Warga Ibukota pasti ngga asing sama resto yang namanya Bandar Djakarta. Resto yang berlokasi di pinggir pantai Marina Ancol itu, menawarkan nuansa yang asik dalam bersantap, sambil menikmati semilir angin pantai, pemandangan cottage yang eksotis dan tenggelamnya matahari di seberang lautan sana (sunset). AjNatz pernah dinner sangat romantis sekali disana
, di anjungan yang dibuat khusus (hanya ada 1 meja) menjorok ke laut, menyantap ikan pecah kulit goreng garing, udang pancet saus padang, dan tauge ikan asin, ditemani sunset yang sempurna. Kala itu layaknya orang sedang pacaran walaupun sedang hamil Kelly 6 bulan
Sayang fotonya hilang karena error, sehingga Aj ngga punya liputan
Padahal banyak foto foto bagus di sana... arrrrghhh...
kalo inget kejadian itu
Kali ini, AjNatz kembali mengunjungi Bandar Djakarta. Tapi bukan kembali ke Ancol, melainkan cabang nya yang brand new, baru aja buka minggu lalu, Bandar Djakarta Alam Sutera, Serpong (Banten). Terdengar sedikit aneh, Bandar Djakarta but outside Jakarta, walaupun masih tetangga
Awalnya sih sedikit under estimate, ah.. mana mungkin se-sedap dan se-eksotis Bandar Djakarta Ancol... lha wong ini di tengah perumahan, ngga ada laut, ngga ada pantai, ngga ada sunset, tapi makannya seafood, agak maksa ngga sih...? Kesan itu sempet menghinggapi sampai kita berada di lokasinya yang tak jauh dari masuk pintu gerbang perumahan Alam Sutera itu.

Wuih, Minggu siang itu bagaikan ngga ada tempat makan lain. Ramai banget orang tumplek blek di sana... Dasar orang Jakarta (dan sekitarnya
), apa pun yang baru pasti di-samber... Untungnya ngga terlalu lama di waiting list dan dapet tempat di saung pula
Yep, SAUNG

Ini lah konsep yang diusung oleh Bandar Djakarta non pantai (non-Ancol), saung di tengah halaman rumput, yang tidak begitu luas, namun ada kesan teduh dan santai. Hilanglah kesan under-estimate di awal tadi. Walaupun sebenarnya ngga semua pengunjung bisa kebagian tempat di saung, namun boleh dibilang ini hokinya AjNatz
, nunggu ngga lama (ada orang yang nunggu lebih lama karena jumlah tamu dan meja yang kebetulan kosong tidak sesuai), e... dapetnya saung yang cukup strategis pula

Setelah tempat duduk settle, it's order time !! Untuk urusan yang satu ini, kurang lebih sama uniknya dengan yang di Ancol, yaitu dibuatkan semacam fresh market, tempat kita bisa memilih sendiri ikan, cumi, kepiting, udang, dll untuk di-olah dan dimasak di dapur mereka. Hanya saja, dibanding di Ancol, disini tampaknya kurang banyak pilihan, terutama untuk pilihan ikan hidup. Kerang kerangan-pun siang itu lagi kosong. Namun, pilihan yang ada cukup memadai dan tidaklah sangat mengecewakan. Setelah pilih dan masukkan ke keranjang belanja, kemudian menuju tempat timbangan, disana makanan kita akan ditimbang dan kita akan ditanyai mau di masak apa, lalu diberi nomor meja sebagai tanda pesanan kita.





Pilihan siang itu jatuh pada Ikan Baronang, ikan ini memang primadona Bandar Djakarta untuk pilihan ikan bakar. Lalu udang pancet besar (karena yang sedang lagi kosong). Untuk sayuran, sepiring kailan saos tiram boleh jadi pilihan makan seafood yang mantap. Merasa masih kurang, kita nambah udang api (yang ukuran-nya kecil kecil) untuk digoreng garing + bawang putih. Wuiihhhh.... ngga sabar deh...
Untuk ukuran kecepatan penyajian, boleh diacungkan jempol. Ramai-nya pengungjung tidak membuat antrian masakan menumpuk dan membuat pelanggan naik darah. Dalam hitungan 15 - 20 menit, semua menu datang bersamaan, kecuali udang api yang menjadi menu tambahan. Wah, langsung deh lahap disantap ha ha ha ha
Ikan Baronang-nya yang paling jempol
Bakar pedas manis adalah juga pilihan yang tepat. Tidak terlalu pedas juga manis nya pas banget. Dicocol sambel terasi atau kecap manis dengan potongan cabe dan bawang merah, ditambah sejumput nasi, hap, masuk mulut, langsung beradu kelezatan, nyam nyam...


Udang pancet memang ngga ada matinya. Udang-nya besar, dagingnya gurih dan ada telor di kepalanya. Mantab bener... Yang perlu disayangkan adalah rasa saus padangnya yang terlalu asem. Entah kenapa begitu, rasanya waktu makan di Ancol ngga begitu. Tapi tidak mengurangi nikmat secara keseluruhan.


Surprisingly... Kailan saos tiram-nya juga ngga kalah mantaB
Kailannya guring dan lembut sampai ke batang batangnya. Saos tiram-nya sangat terasa, siram di nasi putih klop banget menemani makan hidangan seafood yang lain... nyam nyam nyam ...

Yang terakhir dan ngga kalah Wuoke-nya adalah Udang Api goreng bawang putih garing, wuiiihhh... ini kayak makan snack garing rasa udang aseli... bawang putihnya yang digoreng bersamaan meresap ke dalam udangnya. Serpihan-nya pun mantap di mulut... kresh kresh nyesh garing gurih dan wangi nikmat sekali


PUAS PUAS PUAS, bener bener PUAS bersantap di Bandar Djakarta. Terbukti dia ngga cuma mengusung tempat makan yang cozy untuk keluarga, tapi juga rasanya yang tetap terjaga nikmat, sehingga pelanggan akan terngiang ngiang untuk kembali bertualang rasa di sini
Dan soal harga, boleh dibilang cukup reasonable. Ongkos masaknya dihitung dari kg makanan yang kita 'beli' di fresh market, dan 'hanya' 10ribu per kg-nya. Tentu, harga makanan yang kita beli di fresh market sudah di-mark up (bila dibandingkan pasar tradisional). Misalnya, udang api, disini sekilonya 40an ribu, di pasar tradisional paling hanya 30an ribu. Ikan Sebelah contoh lainnya, di pasar tradisional hanya 20ribu sekilo, disini dibandrol 35ribu. Gue tidak mengatakan harganya mahal, tapi 'ongkos masak' 10ribu-nya yang tidak bisa dibilang murah...
Siang itu (s/d pertengahan September 2009) ada promo SOFT LOUNCHING bekerja sama dengan kartu kredit PANIN. Santap apa aja (termasuk beverage dan nasi putih) diskon 30%. Di depan resto, diletakkan banner yang cukup menarik, gambarnya ikan, udang dan kepiting terjun dengan parasut. Mungkin maksudnya dari pantai (Ancol) mendarat ke perumahan (Serpong). So, Enjoy Bandar Djakarta di luar Jakarta (Serpong) ... & Enjoy Seafood jauh... jauh... dari Pantai




Padahal banyak foto foto bagus di sana... arrrrghhh...


Kali ini, AjNatz kembali mengunjungi Bandar Djakarta. Tapi bukan kembali ke Ancol, melainkan cabang nya yang brand new, baru aja buka minggu lalu, Bandar Djakarta Alam Sutera, Serpong (Banten). Terdengar sedikit aneh, Bandar Djakarta but outside Jakarta, walaupun masih tetangga

Wuih, Minggu siang itu bagaikan ngga ada tempat makan lain. Ramai banget orang tumplek blek di sana... Dasar orang Jakarta (dan sekitarnya



Ini lah konsep yang diusung oleh Bandar Djakarta non pantai (non-Ancol), saung di tengah halaman rumput, yang tidak begitu luas, namun ada kesan teduh dan santai. Hilanglah kesan under-estimate di awal tadi. Walaupun sebenarnya ngga semua pengunjung bisa kebagian tempat di saung, namun boleh dibilang ini hokinya AjNatz


Setelah tempat duduk settle, it's order time !! Untuk urusan yang satu ini, kurang lebih sama uniknya dengan yang di Ancol, yaitu dibuatkan semacam fresh market, tempat kita bisa memilih sendiri ikan, cumi, kepiting, udang, dll untuk di-olah dan dimasak di dapur mereka. Hanya saja, dibanding di Ancol, disini tampaknya kurang banyak pilihan, terutama untuk pilihan ikan hidup. Kerang kerangan-pun siang itu lagi kosong. Namun, pilihan yang ada cukup memadai dan tidaklah sangat mengecewakan. Setelah pilih dan masukkan ke keranjang belanja, kemudian menuju tempat timbangan, disana makanan kita akan ditimbang dan kita akan ditanyai mau di masak apa, lalu diberi nomor meja sebagai tanda pesanan kita.
Pilihan siang itu jatuh pada Ikan Baronang, ikan ini memang primadona Bandar Djakarta untuk pilihan ikan bakar. Lalu udang pancet besar (karena yang sedang lagi kosong). Untuk sayuran, sepiring kailan saos tiram boleh jadi pilihan makan seafood yang mantap. Merasa masih kurang, kita nambah udang api (yang ukuran-nya kecil kecil) untuk digoreng garing + bawang putih. Wuiihhhh.... ngga sabar deh...

Untuk ukuran kecepatan penyajian, boleh diacungkan jempol. Ramai-nya pengungjung tidak membuat antrian masakan menumpuk dan membuat pelanggan naik darah. Dalam hitungan 15 - 20 menit, semua menu datang bersamaan, kecuali udang api yang menjadi menu tambahan. Wah, langsung deh lahap disantap ha ha ha ha

Ikan Baronang-nya yang paling jempol


Udang pancet memang ngga ada matinya. Udang-nya besar, dagingnya gurih dan ada telor di kepalanya. Mantab bener... Yang perlu disayangkan adalah rasa saus padangnya yang terlalu asem. Entah kenapa begitu, rasanya waktu makan di Ancol ngga begitu. Tapi tidak mengurangi nikmat secara keseluruhan.
Surprisingly... Kailan saos tiram-nya juga ngga kalah mantaB


Yang terakhir dan ngga kalah Wuoke-nya adalah Udang Api goreng bawang putih garing, wuiiihhh... ini kayak makan snack garing rasa udang aseli... bawang putihnya yang digoreng bersamaan meresap ke dalam udangnya. Serpihan-nya pun mantap di mulut... kresh kresh nyesh garing gurih dan wangi nikmat sekali


PUAS PUAS PUAS, bener bener PUAS bersantap di Bandar Djakarta. Terbukti dia ngga cuma mengusung tempat makan yang cozy untuk keluarga, tapi juga rasanya yang tetap terjaga nikmat, sehingga pelanggan akan terngiang ngiang untuk kembali bertualang rasa di sini


Dan soal harga, boleh dibilang cukup reasonable. Ongkos masaknya dihitung dari kg makanan yang kita 'beli' di fresh market, dan 'hanya' 10ribu per kg-nya. Tentu, harga makanan yang kita beli di fresh market sudah di-mark up (bila dibandingkan pasar tradisional). Misalnya, udang api, disini sekilonya 40an ribu, di pasar tradisional paling hanya 30an ribu. Ikan Sebelah contoh lainnya, di pasar tradisional hanya 20ribu sekilo, disini dibandrol 35ribu. Gue tidak mengatakan harganya mahal, tapi 'ongkos masak' 10ribu-nya yang tidak bisa dibilang murah...
Siang itu (s/d pertengahan September 2009) ada promo SOFT LOUNCHING bekerja sama dengan kartu kredit PANIN. Santap apa aja (termasuk beverage dan nasi putih) diskon 30%. Di depan resto, diletakkan banner yang cukup menarik, gambarnya ikan, udang dan kepiting terjun dengan parasut. Mungkin maksudnya dari pantai (Ancol) mendarat ke perumahan (Serpong). So, Enjoy Bandar Djakarta di luar Jakarta (Serpong) ... & Enjoy Seafood jauh... jauh... dari Pantai
