Menjadi baik atau jahat itu pilihan. Dan pilihan menjadi orang baik tidak gampang. Melihat orang kesusahan tanpa bisa melakukan apa apa itu menyakitkan. Pun berderma bukan masalah uang. Memberi uang tanpa mengetahui uang itu dipakai untuk apa rasanya seperti pekerjaan yang belum tuntas. Terlebih lagi, melakukan kebajikan sesungguhnya bukan hanya untuk orang lain, melainkan juga untuk kebaikan diri sendiri.
Maka siang itu, gue dan Nat pun datang ke sosialisasi Yayasan Budha Tzu Chi. Sebelumnya sudah daftar melalui internet dan diberi undangan. Begitu sedikitnya wadah untuk kebajikan ditengah kehidupan yang serba sibuk membuat kita memilih yayasan ini.
Tidak banyak yang didapat dari sosialisasi selama 2 jam yg diadakan di WTC Mangga Dua itu. Semuanya adalah hal yang pernah kita dengar, melalui TV, Koran atau media lain. Juga tentang tata krama sampai seragam relawan yang rasanya terlalu dini untuk disampaikan, mengingat, dari sekitar 100 orang yg hadir, kesemuanya belumlah relawan dan belum tentu juga semua jadi relawan.
Terus terang, siang itu, gue datang hanya untuk mencari tau, apakah yayasan ini worthed untuk diikuti atau ngga. Apakah ia memaksakan suatu ajaran? Suatu agama? Apakah relawannya sombong? Intinya: Apakah sesuai dengan hati nurani gue (dan Nat). Sehabis acara, gue dan Nat langsung beli kaos tanda kita setuju jadi relawan. Itu juga berarti pertanyaan pertanyaan diatas kita yakini sudah terjawab.
Masihlah sangat awal untuk gue dan Nat mengambil manfaat dari yayasan ini. Belum ada kegiatan yang kita ikuti so far. Namun, mudah mudahan niat baik ini dapat tercermin dari kehidupan kita sehari hari. Seperti yang dikatakan Nat, dia sudah lebih bisa merasakan kesulitan kesulitan orang orang kecil dan membantu sedikit sedikit, misalnya ke OB di kantor. Juga kita rasakan bahwa kita menemani orang tua dengan kerelaan yang lebih besar. Yep, itu suatu permulaan yang bagus buat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar