17 November 2009

Experiencing Korean Air

Waktu dikasih assignment Korea dan diberi option terbang dengan beberapa maskapai penerbangang: Cathay Pacific, MAS, Garuda dan Korean Air, Korean Air adalah yang terakhir dalam benak gue. Setelah yg lain satu persatu gugur karena jadwalnya yang kurang menyenangkan, akhirnya 'mau tak mau' pilihan terakhir jatuh pada Korean Air. Ternyata salah lho... Korean Air masih menang dari Cathay, berdasarkan pengalaman terakhir gue naik Cathay tahun lalu ke HK.

@ bandara Soekarno-Hatta, 14 November malam
Untuk penerbangan jam 21.55 gue udah nyampe bandara jam 7 malam, kepagian banget. Tapi udah lama ngga terbang (ke luar negri) membuat gue agak parno. Dari ngepak pun udah parno, takut ada yg ketinggalan. Apalagi kabarnya, di Seoul, suhu udara bulan November adalah 4 – 11 derajat C. Paling dingin yg pernah gue alami adalah suhu sekitar 7 derajat di Guilin (Dec 2007). Untung ada jaket superhangat yg beli di Liuzhou, waktu masih di AKR dulu.

Yang lucu di Bandara ini adalah, probably kita (gue & rekan, Bernard) satu satunya warga Negara yang bayar fiscal 2.5 juta per orang. Petugas kasir fiscal (BCA) sampai nganggur nganggur (baca Koran sambil main telepon). Dia menyayangkan, knp ngga pake free fiscal aja? Apa ngga punya NPWP? “hari ini ngga punya NPWP, apa kata dunia?” he he Setelah dijelaskan bahwa mau charge kantor (karena tugas kantor) dan ngga mau terlihat ‘kaya’ di mata petugas pajak, mereka ngerti. Demikian juga dengan petugas check-in yg kaget kaget knp ngga bawa NPWP. Company tidak rugi sepeser pun karena bisa jadi pengurang pajak. Asal bukti pembayarannya ngga hilang aja. Sedangkan untuk kita, untuk menghindari ‘attention’ dari petugas pajak :)


Setelah lewat imigrasi, masih ada 1 jam lebih sebelum penerbangan. Sempet makan mie goreng jawa di salah satu food counter di terminal E. Sambil makan, baca berita tidak begitu menenangkan tentang Kor-Sel. Keliatannya ketegangan Kor-Sel – Kor-Ut meninggkat baru baru ini setelah baku tembak di perbatasan laut. Mengutip Koran tsb: “Perang 1950 – 1953 itu berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, praktis kedua Negara masih dalam keadaan perang sampai hari ini”. Bukan berita yang melegakan kan?

Pesawat on-time banget. 21.25, yg tertera di tiket sbg waktu boarding, dan pada jam itulah waktu boarding.
Salut sama Korean Air.

@ Korean Air
Ini adalah joint flight dengan Garuda. Tapi info dari petugas ground Korean Air, Garuda hanya dikasih 30 seat. Tau gitu beli lwt Garuda aja, selain lebih murah, bisa dapet mileage GFF, yang untuk PP JKT Korea, hampir pasti keanggotaan silver gue bisa bertahan dan ngga perlu turun ke Blue tahun depan. Ah sudahlah, mau salahin Anta Tour (penyedia tiket-nya Company) juga sudah terlambat.


Any way, pesawatnya cukup gede, 1 raw ada 9 seat, yang dipisahkan 2 lorong. Jadi 3 3 3. Jarak antar bangku juga cukup lega. Dan yang okeh adalah in flight entertainment-nya. Bisa juga karena gue ini norak & kampungan :P Tapi ini penerbangan luar negri gue yg in-flight ent-nya paling wokeh :) Bandingannya Air Asia, Shenzhen Air, dan Garuda sih he he. Di Garuda lumayan, ada film yg diputar, tapi ngga bisa pilih, baik film maupun waktu tayangnya. Di Shenzhen dan Air Asia, tau sendiri lah, budget flight jangan banyak berharap :P Terakhir ke HK pake Cathay Pacific, lumayan, banyak pilihan film, tapi waktu tayangnya yang sudah ditentukan, jadi bukan upon request kita. Nah, di Koran Air ini, pilihan film banyak (cukup baru: Up, Harry Potter: the half blood prince, Ice Age 3, The battles of Smitsonian dll), dan yang istimewa, waktu tayangnya on deman dari masing2 seat :) Belum lagi layar TV-nya yg touch screen. Penerbangan 6.5 jam dengan jarak tempuh 5,580Km itu gue isi dengan menonton Up, dan tidur tentunya.

Ohya dapet makan juga, pilihannya Bibimbab (Korean rice) atau Chicken rice. Gue pilih Bibimbap. Lalu ditanya pramugari-nya, “do you know how to eat?” sebelum gue menjawab, langsung dia sambung, “you mix the rice all together in the bowl”. Karena nasinya terpisah, chilly paper souce-nya pun terpisah. Sesuai instruksinya, gue campur semua, termasuk saos-nya, aduk aduk dan makan. Nyam nyam. Not bad untuk meal on the air he he he.


Mengenai tidur, tidurnya sangat ngga nyaman. Sehabis nonton Up dan dinner, gue coba tidur. Diumumkan sekitar jam 1 pagi (waktu destinasi, Seoul). Gue berasa tidur, tapi juga berasa bangun. Sangat sangat tidur yang tidak berkualitas. Well, kelas ekonomi mau berharap apa? He he

Waktu ngisi ngisi arrival card dan custom declaration sempet bantu a’i a’i dan om om sekitaran tempat duduk gue yang ditanya pramugari. Pertanyaannya simple, “destination Seoul or transit”, jadi gue semacam penerjemahnya mereka he he. Mereka rombongan tour Korea 5 hari dari Bayu Buana Tour.

Habis itu tidur lagi ayam ayam, sampai ada pengumuman 40 menit lagi mendarat. Wah kabin hiruk pikuk banget. Yang ke toilet lah, yang belum kebagian arrival card, yang anaknya nangis (ada 1 bayi < 1 tahun), pramugari lalu lalang. Pengumuman ngga henti henti, dalam bahasa Korea, Inggris (yg Korea banget) dan bhs Indonesia (ini oleh pramugari yg memang orang Indonesia). Mengenai bahasa Inggris yang Korea banget, gue bilang gini sama Bernard: B, wah parah nih kalo gini bhs Inggrisnya org Korea… Bernard bales gini: ha? Itu bhs Inggris ya? Bukan bhs Korea? He can’t tell the different ha ha ha…

Praktis 40 menit terakhir itu tambah ngga bisa tidur. Trus ada pengumuman suhu udara di luar: 1 derajat C !! towewewwwwWhat? Katanya 4 – 11, kok jadi 1 ?? Sedingin apa ya 1 derajat itu ?? Well, soon I’ll know

1 komentar:

Veny mengatakan...

seneng de bisa juga nge blog biar lagi jauh disana , thx for sharing ! g jg ga bisa tdr kalo di pswt , tidur ayam biar ngantuk tetep aja kedengaran suara mesin menderu . apalagi selama ini selalu kebagian duduk deket sayap yah ada mesin disitu ! hue22