Tampilkan postingan dengan label serpong. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label serpong. Tampilkan semua postingan

23 Agustus 2009

Ada Aja yang Beda di Bandar Djakarta

Warga Ibukota pasti ngga asing sama resto yang namanya Bandar Djakarta. Resto yang berlokasi di pinggir pantai Marina Ancol itu, menawarkan nuansa yang asik dalam bersantap, sambil menikmati semilir angin pantai, pemandangan cottage yang eksotis dan tenggelamnya matahari di seberang lautan sana (sunset). AjNatz pernah dinner sangat romantis sekali disana :x , di anjungan yang dibuat khusus (hanya ada 1 meja) menjorok ke laut, menyantap ikan pecah kulit goreng garing, udang pancet saus padang, dan tauge ikan asin, ditemani sunset yang sempurna. Kala itu layaknya orang sedang pacaran walaupun sedang hamil Kelly 6 bulan :p Sayang fotonya hilang karena error, sehingga Aj ngga punya liputan :((
Padahal banyak foto foto bagus di sana... arrrrghhh... ~x( kalo inget kejadian itu :hammer:

Kali ini, AjNatz kembali mengunjungi Bandar Djakarta. Tapi bukan kembali ke Ancol, melainkan cabang nya yang brand new, baru aja buka minggu lalu, Bandar Djakarta Alam Sutera, Serpong (Banten). Terdengar sedikit aneh, Bandar Djakarta but outside Jakarta, walaupun masih tetangga :)) Awalnya sih sedikit under estimate, ah.. mana mungkin se-sedap dan se-eksotis Bandar Djakarta Ancol... lha wong ini di tengah perumahan, ngga ada laut, ngga ada pantai, ngga ada sunset, tapi makannya seafood, agak maksa ngga sih...? Kesan itu sempet menghinggapi sampai kita berada di lokasinya yang tak jauh dari masuk pintu gerbang perumahan Alam Sutera itu.

Image

Wuih, Minggu siang itu bagaikan ngga ada tempat makan lain. Ramai banget orang tumplek blek di sana... Dasar orang Jakarta (dan sekitarnya :p ), apa pun yang baru pasti di-samber... Untungnya ngga terlalu lama di waiting list dan dapet tempat di saung pula :) Yep, SAUNG :-!

Image

Ini lah konsep yang diusung oleh Bandar Djakarta non pantai (non-Ancol), saung di tengah halaman rumput, yang tidak begitu luas, namun ada kesan teduh dan santai. Hilanglah kesan under-estimate di awal tadi. Walaupun sebenarnya ngga semua pengunjung bisa kebagian tempat di saung, namun boleh dibilang ini hokinya AjNatz :D , nunggu ngga lama (ada orang yang nunggu lebih lama karena jumlah tamu dan meja yang kebetulan kosong tidak sesuai), e... dapetnya saung yang cukup strategis pula :-!

Image

Setelah tempat duduk settle, it's order time !! Untuk urusan yang satu ini, kurang lebih sama uniknya dengan yang di Ancol, yaitu dibuatkan semacam fresh market, tempat kita bisa memilih sendiri ikan, cumi, kepiting, udang, dll untuk di-olah dan dimasak di dapur mereka. Hanya saja, dibanding di Ancol, disini tampaknya kurang banyak pilihan, terutama untuk pilihan ikan hidup. Kerang kerangan-pun siang itu lagi kosong. Namun, pilihan yang ada cukup memadai dan tidaklah sangat mengecewakan. Setelah pilih dan masukkan ke keranjang belanja, kemudian menuju tempat timbangan, disana makanan kita akan ditimbang dan kita akan ditanyai mau di masak apa, lalu diberi nomor meja sebagai tanda pesanan kita.

Image
Image
Image
Image
Image

Pilihan siang itu jatuh pada Ikan Baronang, ikan ini memang primadona Bandar Djakarta untuk pilihan ikan bakar. Lalu udang pancet besar (karena yang sedang lagi kosong). Untuk sayuran, sepiring kailan saos tiram boleh jadi pilihan makan seafood yang mantap. Merasa masih kurang, kita nambah udang api (yang ukuran-nya kecil kecil) untuk digoreng garing + bawang putih. Wuiihhhh.... ngga sabar deh... =P~

Untuk ukuran kecepatan penyajian, boleh diacungkan jempol. Ramai-nya pengungjung tidak membuat antrian masakan menumpuk dan membuat pelanggan naik darah. Dalam hitungan 15 - 20 menit, semua menu datang bersamaan, kecuali udang api yang menjadi menu tambahan. Wah, langsung deh lahap disantap ha ha ha ha :))

Ikan Baronang-nya yang paling jempol :-bd Bakar pedas manis adalah juga pilihan yang tepat. Tidak terlalu pedas juga manis nya pas banget. Dicocol sambel terasi atau kecap manis dengan potongan cabe dan bawang merah, ditambah sejumput nasi, hap, masuk mulut, langsung beradu kelezatan, nyam nyam... :x

Image
Image

Udang pancet memang ngga ada matinya. Udang-nya besar, dagingnya gurih dan ada telor di kepalanya. Mantab bener... Yang perlu disayangkan adalah rasa saus padangnya yang terlalu asem. Entah kenapa begitu, rasanya waktu makan di Ancol ngga begitu. Tapi tidak mengurangi nikmat secara keseluruhan.

Image
Image

Surprisingly... Kailan saos tiram-nya juga ngga kalah mantaB :-bd Kailannya guring dan lembut sampai ke batang batangnya. Saos tiram-nya sangat terasa, siram di nasi putih klop banget menemani makan hidangan seafood yang lain... nyam nyam nyam ... B-)

Image

Yang terakhir dan ngga kalah Wuoke-nya adalah Udang Api goreng bawang putih garing, wuiiihhh... ini kayak makan snack garing rasa udang aseli... bawang putihnya yang digoreng bersamaan meresap ke dalam udangnya. Serpihan-nya pun mantap di mulut... kresh kresh nyesh garing gurih dan wangi nikmat sekali :p :))

Image
Image

PUAS PUAS PUAS, bener bener PUAS bersantap di Bandar Djakarta. Terbukti dia ngga cuma mengusung tempat makan yang cozy untuk keluarga, tapi juga rasanya yang tetap terjaga nikmat, sehingga pelanggan akan terngiang ngiang untuk kembali bertualang rasa di sini =P~ :-bd

Dan soal harga, boleh dibilang cukup reasonable. Ongkos masaknya dihitung dari kg makanan yang kita 'beli' di fresh market, dan 'hanya' 10ribu per kg-nya. Tentu, harga makanan yang kita beli di fresh market sudah di-mark up (bila dibandingkan pasar tradisional). Misalnya, udang api, disini sekilonya 40an ribu, di pasar tradisional paling hanya 30an ribu. Ikan Sebelah contoh lainnya, di pasar tradisional hanya 20ribu sekilo, disini dibandrol 35ribu. Gue tidak mengatakan harganya mahal, tapi 'ongkos masak' 10ribu-nya yang tidak bisa dibilang murah...

Siang itu (s/d pertengahan September 2009) ada promo SOFT LOUNCHING bekerja sama dengan kartu kredit PANIN. Santap apa aja (termasuk beverage dan nasi putih) diskon 30%. Di depan resto, diletakkan banner yang cukup menarik, gambarnya ikan, udang dan kepiting terjun dengan parasut. Mungkin maksudnya dari pantai (Ancol) mendarat ke perumahan (Serpong). So, Enjoy Bandar Djakarta di luar Jakarta (Serpong) ... & Enjoy Seafood jauh... jauh... dari Pantai :-!

Image

13 Maret 2009

Gado gado BOPLO, enak sih ...

Siang itu, lagi mau berangkat ke Talavera, Cilandak, tiba tiba kepikiran makan gado gado Boplo. Udah lama sih denger-nya, tapi karena siang itu dari kantor agak awal, dan kebetulan lewat gerainya yang di Serpong, maka pikiran itu baru muncul.

Serpong makin maju. Terbukti banyak buka resto baru di sepanjang jalan. Ada Grand Super Kitchen -> lengkap dengan convention dan wedding hall, ada Mang Kabayan, MGM, Rawon Setan, Bebek HT, dan ya, Gado gado Boplo ini.

Setelah lewat Alam Sutra, dia ada di sebelah kanan jalan, jadi harus puter balik dulu. Puterannya terbilang jauh, namun thank God siang itu lancuar, jadi ngga masalah.


Sampai disana, bangunannya cukup mewah, gaya modern minimalis dan bertingkat 2. Parkirnya pun cukup luas, bisa di depan atau di belakang dan samping. Siang itu masih agak sepi, gue masih bisa parkir persis depan pintu :_)

Sayang lantai 2 tidak diperkenankan, alasannya sedang renov, ya udah lantai satu juga masih banyak kosong kok. Gue sengaja duduk di pojok paling belakang. Yang gue kagumi adalah, mereka ngga menolak, bahkan ngga keberatan dengan keinginan gue (sendirian) untuk duduk di sofa untuk berempat. Banyak resto punya kebijakan, kalo sendiri atau berdua, ya di-dudukin di tempat yang 'sesuai'. Nah, yang ini ngga :_)


Jadilah gue duduk sendiri di sofa merah untuk berempat :_P Menu pun langsung diantarkan. Pilih punya pilih, gue pesen menu andalan mereka, ya, gado gado Boplo, lagipula ini kan pertama kalinya gue, jadi, musti menu andalannya dong... Menu lain yg juga andalan mereka (they call it 'Spesial Boplo'): Karedok, Ketoprak dan Rujak Juhi. Hmm, I see the connection, semua yang berkacang...


Kenapa gue begitu tertarik, salah satunya karena mereka pake kacang mete sebagai bahan dasar saos-nya. Dan, pas sadar uang di dompet cuma Rp 50,000 gue hampir ngga jadi masuk, takut duit kurang. Karena Natz pernah bilang ini gado gado mahal banget.

Ternyata ngga juga. Gado gado tok 16K, + lontong 17K dan lontong terpisah jadi 20K. (he he he, plus minum, 50ribu gue masih ada kembalian.. pikir gue dalam hati...). Dan pengetahuan gue mengenai mereka pake kacang mete juga ngga sepenuhnya benar. Ternyata hanya campuran kacang mete, jadi tetep kacang tanah sebagai bahan dasar, kacang mete sebagai campuran pembangkit rasa aja.

Untuk minum gue pesan Jus Mentimun Napis 10K. Isinya mentimun, nanas, jeruk nipis dan 'simple syrup' (not quite sure what this mean). Pas keluar, ternyata benar benar 'simple' taste-nya. Kurang berani. Padahal udah pake nanas, jeruk nipis, harusnya cukup 'menggigit' tapi ini ngga. Not recommended. Padahal urutan di menu beverage, dia yang pertama, harusnya... ah sudahlah...


Dan datanglah Gado gado itu. Ngga sampe 10 menit menunggu rasanya. Kayaknya ngga diulek lagi saos-nya (kayak abang abang punya, pesen, baru ulek). Kalo ini kayaknya, pesen, langsung siram :_P

Penampilannya sih menarik. Ada telor, sayur, kentang, tahu dan sedikit jagung. Tidak ada tempe. Yang menarik, kerupuknya bukan kerupuk abal abal. Ini kerupuk udang yang wuihhh, maknyuss... top. Pas suapan pertama masuk mulut... yummy saos kacangnya. Dan kesan pertama, lontongnya lembut, wangi dan enak. Sampai gue merasa lontongnya kurang :_P


Setelah setengah piring lebih gue santap, kok masih jauh dari rasa kenyang ya... Buka buka lembaran menu lagi, akhirnya pesan paket nasi uduk. Ada paket telor, ayam atau daging. Ada juga yang polos (cuma tempe orek, kentang, tahu, krecek dan kerupuk udang). Gue pesen yang polos aja, 13.5K. Yang telor 16.5K, daging 21.5K, ayam 22.5, komplit 30K. Pas nulis ini gue baru sadar, kalau mereka under-billed gue untuk ini, gue cuma ditagih 5K (ini supposed to be nasi uduk tok).

Menu lainnya beragam juga (membuat gue agak bingung juga milihnya). Selain uduk, ada timbel, rames dan nasi merah. Ada masakan Indonesia lainnya kayak nasi ayam, tahu telor, sate ayam, ayam goreng, sayur asem, gurame/bawal goreng/bakar. Ada sop dan soto. Ada rawon. Ada mie ayam, kwetiau, pangsit dan nasi goreng. Banyak banget. Gue lihat beberapa meja pesen sop buntut/iga -> kayaknya enak :_P

Pesanan terakhir gue ini agak lama keluarnya, agaknya mereka lupa masukin pesanan gue. Selain juga restonya mulai ramai dan sesak. Untunglah pas datang, tidak mengecewakan. Nasinya memang agak lembek, tapi 'uduk'nya berasa. Orek, kentang dan tahu-nya pun manteb. Kreceknya yang agak alot.


Pas bayar... dugaan awal gue bener, 50k masih ada kembalian wehehe... Total tagihan 32.5k :_P In overall, enak juga. Walaupun jujur, masih lebih enak gado gado abang yang di depan gedung AKR, kebon jeruk (my lovely previous office). Dengan 5k udah pake nasi, kenyang, nikmat, puas :_P Oh, I miss that abang :_P

Ohya, ada yang bisa ngasih tau ngga kenapa lambangnya BF? Well, not actually BF sih, but it looks BF enough to me... :_P Mau tanya Ibu Juliana Hartono ah ...