tempat makan, yang gue anggap mewah dan agak agak out-of-reach, dengan gagah berani-nya gue singgahi dengan modal kartu kredit terbitan bank tertentu di dompet Begitu juga dengan souvenir waktu aplikasi dan disetujui (dibuktikan dengan berjibunnya boneka di rumah ). Belum lagi point reward yang bisa gue tuker macem macem souvenir, dari tas, mug, voucher belanja dll. Menunggu pesawat pun bisa leluasa di Airport Lounge nan nyaman Gue pernah beli sepatu (>300K) dan sebuah CD lagu (75K) dengan reward rupiah dari suatu kartu kredit, itung itung belanja gratis
Bikin susah dan marah... ow ow ow pasti Dari aplikasi aja udah bikin susah, dari kesusahan yang "ringan" spt ngisi form, fotokopi KTP dan kartu kredit lain sbg referensi, sampai yang bikin jengkel, misalnya diteleponin berkali kali untuk konfirmasi, data ada yg kurang, sampai mencari tau status kartu kita yg ngga tau harus nyari ke mana.
Itu masih yang "ringan ringan". Hal hal tidak enak yang pernah gue alami dengan kartu kredit:
Setiap hari ada 2 - 3 penelepon yang menawarkan fasilitas kartu kredit, KTA (Kredit Tanpa Agunan), Asuransi dan sebagainya. Yang bingung itu mereka dapat no HP gue dari mana? Pasti dari pengajuan kartu kredit gue sebelumnya deh... Dan yang menyebalkan, mereka ngga pernah mau ngaku dapat dari mana. Kadang juga ngga sopan, dengan langsung menanyakan limit kartu kredit tertentu yang kita udah punya, nanya alamat kantor, rumah , no telp, seolah olah kita yang eager mau bikin sama dia. Pernah saking sebalnya gue marahin si penelepon, eh dia malah ngejawab: "saya kan minta dengan sopan Pak". Sopan atau tidak sopan itu data pribadi yang bisa dia gunakan untuk melanjutkan aplikasi sekalipun gue sudah menolaknya. Sopan tapi menipu. Gue mungkin ngga tertipu, tapi bayangkan orang lain yang lebih polos atau belum lama punya Kartu Kredit, kan bisa aja...
Telat bayar. Ini pernah beberapa kali, seingat gue 3x. Penalty-nya sih kecil, hanya 40ribu or something. Tapi bunganya... WOW... 3.5% per bulan (42% per tahun !!! ). Pernah suatu kali bunganya sampai hampir 300ribu gara gara telat bayar 1 hari
Overlimit pemakaian. Ada 1 Kartu Kredit yang aktif banget gue pake, karena kalau pemakaian diatas 30% dari limit dalam setahun, maka tahun berikutnya gratis iuran tahunan. Maka semua tagihan rutin (telepon, HP, listrik, air, asuransi) masuk ke sana. Pernah juga limitnya dinaikkan sepihak, tapi gue minta dibatalin (supaya tetap bisa >30% -> walaupun aktualnya bisa >50%). Nah, kartu ini rawan banget overlimit. Seingat gue pernah 2x over limit dan kena biaya 10ribu setiap kali ada overlimit
Buka-tutup kartu. Gue selalu nyari Kartu Kredit dengan fasilitas free annual fee. Biasanya, free cuma satu tahun (kecuali yang gue sebutin diatas, dengan syarat tertentu bisa free terus). Nah, kalau tiba penghujung masa satu tahun pemakaian, musti ingat ingat untuk menutup kartu tersebut. Kalau di-beri lagi free setahun, lanjut; kalo ngga, ya putus.. Biasanya si mbak bagian penutupan kartu akan bilang gini: "..ngga sayang nih Pak.." trus dengan cepat gue jawab: "saya sih ngga sayang mbak... bank-nya aja yang sayang.. saya sih ngga..." Menilik pada pembayaran gue yang bagus, ngga pernah nunggak, bahkan ngga pernah nyicil, semua dibayar lunas.
Di-black list sama Citibank. Ini dia yang bikin gue paling geram Gue sengaja tulis nama Banknya Dalam suatu percakapan dalam perjalanan ke Anyer, 4 dari 5 orang menyatakan sudah atau akan/dlm proses penutupan kartu Citibank mereka -> karena pelayanan ngga kurang bagus. 1 orang yang ngga (nutup kartu kredit Citibank) itu sopir, yang mana ngga punya kartu kredit. Posisi gue waktu itu (setau gue) sudah menutup kartu. Ngga berapa lama dari itu, gue terima surat dari Citibank. Isinya mengejutkan Bahwa gue menunggak bayar annual fee (300ribu perak) selama 2 bulan dan gue mau diadukan ke Asosiasi Penerbit Kartu Kredit agar nama gue di-black list, sehingga tidak bisa memiliki kartu kredit manapun. WHAT THE F*CK !! Langsung gue teleponin tuh Citibank, marah marah... Ternyata penutupan kartu gue tidak di-follow up (dikonfirmasi) oleh pihak Bank sehingga tetap open (jadi, salah siapa? ) Sejak saat itu gue ngga mau berurusan dengan pihak Citibank alias gue balik mem-black list dia
Tapi gue ngga pernah kapok he he. Kalau ada yang dengan sangat sopan menawarkan kartu kredit, gue akan explore dulu keuntungan apa untuk gue. Kalau cukup worthed, biasanya gue akan tertarik mengajukan aplikasi. Kalau ngga awalnya udah kasar, gue akan tolak dengan kasar juga... "maaf ya, ngga ada waktu" atau "yang ada aja udah saya mau tutup tutupin" atau (isenk ) "jangan deh, pasti ditolak, karena saya suka nunggak". Kalau KTA jawaban paling mujarab adalah: "alhamdulilah mbak, saya belum butuh uang..." biasanya mereka langsung luluh. Kalau udah ngga tahan dengan penelepon yang gigih banget... ya, tutup aja teleponnya. Biasanya dia ngga akan menelepon balik. Tapi itu sangat kasar dan merupakan cara terakhir. Gue sendiri belum pernah sampai begitu. Lebih baik (bagi dia - mungkin) di marah marahi daripada di tutup teleponnya
Ngga, ngga... gue ngga kapok... barusan gue setuju untuk apply kartu kredit baru. 2 lagi Kalau disetujui, total Kartu Kredit gue ada 8 4 diantaranya (kalau 2 yang baru disetujui) Platinum, sisanya GOLD Ada 2 hal yang menjadi a must dari Kartu Kredit yang membuat gue meng-iya-kan: 1) musti free annual fee, dan 2) banyak promo (diskon besar) dan/atau menyediakan fasilitas Airport Lounge.
Bagaimana dengan kamu, ada pengalaman menarik atau buruk dengan Kartu Kredit...?
Bikin senang, jelas, karena ada yang diutangin Banyak merchant yang bekerja sama memberi diskon (kadang sampe 50% bahkan 80%), beberapa tempat makan, yang gue anggap mewah dan agak agak out-of-reach, dengan gagah berani-nya gue singgahi dengan modal kartu kredit terbitan bank tertentu di dompet Begitu juga dengan souvenir waktu aplikasi dan disetujui (dibuktikan dengan berjibunnya boneka di rumah ). Belum lagi point reward yang bisa gue tuker macem macem souvenir, dari tas, mug, voucher belanja dll. Menunggu pesawat pun bisa leluasa di Airport Lounge nan nyaman Gue pernah beli sepatu (>300K) dan sebuah CD lagu (75K) dengan reward rupiah dari suatu kartu kredit, itung itung belanja gratis
Bikin susah dan marah... ow ow ow pasti Dari aplikasi aja udah bikin susah, dari kesusahan yang "ringan" spt ngisi form, fotokopi KTP dan kartu kredit lain sbg referensi, sampai yang bikin jengkel, misalnya diteleponin berkali kali untuk konfirmasi, data ada yg kurang, sampai mencari tau status kartu kita yg ngga tau harus nyari ke mana.
Itu masih yang "ringan ringan". Hal hal tidak enak yang pernah gue alami dengan kartu kredit:
Setiap hari ada 2 - 3 penelepon yang menawarkan fasilitas kartu kredit, KTA (Kredit Tanpa Agunan), Asuransi dan sebagainya. Yang bingung itu mereka dapat no HP gue dari mana? Pasti dari pengajuan kartu kredit gue sebelumnya deh... Dan yang menyebalkan, mereka ngga pernah mau ngaku dapat dari mana. Kadang juga ngga sopan, dengan langsung menanyakan limit kartu kredit tertentu yang kita udah punya, nanya alamat kantor, rumah , no telp, seolah olah kita yang eager mau bikin sama dia. Pernah saking sebalnya gue marahin si penelepon, eh dia malah ngejawab: "saya kan minta dengan sopan Pak". Sopan atau tidak sopan itu data pribadi yang bisa dia gunakan untuk melanjutkan aplikasi sekalipun gue sudah menolaknya. Sopan tapi menipu. Gue mungkin ngga tertipu, tapi bayangkan orang lain yang lebih polos atau belum lama punya Kartu Kredit, kan bisa aja...
Telat bayar. Ini pernah beberapa kali, seingat gue 3x. Penalty-nya sih kecil, hanya 40ribu or something. Tapi bunganya... WOW... 3.5% per bulan (42% per tahun !!! ). Pernah suatu kali bunganya sampai hampir 300ribu gara gara telat bayar 1 hari
Overlimit pemakaian. Ada 1 Kartu Kredit yang aktif banget gue pake, karena kalau pemakaian diatas 30% dari limit dalam setahun, maka tahun berikutnya gratis iuran tahunan. Maka semua tagihan rutin (telepon, HP, listrik, air, asuransi) masuk ke sana. Pernah juga limitnya dinaikkan sepihak, tapi gue minta dibatalin (supaya tetap bisa >30% -> walaupun aktualnya bisa >50%). Nah, kartu ini rawan banget overlimit. Seingat gue pernah 2x over limit dan kena biaya 10ribu setiap kali ada overlimit
Buka-tutup kartu. Gue selalu nyari Kartu Kredit dengan fasilitas free annual fee. Biasanya, free cuma satu tahun (kecuali yang gue sebutin diatas, dengan syarat tertentu bisa free terus). Nah, kalau tiba penghujung masa satu tahun pemakaian, musti ingat ingat untuk menutup kartu tersebut. Kalau di-beri lagi free setahun, lanjut; kalo ngga, ya putus.. Biasanya si mbak bagian penutupan kartu akan bilang gini: "..ngga sayang nih Pak.." trus dengan cepat gue jawab: "saya sih ngga sayang mbak... bank-nya aja yang sayang.. saya sih ngga..." Menilik pada pembayaran gue yang bagus, ngga pernah nunggak, bahkan ngga pernah nyicil, semua dibayar lunas.
Di-black list sama Citibank. Ini dia yang bikin gue paling geram Gue sengaja tulis nama Banknya Dalam suatu percakapan dalam perjalanan ke Anyer, 4 dari 5 orang menyatakan sudah atau akan/dlm proses penutupan kartu Citibank mereka -> karena pelayanan ngga kurang bagus. 1 orang yang ngga (nutup kartu kredit Citibank) itu sopir, yang mana ngga punya kartu kredit. Posisi gue waktu itu (setau gue) sudah menutup kartu. Ngga berapa lama dari itu, gue terima surat dari Citibank. Isinya mengejutkan Bahwa gue menunggak bayar annual fee (300ribu perak) selama 2 bulan dan gue mau diadukan ke Asosiasi Penerbit Kartu Kredit agar nama gue di-black list, sehingga tidak bisa memiliki kartu kredit manapun. WHAT THE F*CK !! Langsung gue teleponin tuh Citibank, marah marah... Ternyata penutupan kartu gue tidak di-follow up (dikonfirmasi) oleh pihak Bank sehingga tetap open (jadi, salah siapa? ) Sejak saat itu gue ngga mau berurusan dengan pihak Citibank alias gue balik mem-black list dia
Tapi gue ngga pernah kapok he he. Kalau ada yang dengan sangat sopan menawarkan kartu kredit, gue akan explore dulu keuntungan apa untuk gue. Kalau cukup worthed, biasanya gue akan tertarik mengajukan aplikasi. Kalau ngga awalnya udah kasar, gue akan tolak dengan kasar juga... "maaf ya, ngga ada waktu" atau "yang ada aja udah saya mau tutup tutupin" atau (isenk ) "jangan deh, pasti ditolak, karena saya suka nunggak". Kalau KTA jawaban paling mujarab adalah: "alhamdulilah mbak, saya belum butuh uang..." biasanya mereka langsung luluh. Kalau udah ngga tahan dengan penelepon yang gigih banget... ya, tutup aja teleponnya. Biasanya dia ngga akan menelepon balik. Tapi itu sangat kasar dan merupakan cara terakhir. Gue sendiri belum pernah sampai begitu. Lebih baik (bagi dia - mungkin) di marah marahi daripada di tutup teleponnya
Ngga, ngga... gue ngga kapok... barusan gue setuju untuk apply kartu kredit baru. 2 lagi Kalau disetujui, total Kartu Kredit gue ada 8 4 diantaranya (kalau 2 yang baru disetujui) Platinum, sisanya GOLD Ada 2 hal yang menjadi a must dari Kartu Kredit yang membuat gue meng-iya-kan: 1) musti free annual fee, dan 2) banyak promo (diskon besar) dan/atau menyediakan fasilitas Airport Lounge.
Bagaimana dengan kamu, ada pengalaman menarik atau buruk dengan Kartu Kredit...?
Barusan ini diteleponin salah satu penerbit Kartu Kredit (yang gue udah punya), katanya ada billing yang belum gue selesaikan... ternyata annual fee, dan ketika gue minta di-waive, langsung disetujui. Karena kartunya Platinum, annual fee-nya 750ribu lho, di waive !! Bravo untuk Bank S... he he he
1 komentar:
Bank S?
Sitibank?
Posting Komentar