30 April 2011

Kelly in Singapore !

Nerveous... Very nurveous. Karena ini kali pertama kita traveling dengan Kelly. Saking nerveous-nya sampai ada semacam 'simulasi traveling' ke Bandung... Knp bisa begitu nerveous? 1) karena kelly belum pernah traveling apalagi jauh 2) Kelly takut naik lift, mukanya bisa pucat hanya karena mendengar kata lift (gmn nanti kalo Hotelnya lantai 12? Bisa gempor gendongin naik tangga 3) Kelly beraknya (super) susah. Kalo lagi mau pup, bisa seharian minta gendong sambil mau mewek mau mewek. Kalo keluar pupnya pasti nangis karena keras :(
4) Kelly takut naik sesuatu yg goyang2, misalnya: naik walking animal / kereta api yg ada di mal mal, bahkan mobil naik jembatan layang dia pernah nangis dengan alasan mobilnya goyang2. Papanya ngebut dikit lwt jalan yg kurang mulus, langsung bilang: "Papa jangan ngebut dong, pelan pelan aja", sambil memelas. Nah, kalo udah gitu, kira kira apa reaksinya kalo naik pesawat terbang? :(

Demikianlah, kita mengagendakan kegiatan kita beberapa bulan sebelum berangkat dengan hal2 yang -kalo ngga menghilangkan kekhawatiran di atas- setidaknya mengurangi.
Tak kurang dari berobat serius ke dokter anak dan pencernaan untuk masalah berak, mengencourage dia pup di closet, temenin sering2 naik lift (awalnya dengan lift yang ada kacanya, jadi dia ngga berasa terkungkung di dalam lift), sampai temenin dia naik walking animal, yg biasanya di dorong/dijaga sama mbak petugasnya, ini kita minta kita aja (Papa Mama Kelly) yang jadi 'si mbak penjaga' alias yg nyetirin tu walking doggy/tiger/barongsai :p nahan malu deh diliatin seantero mall :p
Simulasi 'traveling' pun kita lakoni dengan menginap di Bandung.

Tapi dasar Kelly anak pinter, just sesaat sebelum mendekati hari keberangkatan, semua kekhawatiran mulai sirna :)
1) Naik lift ngga takut lagi bahkan seru, di mal, di RS di manapun yg ada lift, pasti minta naik lift, kalo ngga ngga mau pulang
2) Pup sudah di closet. Ini hasil kita puji2 dia kalau mau duduk di closet. Dia juga bangga kalo bisa pup di closet sampai cerita ke semua orang: Kelly pinter o'ok nya di closet :p
3) Kalau sama yang goyang goyang masih takutlah, walaupun sudah berkurang
4) Sediakan berbagai mainan dan makanan anak di pesawat
5) Kita (merasa) siap berangkat ke Singapore ! :)

DAY 1 (14 April 2011): SUNTEC dan ORCHARD


Benar saja ! Kelly ngga rewel di pesawat... Bahkan bisa bermain main tempel stiker, dan mainan senter2an bebek dan hello kitty :) Karena berangkatnya pagi, Kelly bangun langsung angkut, alhasil masih berpakaian tidur sampai ke Apartemen tempat kita menginap selama 6 hari di Singapore :)


Sampai Changi ada sedikit masalah karena passpor gue kurang dari 6 bulan :P Untung 'mbak' imigrasi orang India jutek tapi meloloskan gue juga... Ya iyalah, kita (orang Indonesia) kan sumber devisa mereka... Abis keluar imigrasi, tanya tanya di mana bisa dapet taxi yang gede (maxi cab) karena kita berenam. Maka sama seorang a'i yang sangat baik, ditunjukkan ke counter "land transportation" dekat Burger King. Disana pesan 1 maxi cab tujuan Orange Grove... harga SGD 50 sekali jalan.


Sekitar 1/2 jam, sampailah kita ke Apartemen Le Grove namanya. Apartemen yang bangunannya ngga baru namun masih apik dan bersih, lobinya spt di atas. 2 foto kecil yang ada Kelly nya adalah ruangan breakfast-nya. Yup, dapet breakfast untuk semua 6 orang.


Ini bagian dalamnya apartemen kita... ada ruang tengah, 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, sebuah dapur lengkap dengan kompor, toaster, microwave, kulkas dan mesin cuci, lengkap dengan jemuran dan alat triskaan :) Harga 1 malamnya: SGD 380 + extra-bed jadi SGD 400san (setara 3 jutaan rupiah). Dibanding sewa hotel 2 kamar...ini bukanlah deal yang jelek... lagipula dapat breakfast juga dan ada cleaning service setiap hari.


Di Le Grove ini -walaupun dia bukan di pusat kota/business tapi merupakan residential- enaknya adalah dia ada suttle bus tiap 1 jam dan sore tiap setengah jam yang bisa mengantar kita ke Orchard, Suntec dan Citi Hall. Ada beberapa titik lain lagi tapi itu ngga penting karena ngga ke sana. Ohya Orange Grove Road basically adanya di belakang Orchard Road, dekat Shangrilla Hotel & Apt. Namun untuk jalan kaki lumayan jauh juga.

Jam 11 kita keluar Apt untuk menuju Suntec, makan dan belanja kebutuhan sehari2 aja nih rencana nya hari ini.


Shuttle bus kita langsung mengantar ke Suntec City tanpa harus nyambung bus atau MRT, tepat di muka-nya Carrefour. Info bahwa di situ ada tempat makan yaitu di bawah tanah, atas nya ada bulatan besar. Liat liat, masuklah kita ke bawah dan benar ada banyak restaurant. Namun, sebelum makan, dasar si Kelly kalo udah liat air mancur pasti ngga mau pergi...


Di sana ada air mancur yang deras banget... Trus ada ritual untuk mengelilingi-nya sebanyak 3 kali untuk terwujudnya harapan. Siang itu mendung menjurus mau hujan. Ada turis dari Thailand yang juga ngiterin air itu sama sama kita.


Udah decide satu tempat makan... eh Kelly malah liat mainan mobil2an yang ada singa nya... Terpaksa temenin dia main main dulu disitu, padahal perut dah keroncong hebat :(




Akhirnya, makan juga... di sebuah resto Tang Dian Wang... sebenarnya not a good choice, namun karena lapar, lahap juga semua nya :D

Habis makan dan belanja, kita kembali ke titik di mana kita diturunkan tadi siang untuk naik shuttle bus yang sama kembali ke Apt. Terakhir di jemput jam 4. Shuttle berikutnya ngga ke Suntec lagi, walaupun dari Apt sebenarnya ada terus sampai jam 7 malam.


Sampai Apt, sempet tidur siang/sore dulu sebelum keluar lagi :) Tapi sebenarnya, keluar lagi juga cuma buat makan malam doang :P dan ngga jauh jauhlah. Atas rekomen dari Asuk pengemudi Shuttle bus, kita dirujuk ke sebuah Pujasera (kalo di Singapore disebut Kopitiam) yang letaknya di bawah ION Orchard, namanya Food Opera. Di sana udah ruame... Nah, makanan yang kali ini lebih cocok, lebih enak dan lebih Singapore :) Karena makan di Singapore ya identik dengan Kopitiam :)

Nah,segitu aja sih untuk Day 1... Ngga ada apa apa nya ya :P
Memang kita rencana santai selama 6 hari di Singapore, bukan itinerary yang padat. Karena basically ini adalah trip-nya si Kelly. Bukan kita yang jalan2 bawa anak, tapi justru sebaliknya, dia yang jalan jalan, kita yang nemenini. Jadi fokusnya sebenarnya adalah si Kelly. Makanya itinerary nya tidak padat dan selalu disisipkan tidur siangnya... (kalau bisa)... :P

Besok petualangan baru :)

27 Februari 2011

One Breakfast and A Lunch in Medan

Just a short (too short actually…!!) visit to Medan. Arrived with a very first flight at 8 in the morning… disambut matahari hangat dan cuaca yang cerah, tawaran bihun bebek buat breakfast pun tak kuasa gue tolak… Padahal udah breakfast di pesawat :p

Bihun bebek… ah.. pembuka “gerilya kuliner” yang pas banget... mengingat bihun bebek ini memang makanan khas pecinan Medan, ”memang banyak bihun bebek di Jakarta atau tempat lain, tapi ngga sama dengan yang ada di Medan, baik rasa maupun kelejatannya” diterangkan oleh temen sekantor di Medan yang menemani pagi itu.

Diantar lah kami ke daerah Kesawan. Kesawan Square, on my last visit, masih merupakan “lokalisasi kuliner” yang amat sangat kesohor… Sekarang, sudah “dimatikan” dan digantikan oleh Merdeka Walk, yang menurut gue sangat tidak otentik, tidak ”Medan”. Beda dengan Kesawan Square yang traditional, agak sedikit jorok, dan lebih alami. Apalagi ada unsur budaya dan sejarahnya, misalnya dengan keberadaan rumah ”Tjong A Fie”, salah satu sesepuh pendiri kota Medan, yang rumahnya berusia ratusan tahun namun tetep terawat baik.

Kembali ke bihun bebek :p Merupakan makanan khas Medan yang sebenarnya sederhana: bihun rebus, dengan potongan bebek dan taburan daun bawang. As simple as that. Tapi aroma nya... wuihhh... wangi banget... Kami makan di salah satu ruko yang penataan meja nya sangat sederhana menjurus sembrawut. Tempatnya ramai, banyak orang di sana ngga hanya makan bihun bebek, mereka juga ”ciak kopi” sambil ngobrol, atau sendirian membaca koran.

Potongan bebeknya cukup besar dan dermawan... Sayangnya, agak ”cacah” dagingnya... mungkin terserap habis ke kuahnya waktu direbus. Konsekwensi logisnya: aroma kuahnya menjadi luar biasa... kaldu bebek yang amat kental, wangi, dan gurih :_) Bila suka, bisa taburkan bawang putih goreng ke dalam kuah, menjadikannya makin mantap karena ada garing-garing di setiap seduhan kuah kaldunya... (ngenceeesss dah...)

Mumpung di sana, cobalah minuman sari barley yang dikemas dalam botol Frestea. Biji barley adalah salah satu jenis kacang kacangan yang salah satu kegunaannya adalah dipakai dalam proses pembuatan bir. Orang Korea gemar membuat berbagai masakan dari biji barley ini, dalam bentuk kuah-kuahan dan juga ada pie dari biji barley. Nah, di Medan, mungkin bawaan kolonial Belanda pada jaman dulu, secara home industry, banyak rumah2 di Medan yang memproduksi minuman sari barley ini. Rasanya segar, agak sedikit mirip susu kedelai tapi lebih mild dan ada aroma segarnya. Penampakannya juga hampir sama dengan susu kedelai, hanya saja lebih bening.

Lanjut ke cerita Lunch :_) Sebenarnya ini bukan cerita baru. Sebelum kunjungan yang ini, gue sudah 2 kali makan di resto ini, menjadikan ini yang ketiga kalinya. Tapi apakah gue bosan?? Not AT ALL !!

ONDO, Grill Batak yang berlokasi di Jalan Pabrik Tenun. Pertama di-perkenalkan oleh teman2 waktu masih di kantor lama. Sejak itu, kalau ke Medan selalu terngiang ngiang, termasuk visit tahun 2008 sama keluarga, juga sempat mampir kemari.

Masakan khas Batak ada di sini semua. Saksang, Arsik, Babi Panggang, pulos pulos, riki riki, rusuk goreng, you name it! Minumannya juga khas Medan, macam terong belanda dan markisa.

Among all, yang wajib tentunya saksang. Mungkin ngga semua orang tertarik mencoba setelah mendengar ini (atau malah tertarik banget?): Saksang adalah masakan babi dengan kuah yang diolah dari darah babi. Tertarik? Buat gue Yes. Orang Bangka biasa makan darah babi yang dikeraskan dan di rebus kemudian di campur di dalam bubur. Bubur darah babi merupakan salah satu favorite gue waktu masih ingusan di Kampung :_)

Walaupun terdengar agak ngeri (karena bawa bawa darah), rasanya sangat enak, gurih. A must kalo lagi ada di Medan.

Yang unik lagi dan sangat khas Medan adalah Pulos Pulos dan Daun Ubi Tumbuk. 2 Jenis sayuran ini sangat khas Medan. Yang pertama adalah tumis bunga pepaya, sama dengan yang biasa dijumpai di masakan Manado. Rasanya agak pahit, namun segar. Yang kedua (daun ubi tumbuk) adalah daun ubi ditumbuk halus dan di masak santan. Mirip dengan yang biasa ditemukan di rumah makan Bangka (salad Bangka - ho lan su jap) yang juga daun singkong masak santan, hanya saja ini ditumbuk halus. Segar, ini juga must try!

Yang tidak begitu khas Medan, tapi yang wajib juga adalah goreng-gorengan babi. Babi goreng maupun rusuk goreng, 2-2nya wajib. Enak, garing banget. Memang bisa ditemui di RM Medan manapun di Muara Karang, tapi tak ada salahnya disini juga dipesan karena ya itu enak... :_)

Untuk minum, pesan lah yang khas Medan: Terong Belanda dan Markisa. Bisa juga campur2, misalnya Sirsak dan Terong Belanda (mereka menyebutnya juice Medeka karena warna putih (sirsak) di bawah dan terong belanda (merah) di atas. Mau yang segar? Ada juice Timun (simply timun dan air gula) atau juice Sawi Nanas, segar, sehat :_)

Walaupun Grill Batak, surprisingly owner-nya bukan orang Batak (bahkan bukan orang Indonesia!). Dia kelahiran Korea yang mempersunting wanita Medan peranakan China. Dia dan istrinya yang berkreasi di dapur dengan menu menu baru (biasanya kalo ada menu baru, di beri sample gratis, seperti sayur ondo hari itu yang diberi gratis – tapi kurang enak). Dia sendiri juga yang duduk di belakang kasir, menyapa pelanggan pelanggan yang puas dan membagi bagi permen karet :_)

Ngomong2 soal Korea. Setelah selesai bersantap, keluar hidangan teh yang special hanya ada di tempat ini. Berupa herbal beraroma pedas seperti jahe. Rasanya aneh. Kalo gue sih mending gue ngga minum, soalnya merusak semua rasa enak yang sudah dimakan sebelumnya. Beneran, No Kidding.

Pulangnya, jangan lupa oleh oleh dari Medan. Yang gue catat sebagai A must ada 3, terutama buat first timer ke Medan ya: Bolu Meranti, Bika Ambon dan Teri Medan. Namun karena keterbatasan waktu, gue cuma sempat membawa Bika Ambon.

Nah, bika ambon juga ngga sembarang bika ambon. Sengaja gue ngga sebut merk waktu gue minta diantarkan ke toko bika ambon. Ternyata keluarnya ”ATI” sama dengan recommed temen2 sebelumnya dan juga preference gue sendiri. Di sebuah gang yang (hampir) semuanya adalah produsen dan penjual bika Ambon, toko ATI ada di paling ujung. Seloyang harganya 50K. Legit, gurih dan enak ! :_)

Mengejar flight 6.20 di sore hari, ngga sempat lagi gerilya kuliner malam. Namun One Breakfast and A Lunch + bika ambon cukuplah me-represent kuliner Medan hari itu :_)