27 November 2009

DAY 2 : Korean hospitality, Sensasi Soju & Korean BBQ

Senin, 16 December 2009

Bangun pagi menjadi bagian yg tersulit. Udara yg dingin (sangat dingin !) & tidur yang belum puas. Tapi harus bangun jam 6. Rencananya jam 7 mau cari sarapan (Hotel exclude breakfast, padahal udah mahalnya ajubile). Apa daya, dengan segala kekuatan, baru bisa bangun jam 7. Akhirnya 7.30 baru cari sarapan. Sejak kemaren sore memang sudah liat liat resto apa yg ada disini dan yg buka pagi. Ada Holly's Café di ujung jalan yg keliatannya lumayan. Segelas cokelat hangat dan Almond Chocolate Muffin membuka pagi yang menggigil ini. Bernard having Maple Waffle, juga dengan segelas Hot Chocolate.

Kembali ke Hotel, sudah janjian dengan temen kantor (Kimberly) akan di pick up jam 9 pagi. Kita tunggu di lobby lantai 24. Tunggu punya tunggu, ternyata Kim baru datang lewat jam 9, ternyata dia tunggu di bawah. Kasian juga dia tunggu kedinginan di bawah.

Hotel ke Kantor hanya berjarak 5 menit saja dengan berjalan kaki. Sambil jalan, Kim menginformasikan kita bahwa sekarang suhunya lagi -3 derajat. Wuuiiihhh wuuihh, pantes aja dinginnya sampai ke tulang tulang. Untung kantor bener bener cuma 5 menit dari Hotel. Sebuah gedung perkantoran yang kecil, hanya 10 lantai. Kantornya juga kecil, tapi cukup lovely. Dibanding kantor kita di HongKong yg di perkantoran mewah dan megah. Di sini, walaupun letaknya di pusat bisnis, kita ngga menempati gedung yg megah megah di sekitaran sini. Ini kayak jalan kecil di jalan utama, kayak Setiabudi atau Benhill terhadap Jl Sudirman.

Nikmatnya Shabu Shabu di udara dingin
Setelah meeting demi meeting yang ngga penting (untuk diceritakan), jam makan siang, kita diajak oleh Kim dan Chloe (dua dua nya orang lokal) ke resto shabu shabu dekat kantor. Tidak berbeda dengan shabu shabu mana pun di luar Korea. Kuah kaldu nya mantap. Dengan daging sapi yg di-iris tipis banget, ada dumpling isi sayuran, macam macam bakso dan sayur mayur. Ngga ada fotonya nih, karena jaim he he he. Nama Resto-nya juga tanpa tulisan latin, tulisan Korea semua, jadi ngga bisa di-identifikasi nih. Tapi enak… enak banget, walaupun common di mana mana, tetep aja shabu shabu enak.

Sajian terakhir dari shabu shabu itu ada mie mentah, yang dimasak sendiri dalam kuah kaldu. Dalam hati, gue langsung bersyukur dan berterimakasih karena tepat 1 tahun umur Kelly, gue bisa makan mie juga walaupun jauh di Korea.

Ohya, di sini juga disediakan gunting sebagai salah satu alat makan. Kim & Chloe lalu menjelaskan bahwa begitulah orang Korea makan. Instead of memotong dengan pisau, mereka lebih convenient dengan gunting. Dan melihat mereka dengan lincahnya menggunting sayuran sebelum dicemplung dalam kuah shabu shabu, memang kelihatan banget sudah biasa memakai gunting. Gunting ngga hanya untuk sayuran, bisa untuk daging, mie, bahkan roti/pizza sekalipun. Mulailah Chloe bercerita tentang artis Italia yg menetap di Korea, yg dulunya merasa 'shock' dengan penggunaan gunting, kini makan apa-pun dia harus pakai gunting, kalau ngga ada gunting dia bingung. Selain gunting, yg unik dari alat makan di Korea adalah sumpitnya dari besi instead of kayu. Dan sendoknya punya bentuk yg khusus, lebih bulat di bawah dengan gagang yg lurus dan panjang, ngga spt sendok pada umumnya.

Dalam perjalanan balik ke Kantor, kita diajak mampir ke café untuk beli minum take away. Segelas Jasmine tea di tangan benar benar membantu melawan udara yang lebih dingin daripada di kulkas.

Malamnya, telah dijanjikan oleh GM (Casper) sejak pagi, kita diajak makan Korean BBQ. Casper kelahiran Belanda, orangnya sangat baik dalam menjamu tamu. Tipe tipe orang Marketing. Sejak pertama ketemu udah terjadi percakapan2 yang menyenangkan dengan beliau. Malam itu kita pergi sama Kim, Chloe dan Ody (3 terakhir ini orang lokal).

Tradisi menuang wine ala Korea
Tempat makannya juga ngga jauh jauh dari Hotel. Casper pesan 4 botol Heineken dan sebotol Korean wine (Soju). Dia juga mengajarkan kita tradisi menuang bir/wine ala Korea. Jadi si tuan rumah akan menuang bir ke gelas tamunya duluan, sambil tangan satunya didekap di dada. Tamunya, sambil menerima tuangan bir dengan gelas sedikit diangkat, melakukan hal yg sama, satu tangan di dada. Lalu giliran tamunya yang menuangkan bir ke gelas tuan rumah. Dan begitulah yang kita lakukan.

Heineken is ok karena kurang dari 5% alcohol, tapi SOJU antara 18 – 20%. Yang kita pesan malam itu 19.5%. Strong, tapi masih ok untuk 1 kali teguk habis (gelas kecil), ngga seberat China white wine (arak putih) yang bisa 60% kadar alkoholnya. Waktu di China gue sampai mabok mabok diajak ganbei sama orang China yang pada gila gila minumnya. Di sini ganbei soju masih ok lah.

Dan gue belajar kata baru untuk bir. Sebenarnya ngga ada yg baru, karena pengucapan bir dalam bahasa Korea persis pengucapan bhs khek orang Bangka, yaitu 'metciu'. Langsung gue dipuji puji sama mereka karena gue lavalnya kena banget dengan bahasa mereka he he he. Satu kata lain: Kamsha-hamnida (dibaca kamchahamnida, dengan bagian hamnida-nya cepat, jadi bunyinya kayak kamchahamida), artinya terimakasih.

Disini pun pake gunting, sampai si Casper juga terbiasa pake gunting katanya kalau makan dirumahnya pun pake gunting. Pas makanannya datang banyak banget, mereka bilang ini side dishes, yg utamanya kita makan Korean BBQ. WOW, side dishes nya ada kali > 10 di meja, buanyak banget deh pokoknya. Ada kimchi (pasti), telor kocok basah dalamnya isi sayuran, ada telor goreng (fuyunghai tapi isi sayuran), sup dan lain lain yang tak terdefinisikan.

Sensasi menyantap Korean BBQ
Main course-nya, daging sapi yang pipih tapi tidak terlalu tipis, di panggang di atas pemanggangan, sampai setengah matang, lalu digunting gunting. Guntingan daging yg matangnya boleh dibilang 4/5 matang digunting seukuran 7 – 8 cm2. Cara makannya uapik… yaitu, ambil selembar daun yg tersedia di meja (daun apa aja, ada yg kayak daun mint, ada selada, ada daun kubis, ambil yg mana aja). Lalu taruh daging tadi diatas daun, cocol semacam garam (tapi warnanya agak krem, rasanya asin dengan sedikit seasoning), kalau suka pedas, kasih sedikit irisan sayur (kayak daun bawang/seledri) yang diberi bumbu cabe, lalu bungkus dengan daun itu, dan HAP, masukin mulut bulat bulat. Nikmatnya luar biasa. Ada sensasi tersendiri setiap kali melakukan itu. Entah apa yang membuatnya begitu unik. Dagingnya yg empuk bercampur daun yg garing dan segar, dengan rasa asin dan pedas bercampur di langit langit mulut membuat lidah makin berliur. Begitulah sensasinya Korean BBQ.

Yang enak dan ada sensasinya selain main course Koran BBQ di atas, adalah telur kocok dalam mangkok, dalamnya isi wortel dan sayur mayur lain. Rasanya asin dan gurih, telurnya telur kukus dan agak agak basah. Kim lalu cerita dia bisa masak itu, tapi harus dengan mangkok khusus tahan panas. Masukkan telor dan air dengan komposisi 1:1, lalu garam dan sayuran sesukanya, dan kukus sampai matang… Cara masak yang simple, menghasilkan masakan yang mengundang sensasi di lidah. Yummie…

Nasi atau Mie adalah makanan penutup
Terakhir, mereka malah pesan nasi. Sup nasi actually, bukan nasi juga sih, tepatnya kerak nasi, jadi sup kerak nasi. Ternyata, nasi dan mie adalah untuk makanan penutup untuk makan makan yang ngga pake nasi. Nah lho… ternyata lebih parah dari kita orang Indo yang katanya ngga bisa lepas dari nasi. Kayak tadi siang pas shabu shabu juga kan mereka makan mie-nya terakhir. Buat kita sih agak aneh.

Kelar makan, Casper ngajak kita untuk hang-out sebentar di sebuah bar dekat situ juga (168 Bar). Pengen nunjukin kita Heineken dark, yang kita sangka bir hitam (stout), ternyata salah, malahan ini light beer yang justru digemari cewek cewek. Tapi Bernard suka banget sampai habis 2 botol. Disini cerita cerita ngalor ngidul sambil ketawa ketiwi. Hanging out dan having fun spt ini sudah menjadi bagian dari pekerjaan, menyenangkan memang.

Walaupun udah makan hangat ditambah lagi bir/soju, tetep aja pas pulang, dinginnya membuat gigi bergetar, dinginnya luar biasa, sampai susah mau ngomong saking dinginnya. Keesokan hari-nya baru tau kalau suhu malam itu -7 derajat… OMG… minus 7… suhu yang sebelumnya kebayang aja ngga. Memang suhu minggu ini sangat dingin, itu diakui oleh orang Korea sendiri. Minggu sebelumnya ngga sedingin ini. Dan bulan November tahun tahun sebelumnya juga ngga sedingin ini. Jadi ini semacam ucapan selamat datang khusus buat kita, begitu canda mereka, yg sebenarnya ngga lucu :_(

Setelah Soju 3 gelas kecil, sebotol Heineken dan sebotol Heineken dark, kepala agak keleyengan. Tapi tidur jadinya enak banget. Teringat Kelly kecil yg sedang berulang tahun. Dengan sepeda kecil permberian ema-engkongnya. Waktu dinner tadi, ketika bercakap2 tentang keluarga, & gue punya 1 daughter, mereka pun bertanya "how old is she?" "she's one years old TODAY" semua langsung surprise dan memasang wajah miris. Casper langsung angkat gelas dan berkata, "let's drink for her, we celebrate her birthday". Yes, celebration with my new friends, yes they are new, but they are friends. Thank you Korean :_) Kamshahamnida… :_)

Bersambung… Day 3, ada cerita naik subway Korea pertama kali :_)

Tidak ada komentar: