30 Juni 2008

18W2D

click above tittle for video related to this blog

Anak kita sehat, sehat sekali. Ukurannya bahkan lebih 4 hari dari perkiraan dengan hitungan tanggal. Walaupun berat badan Natz naik ngga lebih dari 3 kg dan perutnya terlihat kecil untuk ukuran usia hamil yang hampir 5 bulan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mual pun sudah sama sekali ngga. Semua sempurna. Ukuran kepala 4.25 cm, Panjang kaki (paha) 2.88 cm dan detak Jantung 150 BPM (bit per minute). Perfectly Normal :_)

Calon bayi kita yang lucu, dipagi hari sering terlihat mencuat di satu sisi perut Mamanya. Malamnya, selalu kita bacakan cerita dari Disney’s 365 bed time stories, mengingat, janin umur 4 bulan sudah bisa mengenal suara ibunya, dan tentu Papanya juga ngga mau kalah. Supaya dikenal juga sama si baby, Papanya ngga mau kalah bacain cerita hampir tiap malam menjelang tidur. Seperti halnya lagu klasik juga mulai kita perdengarkan. Hampir setiap malam juga.

Bayi kita 18 minggu 2 hari.

Pernikahan Anak ke DUABELAS

Gue terdiam ketika sadar, kalau gue dan Natz sedang menghadiri resepsi pernikahan anak ke DUABELAS dari Tante gue, cece-nya Mama. Takjub…di jaman sekarang ini, masih ada orang yang punya saudara kandung ‘lebih dari sepuluh’. Gue sih membayangkan kalau gue tanya ke temen, “saudara lo berapa?” trus dijawab “sebelas”, tanggapan gue yang paling mungkin adalah, “lo pelatihnya atau wasitnya?” Maksudnya untuk tim sepakbola. Tanpa gue sadari, ternyata, saudara gue sendiri. Dan lebih takjubnya lagi, si pengantin pria malam itu, bukan satu satunya saudara gue yang tergolong KB alias Keluarga Besar.

Kita runut dari atas. Papa sendiri 9 bersaudara, yang tertua di Guang Dong, China, 2 di Hongkong dan 1 anak perempuan meninggal waktu kecil. Papa anak ke 8. Mama lebih hebat lagi, 10 bersaudara, 8 anak perempuan dan 2 laki laki yang dua duanya meninggal waktu kecil. Mama sendiri anak ke 4. Salah satu Cece-nya Papa beranak banyak, 8 anak. Rata rata anak anak saudara kandung Papa sekitar 4 orang, termasuk Papa anaknya 4. Cece tertua Mama, yang tinggal di Palembang, anaknya 8. Cece kedua yang tinggal di Bangka 12 anak, dan Cece ketiga (Jakarta), 5 anak. Mama yang memulai tradisi anak sedikit (kalau 4 termasuk sedikit). Mama 4 anak, dan adek adeknya semua beranak 3. Mungkin bukan Mama yang memulai tradisi, melainkan memang jamannya sudah berubah.

Bayangkan berapa banyak saudara gue bila dihitung dengan anak anak (dan cucu cicit) mereka. Jadi, bukan salah gue dong, kalau dalam acara keluarga, seperti pernikahan semalam, gue cuma bisa say “hi, how are you, Papa Mama sehat?”, tanpa bisa menyebut nama mereka.

Lalu, apa artinya anak bagi gue dan Natz? Anak adalah anugerah, that's all. Banyak atau sedikit, cowok atau cewek tidak pernah jadi soal. Biarkan ia tumbuh dengan sewajarnya, jadilah teman, dan Papa Mama yang dibanggakan mereka.

BTW, pestanya meriah. Buat Santo (Kien Fui) dan Ria, slamat ya !

KUNG FU PANDA, kartun yang mengocok perut (orang dewasa)


“Legend tells of a legendary warrior whose kung fu skills were the stuff of legend. It is said that his enemies would go blind from over-exposure to pure awesomeness!”
“There is no charge for awesomeness... or attractiveness”


Studio 8 Blitz Megaplex Grand Indonesia malam itu memang penuh dengan anak anak kecil dan orang tua yang mendampingi mereka. Riuh sekali. Hanya ada beberapa orang dewasa yang pulang kantor lalu mampir menonton. Sama seperti gue dan Natz dan 2 orang teman, David dan Chipie yg juga suami istri. Walaupun begitu, Kung Fu Panda benar benar bukan hanya tontonan anak anak.

Lucu, memang. Sangat lucu, bahkan. Seisi bioskop terpingkal pingkal dari permulaan bahkan sampai melangkah kaki keluar studio. Namun dibalik semua kelucuan itu, inilah sentuhan keajaiban Hollywood yang dihadirkan lewat Dreamworks Animation. Sejak film animasi 3-D pertama Toy Story diluncurkan di era 90an, perkembangannya sudah sedemikian pesat. Film ini adalah bukti kemajuan teknologi 3-D. Walaupun digambar dengan sedikit ‘ngawur’ setiap detil sangat terperinci, gemericik air, semilir angin, kobaran api, bunga yang beterbangan, awan awan dengan gunung gunung khas daratan China dihadirkan sangat nyata. Pertarungan yang seru, ganas dan cepat dengan setiap gerakan yang dibuat dengan sangat detail, menjadikannya tidak kalah serunya dengan menonton aksi Jacky Cen atau Jet Li.

Ceritanya mengambil setting China di masa jaya jaya-nya Kung Fu. Namun, ngga usah mencari tokoh dengan mata yang sipit atau rambut kuncir belakang karena ngga ada satu tokoh pun yg begitu. Setting China hanya ditampilkan oleh kuil kuil berarsitektur China, penjual mie, dan nama tokoh tokoh nya yang berbau Chinese, itu pun tidak semuanya.

Ceritanya pun terbilang sederhana dan sangat bisa ditebak. Tentang pencarian seorang pendekar Kung Fu sejati, yang ternyata hanyalah ‘mahluk’ biasa namun hanya dia yang mampu mengalahkah kejahatan seorang bekas murid yang sangat handal, lalu berubah sombong dan berbalik menjadi jahat. Yang ngga bisa ditebak adalah kelucuannya, bahkan ketika sudah siap untuk tertawa, ternyata tawa yang keluar sedikit lebih keras dan lebih panjang.

Tersebutlah Poh, Panda dengan bobot 260 pound yang memimpikan menjadi pendekar Kung Fu. Ia hafal semua pendekar Kung Fu, senjata senjata Kung Fu, jurus jurus, dan bahkan sejarah pertarungan Kung Fu. Namun, ia tidak mungkin jadi pendekar Kung Fu, kenapa? Karena ia Panda dengan berat lebih dari 200 pound.

Suatu hari, datanglah Oogway, maha guru Kung Fu ke kuil The Jade Palace tempat muridnya, Shifu yang seorang kepala kuil, memberitakan datangnya suatu bencana besar bagi The Valley of Peace, sebutan desa tempat tinggal Poh. Tai Lung, bekas murid Shifu yang berubah jahat bakal lepas dari penjara dan menyerang ketenangan desa tersebut. Bencana itu menjadi benar karena Tai Lung justru lolos dari penjara berkat bulu yang tak sengaja lepas dari Zeng, utusan Master Shifu yang diutus ke penjara Chor Ghom Prison supaya keamanan penjara ditingkatkan. Disini diperlihatkan kemampuan Tai Lung melawan 1000 penjaga di penjara yang berisi hanya 1 tawanan, dirinya sendiri.

Hanya ada 1 pendekar yang bisa mengalahkan Tai Lung, yaitu Pendekar Naga “The Dragon Warrior”. Mitosnya, ia datang dari langit bersama bola api. Begitulah Master Oogway menunjuk Poh sebagai Pendekar Naga. Bukan kelima murid Master Shifu yang sudah terlatih dan sangat handal, dikenal sebagai The Furious Five: Tigress, Crane, Viper, Monkey dan Mantis. Pada hari penunjukan Pendekar Naga, Poh muncul dengan kembang api sebab ia ingin masuk untuk menonton turnamen, padahal pintu sudah tertutup.

Ada satu scene yang paling lucu dari semua dan diakhiri dengan indah. Tentang Master Shifu mengetes calon muridnya Poh, untuk makan bakpao. Setelah mengocok perut penonton sekitar 5 menit, akhirnya Poh mendapat bagiannya. Lalu mengembalikannya kepada sang Guru dan berkata, “I’m not hungry….. Master…” sambil nunduk memberi hormat.

Akhir cerita, walaupun tidak terlatih dengan baik, kebaikan menang, The Valley of Peace terselamatkan berkat sedikit bantuan dari Papa-nya Poh yang seekor bebek penjual bakmi, “…the secret of the secret ingredients is … there are no secret ingredients…” Iya, Papa-nya Poh adalah seekor bebek dan pembuat cerita tidak berniat memberitahu kenapa bisa begitu. Ia juga dibiarkan tak punya ibu.

Cerita yang mengocok perut ini diisi suaranya oleh seabrek bintang ternama. Yang mengherankan, nama nama ini tidak dimunculkan dalam trailer ataupun iklan film ini di manapun, kecuali di situs resmi mereka di www.kungfupanda.com. Hanya memunculkan satu nama diatas judul Kung Fu Panda, yaitu Jack Black. Jack Black sendiri bukan pemain film kacangan. Ia ikut berperan dalam film film besar seperti KingKong dan Enemy of the State. Film Kung Fu Panda sendiri bukan film pertama yang ia isi suaranya, ia juga pengisi suara dalam film animasi The Simpsons, Shrak Tale, dan Ice Age. Ia juga pernah memerankan Spiderman, bersama Sarah Michelle Gellar (si Buffy), ketika sama sama membawakan acara MTV Movie Award. Sorry, maksud gue parodi Spiderman.

Deretan artis ternama lainnya adalah Dustin Hoffman (Master Shifu), Angelina Jolie (Tigress), Lucy Liu (Viper) dan Jacky Cen (Monkey).

Kalau pembuat film berniat memberi surprise, ia cukup berhasil, bukan dari jalan cerita yang sudah ketahuan, namun dari hal hal lucu yang mengejutkan. Jadi, film ini bukan hanya untuk anak anak, namun, orang dewasa seperti gue dan Natz pun sangat menyukainya. Selain, Finding Nemo, Madagascar, The Lion King dan Toy Story, ini akan menjadi salah satu DVD yang kita beli untuk ditonton anak kita kelak :_)

27 Juni 2008

DOME, fettuccine carbonara to die for…


Biasanya orang datang ke sini untuk secangkir kopi, paling tidak itulah tema yang ditawarkan resto berkonsep café ini. Tapi siang itu, gue dan Natz sama sekali tidak datang untuk kopi. Kita datang untuk PASTA dan tentunya STEAK !

Memang Dome tidak dikenal kopi-nya, dan sebenarnya Dome tidak dikenal karena apa apanya. Hanya sebuah resto yang begitu nyaman, menawarkan menu dengan harga premium, dengan sasaran pengunjung adalah warga kelas menengah ke atas tentunya. Bagi gue dan Natz, dengan modal diskon 50% dari kartu kredit mandiri, orang biasa macam kita nekat juga datang. Yah sesekali bolehlah menikmati hidup…

Siang itu, memang ingin sekali makan pasta dan steak. Fettuccine carbonara sebenarnya tidak ada dalam daftar menu pasta, yang ada adalah penne carbonara. Penne, juga semacam pasta, namun bentuknya bulat dan tengahnya berlubang. Fettuccine ada 2 pilihan, kalau ngga salah fettuccine cream mushroom dan fettuccine something with tomato sauce (gue lupa namanya). Fettuccine carbonara kita pesan khusus dan mereka menyanggupi.

Untuk steak, pilihan utama kita sebenarnya Chicken Kiev, daging dada ayam dengan isi jamur dan saos istimewa. Nama dan deskripsinya saja sudah membuat menahan ludah. Namun sayang sekali, hari itu tidak available. Alasannya: microwave-nya rusak… Oh, mereka panasin makanan dengan microwave juga toh… Maka pilihan kedua jatuh pada daging rusuk domba muda dengan siraman saos barbeque. Setelah menyantap lezatnya lamb chop di hotel Mercure, Surabaya, masih terbayang bayang nikmatnya. Sampai pesan lagi di sini begitu tau ada menu itu.

Fettuccine carbonara datang dengan mangkok yang amat kebesaran untuk isi pastanya yang ngga nyampe setengah mangkok. Namun, begitu dicicipi, percaya deh, jauh lebih enak daripada kelihatannya :_P Terutama daging asapnya yang klop disantap dengan fettuccini yang lembut dan berlumur creamy carbonara. So far, ini adalah pasta terenak yang pernah gue santap. SUEERRR…


Itu membuat menu kedua menjadi kurang istimewa. Namun, lamb chop tetaplah lamb chop. Tidak ada yang tidak enak dari makanan ini. Daging yang lembut dari domba muda, dengan bilur bilur lemak yang meleleh di mulut. Pas banget dimakan dengan kentang goreng yang disajikan dengan saos sambal dan tomat.



Penutupnya, Mango Iced tea dan segelas choco milkshake menyudahi petualangan kuliner kita siang itu. Namun kita tidak segera beranjak. Sofa tempat duduk kita sangat nyaman. Sama seperti resto berkonsep café lainnya, Dome memang menawarkan tempat hang-out sambil bersantai dan ngobrol berlama lama. Apalagi gue dan Natz dapet tempat dekat jendela yang bisa menikmati pemandangan Bundaran HI – Thamrin yang sedang cerah cerahnya. Tak lupa, sebelum meninggalkan resto tsb, mengisi kartu comment yang disediakan bersama dengan tagihan.

19 Juni 2008

TS SUITE, a brand new hotel with super hospitality

June 5, 2008 beberapa hari sebelum keberangkatan ke Surabaya 9 – 13 June dan 16 – 20 June 2008, gue sibuk mencari cari Hotel. Kali ini beda dengan biasanya. Biasanya gue tugas di Pandaan, hotel seperti Surya (Gudang Garam) dan Tretes Raya menjadi pilihan utama sejak Lumpur Lapindo “menenggelamkan” warga Porong, dari pertengahan 2006 lalu. Kalau mau tinggal di Surabaya dan PP ke Pandaan, SOMERSET menjadi sudah seperti rumah kedua, karena sangat nyaman bisa langsung akses tol Satelit – Waru – Porong menuju Pandaan.

Kali ini tugas gue dekat sekali dengan jantung kota Surabaya. Rungkut hanya berjarak 30 menit ke Tunjungan, misalnya, sehingga membuka lebih banyak pilihan hotel. Dari Narita *** sampai Grand Hyatt Surabaya ***** Tapi, ada satu yang gue amat sangat tertarik, a brand new hotel di tempat hang out ter-gress di kota Surabaya. TS Suite berada persis di salah satu sisi Surabaya Town Square (Sutos), pilihan tempat hang out terbaru anak muda Surabaya, yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk No 6, Surabaya.

Maka hari itu gue sibuk mencari no telepon, web site dan bahkan travel agent yang menjual voucher hotel TS Suite dengan harga miring. Gue mendapati representative mereka di Jakarta menawarkan harga IDR 680,000 net per malam, yang membuat gue tambah semangat mencari voucher hotel dari travel agent yang biasanya lebih murah dari published rate. Tapi agak mengecewakan karena beberapa travel agent sama sekali belum bekerja sama dengan TS, dan kalaupun ada, harganya tidak miring alias sami mawon bodo wae. Travel agen besar seperti Bayu Buana dan Raja Kamar (bobobobo.com) menawarkan harga yang sama. Indo Sentosa Tour asal Surabaya bahkan menawarkan Rp 690,000 per malam. Sangat mengecewakan.

Tak hilang akal gue mencoba menyurati mereka lewat situs resminya www.tssuites.com yang tersambung dengan tssuites@townsquare.co.id, walaupun gue merasa tidak akan ditanggapi dengan cepat. Namun, diluar dugaan, siang itu juga, gue menerima telepon dari salah seorang staff mereka bernama Audilla. Dengan suara yang amat merdu, staff marketing itu menanyakan apakah saya sudah terima fax quotation dari mereka. Gue agak kaget, karena gue merasa tidak mencantumkan nomor fax di e-mail gue, dan telepon? Bagaimana mereka bisa telepon kalau gue tidak memberi mereka nomor telepon?

Diakui Audilla, pihak TS tidak kehilangan akal. Dia mencari sendiri tentang company gue ke situs internet. Hmm, gue memang mencantumkan nama perusahaan dan sedikit promosi bahwa company gue punya cabang dan beberapa anak perusahaan di Surabaya dan sekitarnya, dengan harapan, bisa dapet rate yang lebih miring.

Fax-nya di-signed oleh Sales Manager mereka, dan Ibu Diah Wulandari sendiri, sang manager –yang tadinya gue kira just another marketing, yang langsung menelepon gue secara pribadi menanyakan apakah gue sudah terima fax-nya dan apakah sudah decide. Gue memang sudah menerima fax-nya dan tawaran mereka lumayan bagus, tapi harus gue akui still not good enough mengingat budget company gue masih jauh :_P Gue bilang ke mereka untuk pikir pikir dulu dan akan menghubungi mereka kalau gue OK.

Sorenya, bahkan otoritas lebih tinggi yang menyurati gue lewat e-mail, GM-nya sendiri, M Isa Ismail Rauf. Disertai dengan quotation dan, kali ini, dengan draft contract sekalian. Gue baru tau, ternyata published rate-nya adalah Rp 980,000++ semalam, dan Rp 680,000 net adalah harga perkenalan. Pantas saja, travel agen yang biasanya bisa menjual harga miring bahkan ada yang melebihi harga tersebut. Kali ini, gue membalas e-mail Pak Isa dengan jujur.
“Terimakasih atas tanggapan dan quotationnya. Sayang sekali rate-nya belum memenuhi budget di dept saya.”


Gue memang tidak jadi menginap di hotel ini dan akhirnya mengambil 4 malam pertama bersama Mercure Grand Mirama (Buffet Universe-nya berkesan sekali) dan 4 malam terakhir di Novotel (tempat sekarang gue menulis blog ini, free wi-fi dengan kecepatan akses yang mengesankan). Lalu, darimana gue mendapat kesan “ramah tamah” nya hotel ini? Ceritanya belum berakhir di sini :_)

Minggu lalu, tepatnya hari Kamis 12 June 2008, karena penasaran dengan tempat hang-out baru, Sutos, gue sempatkan diri untuk melihat lihat ke sana. Dengan taxi dari Mercure di jalan Darmo, argonya ngga nyampe Rp 10,000! Sampai di Sutos, kaki ini rasanya terbawa secara spontan untuk melangkah ke lobby TS Suite, awalnya hanya untuk memenuhi rasa penasaran.

Tak disangka, di dalam, langsung disambut salah satu staff front desk mereka, Marina. Karena, tidak seperti hotel lainnya, yang lobby-nya luas dan banyak sofa tempat duduk duduk orang orang yang saling tidak mengenal, lobby hotel yang mengaku bintang 5 ini sungguh teramat sempit. Dan seperti staff sebelumnya, Marina kembali menawarkan rate yang sama, Rp 680,000 net per night. Yang tidak diduga adalah dia, dengan ramah, menawarkan untuk melihat lihat ke dalam kamar executive suite mereka. Mungkin karena gue sedikit menyinggung tentang telepon dan e-mail dari Manager dan General Manager mereka. Tentu, gue ngga menyia-nyiakan kesempatan untuk bahkan lebih memenuhi rasa penasaran gue yang terlanjur besar.

Sebuah boutique hotel, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kesan pertama ketika gue melangkah masuk ke kamar executive di lantai 7 tersebut. Sebuah lukisan abstrak modern bernuansa merah menghidupkan suasana kamarnya tertata apik. Sebuah bath-tub ukuran jumbo bernuansa minimalis terletak tak lebih dari 2 meter dari ranjang ukuran extra king. Memang tidak ada dinding pemisah antara bed dengan bath room. Tempat shower dan tempat pup dipisahkan oleh dinding dari susunan batu alam dan masing masing memiliki sebuah pintu kaca yang menggunakan blurred glass. Dengan posisi bath-tub seperti itu, tamu bisa leluasa menonton channel TV internasional dari LCD TV ukuran besar (mungkin 36’ atau 42’) sambil merasakan nikmatnya berendam di air hangat.

On the way kembali ke lobby, Marina menjelaskan bahwa selama masa promosi ini ada beberapa keuntungan lain untuk tamu, yaitu complimentary akses internet kecepatan tinggi (256 kbps) dan complimentary mini bar. Artinya bisa nge-net sepuasnya dan menghabiskan mini bar tanpa khawatir dikenakan charge lebih. Juga terdapat lounge di lantai 2 yang merupakan smoking lounge bagi teman teman yang terlanjur kecanduan nikotin.

Yang mengejutkan adalah, untuk breakfast, karena mereka tidak punya restaurant sendiri, makanan dipesankan langsung dari Fish & Co yang kebetulan berlokasi di Sutos. Untuk Room service pun demikian, makanan bisa didatangkan dari semua resto yang menjadi tenant Sutos dengan tidak dikenakan biaya tambahan atau free of service charge. Kekurangannya adalah, tidak tersedia room service 24 jam, mengingat resto resto tersebut tutup jam 11 malam di weekdays dan jam 2 pagi Jumat Sabtu dan Minggu. Satu hal lagi yang benar benar a pitty adalah, mereka ngga punya dan ngga berencana untuk punya kolam renang. Katanya sih, mereka lebih mengutamakan gym dan spa, sebab biasanya exmud yang super sibuk, lebih memilih untuk work out atau relax di spa daripada berenang. Ada benarnya juga, terbukti hotel hotel yang served business guest, biasanya kolam renangnya mubajir, gede tapi kosong melompong.

Walaupun gue tidak jadi menginap di sana, gue merasakan perasaan welcome yang sangat nyaman. TS Suite dan Sutos (Townsquare) adalah bagian dari jaringan bisnis Core Hospitality International yang bermarkas di Amerika Serikat(http://corehospitalityinternational.blogspot.com). Mengikuti (dan meniru) sukses sang “kakak”, Citos (Cilandak Town Square) yang menjadi salah satu tempat hang out favorite warga muda Jakarta. Townsquare menawarkan tempat hang out yang relax dengan tempat tempat makan yang berkonsep café dan resto jalanan. Disana sudah bergabung merchant merchant top di antaranya XXI (cineplex) , Inul Fiesta (karaoke), Fish & Co, Izzi, XO Suki, J-Co donut, dan Giordano.

Executive Suite; published rate Rp. 980.000,- ++ special rate Rp. 680.000,- net
Family Suite; published rate Rp. 1.630.000,- ++ special rate Rp. 1.330.000,- net
CEO Suite; published rate Rp. 2.030.000,- ++ special rate Rp. 1.730.000,- net
CORPORATE BENEFITS
> Complimentary welcome drink > Complimentary Mini bar
> Complimentary breakfast for 1 or 2 pax > Complimentary high speed internet access

Thanks for Marina, Audilla, Ms. Diah Wulandari and Mr. M Isa Ismail RAUF for the super hospitality. Visit them at www.tssuites.com or e-mail tssuites@townsquare.co.id.

16 Juni 2008

BANDUNG 14 - 15 Juni 2008

Click above title for photos related to this blog

Ketika datang undangan pernikahan salah seorang sanak family Nat dari Bandung (tanggal 14 Juni ), aku agak dilema juga apakah ikut pergi atau membiarkan istri pergi sendiri bersama keluarga Papa dan Mamanya. Namun, karena permintaan istri yang sedang hamil, tentu aku tak tega menolak. Ternyata, liburan kali ini memang cukup mengesankan. Walaupun itu membuat aku harus bolos kursus mandarin yang baru 1 kali aku ikut, sudah ketinggalan 3 kali pertemuan, dan hari itu, pelajaran yang tidak akan diulang lagi (begitu kata Lao Shi), pelajaran berhitung (angka). Nat memang ngga kurang akal, dia carikan aku kelas substitusi di cabang lain tempat kursus itu, hari dan tanggal mereka mengajar kelas berhitung (angka).

Keluarga Nat terdiri dari Papa, Mama, Yopi dan Alya istrinya dengan anak mereka yang lucu yang berumur 1.5 tahun, Vigo. 6 orang dewasa (salah satunya hamil) ditambah seorang balita, tentu akan lebih nyaman kalau pergi dengan 2 mobil, namun akan sangat boros. Kalau pergi dengan 1 mobil tampaknya akan menjadi masalah juga, terutama soal kenyamanan. Namun, aku dan Nat meyakinkan mereka, kalau Kijang Inova-ku cukup nyaman untuk semua, bahkan untuk perjalanan jauh sekalipun. Setidaknya itu sudah terbukti pada keluargaku yang anggota keluarganya lebih banyak dari mereka.

Sabtu pagi pagi jam 6.30 aku dan Nat sudah sampai rumah mertua dengan membawa Inova kami. Disana ternyata semua sudah menunggu, maklum kami janji datang jam 6, berarti sudah telat 30 menit. Kemudi aku serahkan ke Yopi, yang sudah sepakat untuk bergantian menyetir, dia perginya dan selama di Bandung (karena dia lebih ngerti kota Bandung) dan aku pas pulangnya. Setelah semua barang masuk, termasuk pernak pernik pesta macam gaun dan sepatu, kita siap berangkat. Yopi dan Papa di depan. Mama, Alya dan Vigo di tengah, aku dan Nat di belakang.

Tadinya aku sempat khawatir, apakah aman untuk seorang ibu hamil duduk di bangku paling belakang? Ternyata bukan hanya aman, tetapi cukup nyaman. Kami bahkan bisa bercanda sepanjang perjalanan dan bermain ci luk ba dengan Vigo. Si balita juga tidak rewel dan merasakan kenyamanan yang sama. Bahkan di tengah perjalanan, setelah lelah bermain, ia tertidur dengan pulasnya. Membuat kami dengan tenang bisa menikmati scenery yang dihadirkan dalam perjalanan tol Padalarang. Scenery yang paling menakjubkan bagi aku adalah ketika melintas di Jembatan Cikubang, dimana bisa menikmati pemandangan jalur kereta api yang dibangun pada jaman Belanda, yang membelah perbukitan dengan sawah nan hijau dan danau yang sejuk di bawah tiang tiang penopang relnya yang megah. Walaupun sering melewati view ini, aku selalu tertegun, bahkan aku sudah siap untuk merasa takjub setiap kali akan melewatinya. Suasana pedesaan Sunda kian mulai terasa, walaupun kota Bandung yang kami tuju bukanlah sebuah pedesaan.

Kami sengaja berangkat pagi pagi, terutama untuk menghindari macet jika bertolak agak siang. Maklum, di musim liburan sekolah begini, orang Jakarta seolah tak punya tempat tujuan wisata lain selain Bandung. Keluar tol Pasteur, waktu menunjukkan pukul 9, dan memang sudah rencana untuk terus ke Ciater, sebelum kembali lagi ke Bandung sorenya untuk menghadiri resepsi di malam hari.

Sampai di Ciater lewat pukul 10. Sempat melewati jalan berbatu yang cukup rusak, membuat aku kembali khawatir apakah Nat ngga apa apa. Memang ada sedikit guncangan, namun tidak sampai mempengaruhi janin di dalam perut ibunya.

Dengan membayar Rp 14,000 per orang untuk masuk ke Sari Ater Hot Spring Resort, banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan disana untuk mengisi liburan atau sekedar refreshing sejenak melupakan rutinitas orang kota yang penat. Di sana ada arung jeram, off-road dengan mini motto (motor dengan empat roda), bermain perang perangan dengan air-soft gun yang sedang nge-tred, kolam pemandian air panas, atau sekedar bersantai menikmati hangat dan derasnya air terjun. Betapa senangnya Vigo diajak berendam di sungai dengan air hangat alami yang selalu mengalir. Kami pun tak mau ketinggalan untuk duduk di pinggiran sekedar merendam kaki di airnya yang mengandung belerang. Konon, dulu airnya jauh lebih hangat dari sekarang, artinya kadar belerangnya sudah berkurang. Belerang baik sekali untuk kesehatan terutama peremajaan kulit.

Ketika tiba waktunya makan, perut pun keroncongan melihat kiri kanan kami, para pengunjung Sari Ater lainnya yang satu persatu membuka perbekalan mereka. Rata rata mereka membawa nasi kotak atau nasi bungkus dan kebanyakan menyantapnya langsung dengan tangan. Tampaknya kami satu satunya pengunjung yang tidak well prepared soal makanan, wah, pengeeeen sekali merasakan nikmatnya makan seperti mereka. Akhirnya, setelah berjalan cukup jauh ke atas, aku menemukan sebuah resto yang keliatannya cukup enak dan bersih, Sunan Ambu Café yang menyediakan masakan khas sunda dan internasional. Walaupun nunggunya agak lama, tapi rasa dan aromanya tidak mengecewakan. Apalagi kita bungkus dan lalu makan di atas tikar yang kita sewa, dimana lokasinya persis di tepian sungai. Sewa tikar di satu spot untuk 6 orang Rp 20,000 sampai puas alias tidak dihitung waktu.

Pukul 2 siang, kami kembali ke Bandung dan langsung menuju Hotel Jayakarta Bandung untuk beristirahat dan bersiap siap ke resepsi pernikahan. Pukul 5.30 sore seluruh anggota keluarga sudah berdandan dengan rapinya. Resepsi di ruang serba guna Istana Mutiara itupun berlangsung dengan meriah. Aku bertemu beberapa sanak keluarga Nat yang menyambutku dengan hangat. Orang orang yang datang ke pesta pernikahan kami, tetapi aku tidak sempat notice mereka karena pernikahan kami sangat ramai, sekarang aku punya kesempatan untuk mengenal mereka.

Malamnya, sehabis resepsi kami langsung kembali ke hotel. Biasanya, aku pasti mengajak untuk melewatkan malam dengan bersantai di café semacam The Peak/Valley atau The View dan merasakan dinginnya Bandung di malam hari. Namun, tidak malam itu. Nat sedang hamil dan sudah cukup lelah setelah perjalanan seharian, Jakarta – Bandung – Ciater kemudian Bandung lagi. Ia butuh istirahat.

Keesokan paginya, sebelum sarapan, aku sempatkan untuk berenang di kolam renang hotel. Wow air-nya dingin sekali. Maklumlah daerah Dago termasuk daerah yang cukup tinggi di Bandung. Sebenarnya disediakan whirlpool di tepian kolam, namun karena hangat dan nyaman, sudah dipenuhi oleh anak anak dan para pengasuh mereka.

Setelah breakfast dan kembali ke kamar untuk istirahat, kita check-out sekitar jam 11. Ketika menuju mobil, ternyata mobil Inovaku, seperti mobil mobil lainnya telah bersih dicuci oleh pihak hotel. Entah berlaku di semua hotel atau hanya ada di Bandung, aku sudah 2 kali menikmati hotel dengan fasilitas mobil dicucikan, yaitu sebelumnya di hotel Mutiara Bandung. Entahlah untuk hotel di luar Bandung, karena tidak pernah sampai membawa mobil, ke hotel di Surabaya, misalnya.

Untuk perjalanan pulang, gantian aku yang pegang kemudi ditemani Nat. Yopi, Alya dan Vigo ditengah. Kemudian Papa dan Mama di bangku paling belakang. Aku sempat khawatir juga kalau Papa dan Mama akan merasa kurang nyaman lalu aku di-komplain.

Kita sempat mampir ke Kartika Sari di Dago. Di sana ramai sekali, seperti tidak usah membayar. Namun, setelah kita berbelanja, sambil duduk di café belakang (Madame Sari) dan melihat lihat struk belanja, ada 1 hal yang kita notice dan sepakati bersama, bahwa harga yang dipasang Kartika Sari tidaklah mahal dalam artian masih dalam reasonable price. Ambil contoh kue onde yang dia jual seharga Rp 1,100. Tidak mahal bukan? Dengan pengunjung seramai itu, tampaknya strategi Kartika Sari untuk menangguk profit memang mengandalkan volume penjualan dengan margin yang tidak begitu tinggi. Apalagi Brownies Kukus Amanda bukanlah saingan. Ketika melintas outlet Amanda yang juga terletak di Dago, suasananya sepi sekali, berbeda langit dan bumi dengan Kartika Sari. Wah, koq jadi promosi gratis untuk Kartika Sari? :_P

Puas belanja di Kartika Sari, kami mampir di Rumah Makan Sunda Dago Panyawangan, persis di depan FO Grande. Disediakan hanya 6 saung untuk bersantap lesahan, sisanya duduk di meja seperti resto lainnya. Kita cukup beruntung untuk bisa menempati salah satu saung tersebut. Memang ngga lengkap rasanya kalau ke Bandung tanpa makan masakan Sunda dengan lesahan. Yang paling istimewa adalah Gurame Goreng Panyawangan yang berikut dengan saos cabe yang mereka sebut saos Panyawangan itu. Saos cabe berwarna merah bening itu, apabila disiram di atas nasi, wuarakadah dahsyat gurih langsung terasa nasinya. Yang tak kalah enaknya adalah sop konro bakarnya. Yang lain rasanya juga enak namun tidak se-istimewa kedua itu. Apalagi ada promo diskon 25% dengan kartu kredit Standard Chartered Gold/Platinum (untung aku bawa). Dengan Kartu kredit Manhattan dari Bank Permata malah 50%. Agak nyesel juga kemaren sempet ditawarin sama marketingnya aku tolak dengan alasan sudah kebanyakan kartu kredit.

Perjalanan pulang tak kalah nyamannya. Kekhawatiran aku tak terbukti. Papa Mama bahkan tertidur pulas di bangku paling belakang. Padahal kondisi jalan tol Padalarang agak bergelombang dan tidak mulus. Vigo, Yopi dan Alya pun, dari bias kaca spion tengah, tampak tertidur juga. Nat pun juga sempat tidur. Sementara aku sendiri berjuang mengatasi ngantuk. Obat anti ngantukku yang paling mujarab adalah permen dan lagu, biasanya lagu lagu yang agak nge-beat. Sekarang aku lagi suka dengerin Five For Fighting dan America Idol Season 7.

Inovaku memang aman dan nyaman, bahkan untuk balita dan ibu hamil sekalipun. Untuk pengemudi juga demikian. Dengan ditemani lagu dengan beat yang pas, aku merasakan ada suatu kenikmatan dalam berkendaraan, terutama memacu di jalan tol yang lapang. Jadi terpikir, untuk liburan keluarga di Padang akhir Juli nanti, harus menyewa Kijang Inova juga. Supaya nyaman untuk semua. Apalagi pada saat itu Nat sudah memasuki usia hamil bulan ke-lima. Harus lebih extra hati hati, tentunya. Pokoknya aku puas punya Kijang Inova :_) Walaupun agak boros juga untuk urusan bensin :_(
PS: tulisan ini menang hadiah mingguan dalam lomba menulis blog yang diselenggarakan Toyota. Hadiahnya replika mobil Kijang Innova, lumayan, worth 200 - 300 ribuan :_) Memang sengaja ditulis untuk quiz, makanya pake kata kata 'aku' segala :_P

13 Juni 2008

Bebek Goreng PAPIN, Surabaya

Kalau kemarin aku share pengalaman makanku di hotel berbintang, dengan Buffet Universe yang cukup mewah, lengkap dengan sendok garpu pisau dengan piring yang besar dan sebuah serbet di dada. Kali ini aku mau cerita pengalaman yang lain, yaitu makan nasi bebek, di mana? Sebuah tenda di pinggir jalan Kalianyar, Surabaya.

Nasi Bebek memang khas-nya orang Surabaya (pronounced: nasik bhebhek). Hampir setiap sudut kota Surabaya, ada tenda maupun depot yang mengusung makanan ini sebagai menu andalan mereka. Salah satunya adalah Bebek HT Karang Empat yang sudah ada cabangnya di Jakarta dan Tangerang. Di cabangnya tersebut, bukan berupa tenda atau warung, namun merupakan bangunan permanent dengan ruangan yang luas dan dekor yang menarik. Padahal aslinya di Surabaya, tak lebih dari sebuah tenda di pinggir jalan.

Begitulah Nasi Bebek seharusnya dinikmati, di pinggir jalan. Maka, ketika datang tawaran dari seorang teman untuk makan Bebek Goreng Papin, aku langsung setuju. Nama Bebek Papin sebenarnya ngga asing lagi di telingaku. Di kunjungan kunjungan sebelumnya selalu terlintas mau makan di sini, namun selalu saja ada halangan. Terutama karena tendanya yang begitu cepat tutup (Jam 7 malam biasanya), membuat penasaran makin besar, mmmm… seperti apa sih, nasi bebek yang mengundang begitu banyak orang Surabaya untuk menikmati?

Tempatnya sangat mudah dikenali. Cari aja tenda dengan mobil parkir terbanyak, itulah dia. Walaupun ramai, makanannya tersaji cepat dan panas. Sebuah paha bebek goreng dan sepiring nasi putih hanya merogoh kocek Rp 12,000. Bebeknya lembut di dalam namun crispy di luar, apalagi dicocol dengan sambalnya yang berminyak pedas. Kalau mau gurih, siram kuah bebeknya yang kekuningan ke atas nasi. Lebih nikmat makan dengan tangan. Lebih nikmat lagi, angkat satu kaki seperti makan di warung kopi (tidak dianjurkan).

Terus terang, satu potong bebek ngga cukup buat aku, paling sedikit dua potong, tambah rempelo ati bebek. (Rempelo ati, begitu orang Surabaya menyebut Ati Ampela). Kira kira mungkin ngga ya, buka cabang di Jakarta dengan tetap mempertahankan ke-pinggir jalan-an-nya?

BEFFET UNIVERSE @ Mercure Grand Mirama ****

I just love Surabaya. It’s all about culinary. Malam ini, aku memang ngga berencana ke mana mana. Ngga ada teman pergi. Juga karena kecapean setelah turun dari pesawat tadi pagi dan langsung bekerja. Jam 6 sore, aku putuskan untuk langsung menuju Hotel. Dari tempat kerja di daerah SIER (Rungkut) ke Hotel Mercure Grand Mirama di bilangan Jalan Darmo tidak butuh 20 menit, cukup dekat. Aku memang memilih menginap disini, karena kata orang orang Hotelnya baru direnov dan juga posisinya yang ngga jauh dari kantor.

Karena cape dan ngga ada teman, aku putuskan untuk makan di salah satu restaurant yang ada di hotel, Restaurant Trimurti namanya. Kebetulan sedang ada paket buffet yang namanya cukup fenomenal, BUFFET UNIVERSE. Wow, seperti apa ya… Setelah selesai melihat lihat sambil dijelaskan si waitress, aku decide untuk mencoba. Rp 99,000 net per person, is it worthy? Well, just go on reading …

Yang paling bikin aku ngiler adalah Grill Bar-nya yang berupa pilihan lamb chop (daging domba muda, bagian rusuk), fillet ikan kakap, fillet ayam dan grilled daging sapi. Can’t wait to taste, aku segera pesan 2 potong lamb chop dengan grilled daging sapi. Untuk siramannya, aku pilih saos jamur. Langsung dipanggang saat dipesan, sudah terbayang yummy-nya…

Sembari menunggu, aku melirik salad sebagai appetizer. Salad Bar-nya tampak menggoda. Lirikan pertamaku adalah ke Salad Switzerland, begitu namanya, isinya, irisan buah buahan seperti nanas, melon dan buah naga dengan dressing yang manis. Salad kedua aku coba Thai beef and mango salad, irisan daging sapi dengan mangga muda kecut, paprika dan lada pedas. Semua dalam satu piring.

Pas setelah gue puas menyantap salad, waitress datang dengan grill pesananku. Dari penampilan saja, air liur seperti tak tertahankan. Daging domba muda yang sangat lembut dengan sedikit lemak diantara tulang mudanya. Perlahan lahan gurih dan renyah menghilang dari mulut. Sungguh sebuah pengalaman bersantap yang luar biasa.

Menu utama kedua, nasi goreng dengan sapi lada hitam, chicken cordon blue, udang goreng tepung, dan sop kambing. Waktu sedang ngambil makanan ini, kebetulan letaknya bersebelahan dengan Grill Bar, aku tak kuasa menahan godaan ketika seorang waiter kembali bertanya, “grill-nya pak”. Waduh, untuk yang ini aku benar benar tak kuasa menolak. Lagipula fillet ayam dan kakap-nya belum aku coba, sehingga terasa ada yang kurang lengkap.

Selesai menyantap nasi goreng, perutpun mulai merasa penuh, walaupun nasi gorengnya hanya seperlima piring. Membuat Kakap dan Ayam Grill dengan siraman saos lada hitam, yang datang setelah itu menjadi kurang begitu menarik. Disinilah berlaku hukum Maslow, hukum kepuasan menurun (the law of diminishing return – pelajaran ekonomi waktu SMA, hayoo siapa yang masih ingat?). Setelah dijejali 3 piring makanan enak, yang ini kepuasannya mulai menurun. Atau, memang tidak begitu enak. Susah sekali membedakan antara tidak enak beneran, dengan tidak enak lagi karena sudah kenyang.

Kenyang sudah. Namun sudah tradisi, menyisakan sedikit ‘tempat’ di lambung untuk makanan penutup. Dessert Bar juga tak kalah menarik. Pilihan buah buahan segar, ice cream dan pudding dengan saos cokelat, guava dan orange. Yang sedap luar biasa saos cokelatnya. Ngga hanya meleleh di mulut, tapi juga membuat yang makan seolah ‘meleleh’ karena keenakan.

Namun, sayang sekali, saking sedikitnya ‘tempat’ di lambung yang disisakan, membuat kue kue penganan kecil di dessert bar terlewatkan. Ada sedikit penyesalan ‘membiarkan’ tiramisu dan kue lainnya tetap disana tanpa dicicipi. Malam itu, hanya ada 5 tamu di 3 meja dan aku yang pertama sebelum mereka.

Buffet Universe, bersama even lainnya seperti Arab Food Bazaar, Mercure Lunch Buffet dan Surabaya Food Festival, merupakan paket culinary dari Mercure Grand Mirama Hotel Surabaya selama bulan May – June 2008. Duo chef mereka, chef Mudji (Indonesian) dan chef Issam (Arabian) adalah andalan mereka dalam menghadirkan pengalaman makan yang berbeda. Dan aku setuju kalau mereka memang fine chefs.

Memanfaatkan kemeriahan Surabaya Shooping Festival, Visit Indonesian Year, Final Piala Champion (May lalu), dan tentu tidak ketinggalan ajang sepakbola paling bergengsi di Eropa, Euro 2008; Mercure menawarkan pengalaman M (M felling) hanya di Mercure Surabaya. Itu slogan dari GM mereka lho.

11 Juni 2008

Cihuy, buku yang dinantikan telah tiba

Hari ini senang banget, karena buku yang dinanti-nantikan baik dalam kehidupan nyata maupun dalam mimpi, akhirnya datang juga. Tepatnya jam 12.50 siang, buku tersebut nyampe di kantor ku, diantar oleh seorang kurir yang baik hati.

Jadi begini detailnya: Aku membeli sebuah buku Disney berjudul "365 Bedtime Stories" yang aku pesan online melalui www.inibuku.com sejak 8 Juni 08 (Minggu) seharga Rp 155.125.

Sebelum kurirnya datang hari ini (11 Jun 08), sempat ada diskusi buku saat makan siang, di antara teman-temanku. Ada temanku yang ingin ikut forum diskusi buku. Oleh seorang teman yang lain, ia menganjurkan agar masuk ke website www.inibuku.com, karena ini website yang bagus, menurutnya. Kemudian ia melanjutkan, bahwa dia sudah survey ke beberapa toko buku, dan yang paling murah adalah website inibuku tersebut. Mendengar itu aku diam saja, hanya mengiyakan dalam hati.

Tidak berapa lama (jam makan siang belum habis), datang seorang kurir mengantarkan buku aku. Aku langsung bilang, nah ini pesanan dari inibuku.com. Mereka langsung tercengang, mereka tidak menyangka aku sudah membeli buku dari website tersebut.

Beberapa teman menanyakan kepadaku berapa lama dari pemesanan hingga pengiriman buku (hanya 3 hari), bagaimana cara pembayaran (pada saat barang diantar baru bayar), dan mereka tampak puas dgn jawabanku. Bahkan beberapa teman langsung buka website tersebut, pengen lihat2 juga.

Jujur saja, aku sendiri merasa puas dengan service dan harga dari www.inibuku.com.
Jauh sebelumnya aku pernah survey ke Gramedia, harga buku yang sama adalah Rp 182.500. Aku juga sempat survey ke Toko Buku Bearnest, harga buku tersebut adalah Rp 164.250. Sedangkan di www.inibuku.com adalah sebesar Rp 155.125 dan bebas ongkos kirim lagi. Ini saja sudah terbukti lebih murah.

Namun pada waktu itu, suamiku masih mencari buku "365 Bedtime Stories" versi aslinya, alias versi bahasa inggris. Maka datanglah kita ke Toko Buku Bearnest, mencari buku versi Inggrisnya, tetapi tidak ada. Dan kita baru tahu dari Mbak penjaga toko, bahwa harga buku tersebut sudah naik sejak 1 Juni 08, menjadi Rp 189.000 di Bearnest.

Saya sampe bilang ke Mbaknya, kok lebih mahal dari gramedia ya. Namun dia menjelaskan , bahwa harga di gramedia, pasti sudah naik juga yaitu Rp 210.000

Karena yakin baru survey kemaren di Gramedia, dan harganya masih Rp 182.500. Maka kita langsung pergi ke Gramedia, untung jaraknya nggak jauh, cuma 5 menit aja.
Sampe di Gramedia, kita senang banget mendapati bukunya masih harga lama Rp 182.500

Jadi kita putuskan, beli di gramedia, langsung bawa di kasir
Tapi alangkah kecewanya, sampai di kasir, diberitahu harganya naik menjadi Rp 210.000 sejak 1 Juni 08. Memang ada pengumuman yg ditempel di meja kasir, bahwa sejak Jun 08, semua buku Disney naik harga. Ya sudah, akhirnya nggak jadi beli deh. Makanya malamnya pas tidur ampe kebawa mimpi, mau beli buku ini.

Karena penasaran, akhirnya aku buka di website www.inibuku.com, ngecek harganya masih sama atau udah naik. Eh ternyata masih sama loh, masih harga lama yaitu Rp 155.125.
Makanya senang banget, dan langsung order online dan 3 hari nyampe. Dihitung-hitung bisa hemat Rp 55.000 dibanding beli di Gramedia. Jadi bener kata temenku bahwa www.inibuku.com emang lebih murah.

Jadi next time, kalo aku mau beli buku, pasti akan beli lagi di www.inibuku.com.
Cara murah & menyenangkan untuk beli buku online!
Ditulis oleh : NATTZ

Hari ini banyak makanan

Waaaah........ hari ini banyak makanan di mejaku...
Tadi pagi dibikinin sama mama nasi goreng udang asin, enak banget. Juga mama bekalin aku 2 potong roti tawar. Mungkin karena aku cerita sama mama, kemaren aku kelaperan, kasihan anakku jadinya ikutan nggak makan.

Jadi hari ini mama inisiatif bikinin nasi goreng dan roti. So pagi ini jam 9, aku sarapan nasi goreng (rotinya belom dimakan). Terus jam 10.30 makan Biskuit Bairong rasa kismis 1 bungkus (isi 3). Tahan tuh sampe makan siang.

Hari ini kerja sambil denger lagu Mozart (sebelah kuping), sebelah lagi tempelin di perut, supaya anakku bisa dengar juga.

Lanjut makan siang. Makan siang hari ini, menunya sayur asem (enak bgt), tahu, tempe, ikan asin, dan ayam bumbu kelapa.

Sehabis makan siang, aku baru inget ternyata hari ini pesan roti Bu Ahui 2 buah, rasa pizza dan rasa coklat pisang. Sudah kuambil dan aku tarok di mejaku. Di mejaku juga ada sayur asem, karena tadi dikasih sama temenku yang nggak suka sayur asem. Dan sayur asem ini belom aku makan.

Dan ada lagi, buah jambu seharga 3000 (2 porsi), yang aku beli dari tukang buah, juga belum aku makan.

Dan ada lagi, roti mama yang dibuatin tadi pagi, belom aku sentuh, masih di atas meja.

Juga masih ada biskuit2 Bairong, biskuit Selamet, dan coklat Silverqueen kegemaranku.

Jadi bingung mau mulai dari mana.... :-)

Dibuat oleh: NATTZ

10 Juni 2008

Suamiku Baik Sekali

Aku merasa beruntung karena punya suami yang baik sekali. Dari awal merit, suamiku memang sayang sekali sama aku, tidak ada keraguan deh. Dan yang paling kurasakan adalah saat ini, saat aku hamil ini. Semenjak aku hamil, dia bangun setiap hari lebih pagi daripada aku, padahal biasanya dia bangun pagi susahnya minta ampun. Aku habis mandi aja, biasanya dia belum bangun.

Tapi beda deh, sekarang sebelum aku bangun pagi, dia selalu membuatkan aku segelas susu Prenagen, karena dia tahu bahwa aku susah sekali minum susu, jadi kalo nggak dibikinkan aku pasti nggak minum. Aku memang sama sekali tidak suka susu (mau susu coklat, putih, encer, susu kedele, semua jenis aku tidak suka), tapi karena dia sudah buatkan jadi mau nggak mau aku minum, hehe. Lagian sayang sama anak, katanya susu penting buat janin.

Terus apalagi ya? Lupaaa..........

Terus dia berusaha memenuhi semua keinginan makan aku, misalnya pengen makan ikan asin, pengen makan Fish & Co, pengen makan Dome, dll. Padahal aku nggak ngidam loh, tapi pengen aja. Apa itu namanya ngidam ya? hehe, nggak tau juga. Tapi berat badan aku belom naik banyak kok. Sudah minggu ke 17, berat badan naik 1.6 kg. Awalnya 58.4 kg sekarang 60 kg, tetapi semua normal kok kata dokter.

Terus apa lagi ya?? Lupaa lagi .....

Terus aku sabtu dan minggu 14-15 Juni 08 ini pengen ke Bandung dari pagi, padahal dia sabtu pagi ada kursus mandarin yang nggak bisa bolos, karena baru masuk 1x. Tapi karena aku sudah merengek2 minta dia pergi, akhirnya kemaren malam dia bilang ok, jadi pergi. Hehe, seneng banget.... :-) Soalnya sempat kebawa2 mimpi juga, nah loh, mimpi apa? Mimpi, nggak jadi pergi ke Bandung karena ketinggalan bus (ceritanya pergi ke bandungnya siang hari naik bis)

Oh iya, ngomong2 soal mimpi, aku juga mimpi beli buku 365 Bedtime stories. Soalnya waktu itu mau beli di gramedia harganya Rp 182.500, udah sampe kasir harganya naik jadi Rp 210.000. Nggak jadi beli deh, makanya kebawa mimpi.
Sekarang jadinya beli di www.inibuku.com, harganya lebih murah Rp 155.125, beli online hari minggu tgl 8 Jun 08, tapi sampe sekarang kok belum dianter ya?
Jangan sampe kebawa mimpi lagi ya, hehe.........

Tadi baca di internet, bahwa umur 17 minggu, janin dalam kandungan sudah bisa mendengar suara dari luar, seperti suara mama & papanya, suara musik, suara orang lain... Makanya pengen cepat2 punya buku itu...


Ditulis oleh: nattz
(yang saat ini sedang kangen karena sang suami sedang berada di luar kota, dan sedang bosan karena tidak tahu mau ngapain di kantor, dan juga sedang merasa lapar karena tidak bawa stok makanan dari rumah. Bosan dengan biskuit2 yg ada. Untung udah minum teh manis, jadi rada legaan)