Jam 7.30 malam waktu Italia, masih terang spt jam 4 sore di Jakarta.
Inilah yg gue ingin nikmati... Duduk hampir gak ngelakuinapa- apa, di ruang publik yg nyaman dan tenang, jauh dari hiruk pikuk kotabesar dan kerumunan turis. Gue duduk di rindangnya pepohonan di Piaza San Francesco,kota kecil Siena, menulis blog ini. Persis didepan gue sepasang opa oma juga doing nothing selain mengobrol kecil. Sebelah kanan gue, arena bermain anak2, perosotan kayu, jungkat jungkit dll. 3 anak gadis kecil bermain riang. Teriakan lucu dan tawa mereka dalam bahasa Italy sama sekali tidak mengganggu pengunjung lainnya. Tampak sepasang muda mudi saling berkasih. Sesekali ada turis yg lewat, namun tak ada yg singgah. Inilah yg gue inginkan,duduk dekat dengan penduduk lokal dan enjoy keseharian mereka. Ada perasaan nikmat dibanding sejam yg lalu gue duduk, juga hampir gak ngelakuin apa2 dipusatnya turis berkumpul, di del Campo.
Piaza San Francesco terletak tepat di ujung via (jalan) dei Rossi. Tidak ada turis yg sudi datang kesini. Via dei Rossi no 77 adalah tempat gue menginap. Di gang yg tenang ini, ice cream terenak dikota berada, Gelateria Kopa Kabana. Saking enaknya gue beli 2 kali, pergi dan baliknya. Sampai malam jam 10, gue perhatiin dari kamar, masih aja orang masuk sana beli gelate (ice cream).
Siena Central adalah pusat wisata kota Siena, merupakan kota tua yg dikelilingi tembok. Kebayang, jaman dulu, inilah kotanya, dan diluar adalah kehidupan yg peradabannya berbeda. Di dalamnya penuh bagunan tua yg menawarkan suasana seperti masuk ke lorong waktu, tak ada yg tidak kuno disini, sejauh mata memandang, hanya ada bangunan dari masa lalu, yang terpelihara dgn baik, termasuk tempat gue menginap.
Berbeda dgn Roma yg tidak menawarkan tempat berteduh, dinding2 masa lalu Siena sekaligus memberi perlindungan terhadap terik matahari. Disini walaupun udara panas, namun tidak gosong karena selalu ada tempat teduh.
Di dalam Central Siena, terdapat 2 pusat turis yg wajib didatangi. Piaza del Campo dan Piaza Duomo, dimana Gereja yg amat agung, Santa Maria Della Scalla berada. Keduanya dipisahkan jalan utama via Dei Citta.
Mari, gue bawa menjelajah petualangan gue mulai dari Roma menuju Siena...
ROMA to FIRENZE
ROMA to FIRENZE
Diawali dari naik Metro (subway) dari via Cavour menuju Roma Termini dgn 2 koper dan satu tas. Semua baju untuk 2 hari sudah masuk tas. 2 koper akan titip di Firenze Santa Maria Novela (stasiun utama di kota Florence). Dari subway ke terminal utama Termini tidak terintegrate, sehingga harus nongol dulu ke permukaan, baru kelihatan stasiunnya. Pake nyebrang dulu lagi, bawa2 2 koper repot bener. Sampai Termini, walaupun sudah ada tiket Roma- Firenze SMN, daripada salah mending tanya dulu ke informasi. Jangan lupa ambil nomor antrian dulu untuk ke informasi. Ibu2 Amrik depan gue disuruh ngantri ulang karena tidak mengambil nomor antrian. Ternyata tiket online gue itu sudah sah, tidak harus tukar boarding pass atau semacamnya, karena awalnya gue ragu juga tiket gue kertas sedangkan orang lain kyk boarding pass, kirain perlu ditukar dulu. Ternyata tinggal jalan menuju ke platform, ada sekitar belasan platform, tunggu aja disana, sambil liat2 electronic board yg ada di depan platform. Sktr 10 menit sebelum train jalan, nomor platform akan muncul, maka ke sanalah harus berdiri.
Tiket online gue sudah ada seat (gue pilih sendiri, no8A), sedangkan gerbongnya (bhs onlinenya Coaches) sudah ditentukan. Gue di Coaches 7, yg ternyata gerbong terakhir.
Masuk, tarok tas dan dikasih majalah untuk bacaan dijalan. Perjalanan 1 1/2 jam itu, nyaman, gue bahkan sempet tulis blog,keretanya enak dan gak goyang2 bgt. Kecepatannya > 120 km/jam. Pemandangan juga ok. Berangkat on time 8.20 tepat banget jalannya.
Sampai Firenze SMN hanya 1 stop. Kereta ini adalah kereta menuju Venezia. Di Firenze byk yg turun. Begitu turun, yg pertama gue lakukan adalah mencari bagage deposit. Kedua tas ini mau gue titip disitu. Sedianya hanya satu yg titip disini, satu lagi titip di Schiphol (Amsterdam), namun karena kurang persiapan, membuat gue harus bawa semua koper ke Italy.
Mencari bagage deposit, yg pertama gue lakukan adalah mencari bagian informasi. Namun malangnya, si kantor informasi ini, tulisannya gede, tapi kantornya kosong, kyk lagi renov. Untung cari2, dapet juga tempat bertanya, di tempat yg kyknya bank. Ditunjukin kalo titip bagasi, ke platform no16, disana bagage depositnya. Ok langsung ke pltform 16. Disana sudah mengantri orangbdgn koper besar besar. 1 tas 5 jam pertama Eur 5, dan kumulatif tiap jam berikutnya, 7 euro. Total yg gue bayar untuk 2 koper: 31,8 euro
Ok, urusan koper beres. Sekarang urusan hajat, kebelet pipis. Ketemu toilet yg ada pintu kaca, kayak mau masuk metro. Ada tulisan Eur1 di mesinnya. Waduh, korek kantong deh nyari koin satuan, cemplungin, pintu kaca otomatis terbuka. Sumpah ini pipis termahal yg pernah gue bayar, bayangin12ribu buat pipis apa ngga sama dgn ngerampok? Kebayang di Indonesia pipis dipungut uang 1000 aja kita ngga rela... Karena mahal, kayaknya ngga mau keluar cepet, habis pipis, masih cuci2 muka dan tangan. Bayar 12ribu ngga ada fasilitas lebih lho, cuma tissue dan sabun cair aja, jangan harap amenitis lain.
Ok, urusan hajat done, tinggal tunggu si kereta ke Siena datang. Cara yg sama, tunggulah di dpn platform, tunggu electronic board menampilkan no platform kereta kita. Sengaja dari tiba sampai berangkat lagi ke Siena, gue kasih spare 1 jam, sampai jam 11.10 supaya sempet titip koper dll. Kereta Firenze - Siena adanya tiap jam. Yg jam 10.10, harusnya keburu, soalnya kereta sini on time, dan gue dari Roma, nyampe Firenze jam 9.52. Kalo ngga ada urusan koper sih harusnya nutut walaupun riskan juga. Kereta dari Roma ke Firenze hampir setiap 10-15 menit ada 1.
FIRENZE to SIENA
Nunggunya agak lama, sampai jam sudah menunjuk pk 11.07 kok belum ada no platform di boardnya. Untung gue liat lebih dekat lagi, ternyata gue salah liat kolom delay sbg no platform. Pantas dari tadi kosong, wong ngga delay. Dan nomor platformnya di kolom sebelahnya, yaitu 1A. Kontan gue tersentak, mana gue nunggunya di platform 16 (terakhir) lagi. Maka larilah gue tunggang langgang. Apalagi pengalaman di kereta sebelumnya yg in time banget. Untunglah sampai sana kereta belum berangkat, dan ada juga beberapa orang lari di belakang gue.
Naik kereta ngga ada yg minta tiket. Sepanjang jalan juga ngga ada yg periksa tiket. Beda sama Roma Firenze yg ada pemeriksa tiketnya. Disini ngga sama sekali, jadi mikir, ngapain gue beli tiket seharga Euro 7.7 (online)? :-P
Sebenarnya Metro (subway di Roma) juga bisa gratisan lho kalau mau nekat dan nahan malu. Ini gue pelajari dari orang yg ngekor dibelakang gue. Setelah gue beli tiket 1.5 Eur sekali jalan, masukin tiket, pintu kebuka, gue masuk, orang belakang gue tanpa tiket langsung ngerusuk masuk. Pintunya sempet mau nutup, tapi kayak pintu lift, kalo terhentak, dia buka lagi. Dipintu keluar pun ngga minta tiket lagi, ngga kayak di Singapure. Kalo di Singapore kan kalau berhasil masuk tanpa tiket, masih ada satu kontrol lagi dipintu keluar.
Kembali ke cerita kereta Siena, keretanya kecil, cuma 2 gerbong kalo gak salah. Di tiket pun ngga ada tempat duduknya, duduknya bebas. Sempat lewat kota yg terkenal klub sepakbolanya, Empoli. Sepanjang jalan pemandangan desa dgn ladang2 sayuran yg teduh, rumah2 sederhana yg lovely bgt, dengan bunga2 di teras teras rumahnya. Enak bgt liatnya.
Kereta ini last stopnya Siena. Siena ini kota kecil, berhenti stasiun pun hanya satu, beda sama Firenze yg byk stasiun kecil. Keluar stasiun, langsung masuk mall. Mengikuti orang2 lain, gue naik aja terus. Dilantai 3, keluar mal, ada eskalator yg amat sangat tinggi. Bukan tinggi cuma 1, tapi ada banyak, sambung menyambung kyk gak ada ujung. Siena ini kota yg berbukit2 dan si stasiun ini tampaknya posisi di lembah.
Keluar dari eskalator2 ini, suasana kota kecil dan kota tua langsung terasa. Entah kenapa insting gue mengatakan, jalan ke kiri. Jalan jalan jalan, mulai ragu juga, kemana gue harus melangkah. Salahnya adalah gue ngga ngecek2 dan catat di mana persisnya hotel gue, paling ngga ancer ancernya apa. Jadilah gue harus nekat masuk satu toko dan bertanya. Anak muda yg jaga toko mainan itu, helpful banget, dia ngga tau persis, makanya dia buka internet. Trus dia bilang, udah bener, jalan aja terus lagi, ketemu tembok besar, masuk aja, trus tanya orang lagi.
Bener, gak jauh dari situ udah keliatan tuh tembok. Ramai juga turis yg masuk situ, termasuk banyak spotted turis China . Ya udah gue follow the crowd aja. Tinggal cari alamat hotel gue, begitu pikir gue anggap enteng. Jalan terus menerus kok ngga ketemu. Udah ketemu Il Campo segala, tapi jangan singgah dulu deh sebelum nemu hotel.
Akhirnya nekat kedua, masuk hotel lain en bertanya lagi. Again, si receptionist baik banget, dgn mencari di internet juga, dia nunjukin. Ikutin aja jalan via Dei Chitta, ketemu Il Campo masih terus, sampai ujung jalan, terus sedikit.
Maka setelah jalan sekitar 1jam, ketemu juga dgn B&B Siena in Centro ini. Masuk, registrasi. Rupanya ini cuma receptionnya aja.Tempat gue nginap bukan disini, lebih dkt il Campo, thank God. B&B ini dikelola Joy dan mama dan kakaknya. Yg nerima gue di reception kakaknya, walaupun jutek tapi helpful, jutek karena Inggrisnya kurang bagus. Masak gue diajak ngomong Italy, coba.
Joy itu nickname, nama aselinya Joya. Kita sempet e-mail2an sebelum gue datang. Gue pikir dia laki2, ternyata cewek. Bhs Inggrisnya bagus. Sempet ngobrol mana saja tempat wajib datang di Siena (yg ternyata cuma 2), trmasuk bgm cara ke San Giminagno. Dia juga jelasin, knp byk orang Chinese disini. Rupanya karena belajar musik, musik klasik dan jazz. Dkt Siena, di kota bernama Patro, malah 60 % populasi adalah Chinese. Makanya si Joy mau bljr mandarin, selain Inggris, German dan Prancis yg sudah dia kuasai.
So, mengikuti saran si Joya, setelah mandi karena cukup keringatan nyari hotel ini, dan beli es krim di gerai Kopa Kabana, gue langsung menuju piaza il Campo. Tempat ini dulunya tempat olahraga pacu kuda. Kebayang, pasti Raja dan kerabatnya nonton dari palace di depan. Bangsawan menonton dari bangunan sekitarnya, dan rakyat jelata di tengah arena. Kini tempat pacuannya disulap jadi resto open air. Bangunan sekitar menjadi hotel. Dan palace menjadi pusat objek wisatanya. Bisa naik tower dgn byr (kalau ngga salah) 5 Eur. Tapi gue udah males naik naik deh, udah ngga kuat, kaki masih kram abis naik duomo St Pietro kemaren.
Lanjut ke Santa Maria Della Scalla. Sebuah bangunan gereja yg megah danartistik bgt. Difoto dari sudut manapun, keren.
Abis itu, sudah jam 4, perut sudah keroncongan. Hari ini baru isi roti dan es krim. Masuklah gue ke salah satu resto yg sedia pasta. Pengen pasta karena kapok sama piza, gede en gak enak, pasti gak abis. E, rupanya pasta disini juga instant punya kayaknya. Gue pesan Penne en gak enak, hampir gak abis.
Trus, maksud hati mau kembali ke hotel, malah jalan kemana mana. Soalnya, lihat2 makin lama makin jauh. Berlaku formula, ah jalan dikit lagi, lebih jauh dikit, lama2 gue nyasar ke tempat yg sepi bgt, gak ada orang, bahkan daun ditiup angin aja kedengaran. Rupanya itu wilayah asrama kampus. Dari sini sempat ambil foto bagus di kejauhan Siena.
Formula jalan sedikit lagi, sedikit lagi memang yg terbaik di Siena, gue sampai keluar tembok, masuk lagi, nemu toko Bata, dan banyak spot foto yg bagusnya luar biasa. Siena, soal spot foto memang luar biasa, sepanjang kamera menjepret, ngga ada yg jelek. Berikut enjoy galeri foto asal jepret berbagai sudut Siena.
Trakhir, gue "terdampat" di piaza san Fancesco yg tidak berturis, menulis bagian dpn blog ini. Sisanya gue tulis di kamar yg nyaman, sambil nonton siaran tv italia dari
LCD TV mungil yg tersedia di kamar.
Paginya, sarapan di B&B tempat gue menginap hanya sebuah pojokan kecil yg menyediakan roti, cookies, kopi/teh dan red orange juice. Iya jus nya jeruk merah.
Abis sarapan, kunci tinggal di kamar spt pesan Joy, tidak perlu check-out lagi karena jauh, pembayaran pun udah beres kemaren. Siap menuju kota berikutnya: San Giminagno.
Rincian biaya:
Roma to Firenze: EUR 29
Firenze to Sienna: EUR 7.7
Pipis di Stasiun kereta Florence: EUR 1
Hotel at Sienna: EUR 50
Masuk tempat wisata: FREE
Luggage deposit: