26 Agustus 2009

Salah Kaprah gue tentang ASAM URAT

Setiap kali ke dokter, apa pun penyakit gue, ujung ujungnya dokter pasti kawatir dengan tingkat asam urat gue yang terlalu tinggi (sempat mencapai 10.5, sekarang ada di kisaran 8.5). Kemaren ini gue ke dokter karena pilek dan hidung tersumbat, eh.. yang dibahas malah asam urat dan akhirnya dikasih obat asam urat juga :( Bahkan dokter kandungan Natz (waktu lagi hamil Kelly) pernah membahas asam urat gue juga, coba ! dokter kandungan aja ikut nimbrung... [-(

Saking banyaknya info, banyak hal yang gue sadari ternyata salah kaprah. Gue yakin gue bukan satu satunya yang pemahamannya salah, ini seperti MITOS. Mitos tentang asam urat yang diyakini kebenarannya oleh umum, padahal belum tentu benar. Antara lain:

Asam urat tinggi menyebabkan nyeri luar biasa pada sendi

Dokter sering bertanya: apa badan kamu ngga sakit sakit, tangan ngga kesemutan dll. Gue jawab: ngga. Dokternya bingung. Gue juga bingung, dan sempet meragukan hasil lab asam urat itu (padahal udah beberapa kali di tes, hasilnya sama).

Memang, penderita asam urat itu umumnya mengeluhkan sendi yang ngilu dan kesemutan pada jari tangan dan kaki. Namun tidak semua penderita begitu (contohnya gue). Nyeri itu disebabkan oleh menumpuknya purin yang tidak bisa dikeluarkan lewat metabolisme (lewat feses/air seni), yang kebetulan lebih sering numpuk di persendian. Dalam kasus gue, justru lebih bahaya, karena kita ngga tau dimana purin itu 'bersembunyi'. Menurut dokter Rajesh, could be anywhere, ginjal, empedu atau organ tubuh lainnya. Bahaya-nya bisa membentuk batu ginjal or batu empedu... waaaakssss :-s

Jeroan, daging kambing, kacang2an merupakan penyebab Asam Urat tinggi

Saran dokter: jangan makan kambing, jeroan dan kacang2an. Bahkan ada dokter yang langsung memvonis: "makanya jangan sering sering makan kambing sama jeroan"... :-w mau marah ngga bisa... padahal kedua jenis makanan itu bukan kesukaan gue, apalagi jeroan, hampir ngga pernah gue sentuh :( Kalo kacang harus gue akui gue doyan, tapi juga sangat gue hindari... Dalam hal ini, gue juga sempet bingung: kok asam urat gue ngga turun turun...? So...?

Memang benar, makanan seperti jeroan, daging kambing, kacang2an, cumi dan udang, melinjo adalah pemicu naiknya kadar asam urat. Namun tingginya asam urat lebih merupakan masalah pada metabolisme tubuh. Dan perlu diketahui, SEMUA makanan yang kita makan mengandung purin (zat penyebab asam urat tinggi), hanya masalah banyak/sedikitnya. Dan makanan tersebut di atas memang diketahui mengandung purin yang cukup tinggi. Dijelaskan dr. Rajesh, 2 orang yang mengkonsumsi makanan yang sama persis, belum tentu tingkat asam urat keduanya sama. Tergantung metabolisme masing2 orang. Dan hal ini, ditegaskannya: belum ada obat yang bisa menyembuhkannya di dunia medis !! :-o whoaaaa :(( gue akan asam urat seumur hidup dong... :( Nah, hal ini menyangkut mitos yang ketiga.

Konsumsi obat asam urat berarti ketergantungan

Kalau belum ada obat penyembuhnya, berarti konsumsi obat asam urat adalah ketergantungan? Mengingat harus dikonsumsi terus, kalau ngga, akan naik terus?

Itulah pemahaman gue selama ini. Gue pernah mengkonsumsi allopurinol (obat generik untuk asam urat tinggi) selama beberapa bulan. Terus gue stop karena merasa harus bisa tanpa obat. Diet asam urat, hindari jeroan dll (spt di atas) sebagai solusi. Tapi apa daya, tingkat asam urat tak kunjung turun. Berarti gue sudah ketergantungan sama obat... :(

Salah Besar !! Dr. Rajesh mengatakan, belum ada obat penyembuhnya, yang ada adalah penanggulangannya. Penyakitnya tidak sembuh, tapi penderitanya bisa ditolong. Dia analogikan dengan penderita myophia (mata minus), matanya tidak bisa disembuhkan, tapi penderitanya bisa ditolong dengan bantuan kacamata. Well, analogi ini tidak berlaku sejak ditemukannya lasik :p , tapi intinya begitu. Jadi bukan ketergantungan, tapi merupakan solusi. Sampai ditemukannya obat untuk benar benar menyembuhkan (spt lasik untuk mata rusak).

Jadi kesimpulannya?

Asam Urat tidak musti menyebabkan nyeri pada persendian dan kesemutan pada jari tangan dan kaki. Hanya saja, itu gejala yang paling gampang kelihatan. Kalau menumpuknya di ginjal/empedu/organ lain, lebih tidak bisa keliatan gejalanya, sampai parah. Harus diingat juga, nyeri pada persendian tidak melulu akibat asam urat, bisa juga hal lain, misalnya kekurangan kalsium.

Jeroan, kambing dan kacang2an benar menyebabkan asam urat tinggi, namun bukan itu root cause-nya. Masalahnya lebih kepada metabolisme tubuh masing2 orang yang berbeda dalam mengeluarkan purin yang terkandung dalam makanan. Tiap makanan yang kita santap mengandung purin, tergantung tubuh kita bisa mengeluarkan dengan baik atau tidak.

Obat penurun asam urat adalah satu satunya solusi saat ini. Ada Allopurinol untuk generiknya, yang mahal, ada Zyloric (harganya bisa > 10 kali lipat). Kalau tingkat asam urat diatas 7.5, sudah harus konsumsi obat ini. Dan itulah yang sekarang gue lakukan :)


So, thanks to dr. Rajesh (RS PIK) yang meluruskan pemahaman gue tentang penyakit 'manahun' gue ini. Now, jangan berharap asam urat turun, tapi lakukan yang harus dilakukan: hindari makanan yg mengandung purin tinggi, konsumsi obat asam urat (rutin, spt halnya memakai kacamata), dan minum air putih yang banyak (min 2.5 ltr sehari) dan sering (min tiap 1 jam sekali). Air minum untuk menggelontor purin sebanyak mungkin keluar lewat urin :)

Hal lain yang gue dapet adalah: bersepeda ke kantor (B2W) yang gue lakoni sekarang amat bagus :-! Tapi jangan berharap berat badan bisa turun (seketika). Lagi lagi pengetahuan dari dr Rajesh: lemak itu sangat ringan (buktinya mengapung dalam air), sehingga kehilangan lemak tidak serta merta kentara pada berat badan. Justru, dengan berolahraga, otot bertambah sehingga berat badan justru akan cenderung naik. Jadi yang lebih tepat untuk mengukur lemak sudah turun/belum adalah bukan dari berat badan, melainkan dari indikasi lain: badan yang lembek menjadi lebih keras (berotot) dan Lingkar Perut semakin mengecil ! :p So, gowes ke kantor harus semakin getol nih... B-)

Oh... kini ku tau.... :p :ymparty:

KUPPA, redefining Thai cuisine

Sudah agak lama bersantap disini, tepatnya pada hari kita ngajak Kelly main di Miniapolis, Plaza Indonesia. Kebetulan ada promo diskon 50% dari Kartu Kredit Bank Mega. Pas lagi jam makan siang & lapar, diskon pula... boleh lah untuk icip icip :p Selain Bank Mega, ada juga BNI yang juga 50%. Sedangkan ANZ menawarkan paket menu makan siang (berlaku hari biasa).

Image

Dia menyebut dirinya redefining Thai cuisine -> Kita liat seberapa jauh re-definisi nya ... :-?

Image

Pas liat menu, memang ada beberapa menu yang agak 'ngga biasa' untuk sajian restaurant Thai, misalnya ada sajian Tom Yam dengan buntut sapi. Pilihan mie/kwetiau (padthai) juga agak agak ke Korea/Vietnam, dengan potongan daging yang tebal dan berwarna hitam pekat. Pilihan menu kita siang itu: Tom Yam Oxtail soup (penasaran sop buntut dengan kuah asam manis enak apa ngga?), Pineapple Fried Rice (nasi goreng di dalam 'tempurung' nanas) dan Beef Soup with Rice Noodle (kwetiaw sapi -> ini sounds like sajian Korea/Vietnam).

Sambil nunggu, foto foto dulu :D Kebetulan banyak ornamen yang lucu lucu.

Image

Ngga berapa lama, datanglah pesanan kita. Yang pertama muncul adalah Tom Yam Oxtail Soup (67.5K). Sop Tom Yam-nya ngga diragukan ke-Thai-annya. Asem dan pedasnya khas Thai, kalau istilah AjNatz, pedasnya 'jahat' :ymdevil: Jahat, sebab meninggalkan kesan di mulut dan tenggorokan sehabis bersantap. Jahat, namun itulah pedas yang diharapkan dari sajian Thai :p

Yang agak mengecewakan justru buntut-nya. Empuk dagingnya sudah cukup pas, namun bagian yang menempel pada tulang yang liat dan berlemak masih agak menempel di tulangnya dan susah copot. Hal ini bisa sangat amat mengganggu dan secara drastis mengurangi nikmat-nya bersantap :(

Image

Nasi goreng nanas di dalam tempurung nanas (59.5K) hampir tak pernah mengecewakan gue :) yang kebetulan memang penggemar nanas :D Rasanya sulit mencari yang salah dari nanas :p Nasi goreng berwarna kuning ini, selain bertaburan potongan nanas segar, juga ada potongan tomat, daging ayam dan kismis. Toppingnya berupa kacang mede (sejumput kecil) plus 1 biji udang rebus ukuran besar yang sudah direbus. Dan yep, hanya 1 ekor, hanya sebagai topping doang... [-( Tapi rasa nanas di nasinya sudah cukup membuat gue tidak merasa kecewa :p

Image

Terakhir, Beef Soup with Rice Noodle (49.5K) boleh dibilang mengecewakan. Isinya kwetiau, tauge, kangkung, daging sapi dan baso sapi dengan kuah yang ngga jelas antara asin, asem dan manis :-?? Walaupun dagingnya cukup banyak, tapi dengan rasa yang aneh, merusak seluruh makanan :(

Image

Dengan segelas Thai Iced Tea (27.5K) dan Hot Tea (10.5K -> muahal buangettsss X( ) dan diskon 50% dari KK Bank Mega (untuk food), total kita bayar 140.5K. Menurut gue sih masih mahal, mengingat rasa dan masakan yang masih harus banyak improvement. Mungkin lebih baik dia memasak masakan Thai standard aja, instead of trying to redefining it ... :-?

Image

23 Agustus 2009

Ada Aja yang Beda di Bandar Djakarta

Warga Ibukota pasti ngga asing sama resto yang namanya Bandar Djakarta. Resto yang berlokasi di pinggir pantai Marina Ancol itu, menawarkan nuansa yang asik dalam bersantap, sambil menikmati semilir angin pantai, pemandangan cottage yang eksotis dan tenggelamnya matahari di seberang lautan sana (sunset). AjNatz pernah dinner sangat romantis sekali disana :x , di anjungan yang dibuat khusus (hanya ada 1 meja) menjorok ke laut, menyantap ikan pecah kulit goreng garing, udang pancet saus padang, dan tauge ikan asin, ditemani sunset yang sempurna. Kala itu layaknya orang sedang pacaran walaupun sedang hamil Kelly 6 bulan :p Sayang fotonya hilang karena error, sehingga Aj ngga punya liputan :((
Padahal banyak foto foto bagus di sana... arrrrghhh... ~x( kalo inget kejadian itu :hammer:

Kali ini, AjNatz kembali mengunjungi Bandar Djakarta. Tapi bukan kembali ke Ancol, melainkan cabang nya yang brand new, baru aja buka minggu lalu, Bandar Djakarta Alam Sutera, Serpong (Banten). Terdengar sedikit aneh, Bandar Djakarta but outside Jakarta, walaupun masih tetangga :)) Awalnya sih sedikit under estimate, ah.. mana mungkin se-sedap dan se-eksotis Bandar Djakarta Ancol... lha wong ini di tengah perumahan, ngga ada laut, ngga ada pantai, ngga ada sunset, tapi makannya seafood, agak maksa ngga sih...? Kesan itu sempet menghinggapi sampai kita berada di lokasinya yang tak jauh dari masuk pintu gerbang perumahan Alam Sutera itu.

Image

Wuih, Minggu siang itu bagaikan ngga ada tempat makan lain. Ramai banget orang tumplek blek di sana... Dasar orang Jakarta (dan sekitarnya :p ), apa pun yang baru pasti di-samber... Untungnya ngga terlalu lama di waiting list dan dapet tempat di saung pula :) Yep, SAUNG :-!

Image

Ini lah konsep yang diusung oleh Bandar Djakarta non pantai (non-Ancol), saung di tengah halaman rumput, yang tidak begitu luas, namun ada kesan teduh dan santai. Hilanglah kesan under-estimate di awal tadi. Walaupun sebenarnya ngga semua pengunjung bisa kebagian tempat di saung, namun boleh dibilang ini hokinya AjNatz :D , nunggu ngga lama (ada orang yang nunggu lebih lama karena jumlah tamu dan meja yang kebetulan kosong tidak sesuai), e... dapetnya saung yang cukup strategis pula :-!

Image

Setelah tempat duduk settle, it's order time !! Untuk urusan yang satu ini, kurang lebih sama uniknya dengan yang di Ancol, yaitu dibuatkan semacam fresh market, tempat kita bisa memilih sendiri ikan, cumi, kepiting, udang, dll untuk di-olah dan dimasak di dapur mereka. Hanya saja, dibanding di Ancol, disini tampaknya kurang banyak pilihan, terutama untuk pilihan ikan hidup. Kerang kerangan-pun siang itu lagi kosong. Namun, pilihan yang ada cukup memadai dan tidaklah sangat mengecewakan. Setelah pilih dan masukkan ke keranjang belanja, kemudian menuju tempat timbangan, disana makanan kita akan ditimbang dan kita akan ditanyai mau di masak apa, lalu diberi nomor meja sebagai tanda pesanan kita.

Image
Image
Image
Image
Image

Pilihan siang itu jatuh pada Ikan Baronang, ikan ini memang primadona Bandar Djakarta untuk pilihan ikan bakar. Lalu udang pancet besar (karena yang sedang lagi kosong). Untuk sayuran, sepiring kailan saos tiram boleh jadi pilihan makan seafood yang mantap. Merasa masih kurang, kita nambah udang api (yang ukuran-nya kecil kecil) untuk digoreng garing + bawang putih. Wuiihhhh.... ngga sabar deh... =P~

Untuk ukuran kecepatan penyajian, boleh diacungkan jempol. Ramai-nya pengungjung tidak membuat antrian masakan menumpuk dan membuat pelanggan naik darah. Dalam hitungan 15 - 20 menit, semua menu datang bersamaan, kecuali udang api yang menjadi menu tambahan. Wah, langsung deh lahap disantap ha ha ha ha :))

Ikan Baronang-nya yang paling jempol :-bd Bakar pedas manis adalah juga pilihan yang tepat. Tidak terlalu pedas juga manis nya pas banget. Dicocol sambel terasi atau kecap manis dengan potongan cabe dan bawang merah, ditambah sejumput nasi, hap, masuk mulut, langsung beradu kelezatan, nyam nyam... :x

Image
Image

Udang pancet memang ngga ada matinya. Udang-nya besar, dagingnya gurih dan ada telor di kepalanya. Mantab bener... Yang perlu disayangkan adalah rasa saus padangnya yang terlalu asem. Entah kenapa begitu, rasanya waktu makan di Ancol ngga begitu. Tapi tidak mengurangi nikmat secara keseluruhan.

Image
Image

Surprisingly... Kailan saos tiram-nya juga ngga kalah mantaB :-bd Kailannya guring dan lembut sampai ke batang batangnya. Saos tiram-nya sangat terasa, siram di nasi putih klop banget menemani makan hidangan seafood yang lain... nyam nyam nyam ... B-)

Image

Yang terakhir dan ngga kalah Wuoke-nya adalah Udang Api goreng bawang putih garing, wuiiihhh... ini kayak makan snack garing rasa udang aseli... bawang putihnya yang digoreng bersamaan meresap ke dalam udangnya. Serpihan-nya pun mantap di mulut... kresh kresh nyesh garing gurih dan wangi nikmat sekali :p :))

Image
Image

PUAS PUAS PUAS, bener bener PUAS bersantap di Bandar Djakarta. Terbukti dia ngga cuma mengusung tempat makan yang cozy untuk keluarga, tapi juga rasanya yang tetap terjaga nikmat, sehingga pelanggan akan terngiang ngiang untuk kembali bertualang rasa di sini =P~ :-bd

Dan soal harga, boleh dibilang cukup reasonable. Ongkos masaknya dihitung dari kg makanan yang kita 'beli' di fresh market, dan 'hanya' 10ribu per kg-nya. Tentu, harga makanan yang kita beli di fresh market sudah di-mark up (bila dibandingkan pasar tradisional). Misalnya, udang api, disini sekilonya 40an ribu, di pasar tradisional paling hanya 30an ribu. Ikan Sebelah contoh lainnya, di pasar tradisional hanya 20ribu sekilo, disini dibandrol 35ribu. Gue tidak mengatakan harganya mahal, tapi 'ongkos masak' 10ribu-nya yang tidak bisa dibilang murah...

Siang itu (s/d pertengahan September 2009) ada promo SOFT LOUNCHING bekerja sama dengan kartu kredit PANIN. Santap apa aja (termasuk beverage dan nasi putih) diskon 30%. Di depan resto, diletakkan banner yang cukup menarik, gambarnya ikan, udang dan kepiting terjun dengan parasut. Mungkin maksudnya dari pantai (Ancol) mendarat ke perumahan (Serpong). So, Enjoy Bandar Djakarta di luar Jakarta (Serpong) ... & Enjoy Seafood jauh... jauh... dari Pantai :-!

Image