26 November 2008

Pengorbanan seorang Ibu

Luar biasa. Setiap orang selayaknya hormat dan sayang kepada ibunya lebih dari siapa-pun di dunia. Tak ada ibu yang tak layak dicintai, disayang dan dipeluk setiap hari. Memberi kehidupan semata mata usaha seorang ibu, pengorbanan seorang ibu. Dan tak ada ayah yang mengaku sayang kepada anaknya jika ia melupakan jasa sang istri tersebut.

Dan inilah pengorbanan seorang Natz. Yang hebatnya lagi, tidak mengeluh sepatah katapun. Mungkin kata ‘pengorbanan’ bisa diganti dengan ‘cinta’ atau ‘kebahagiaan’. Sebab, gue yakin karena cinta dan kebahagiaannya melahirkan Kelly yang membuatnya tidak merasa ‘berkorban’ apapun.

Sejak Sabtu 16 Nov 2008 dini hari setengah 1 pagi, Natz sudah mulai berpuasa. Dan bukan hanya tidak boleh makan, tapi juga minum, bahkan hanya segelas air putih. Jam 8 pagi sudah harus bersiap masuk ruangan untuk operasi jam 9. Di dalam ruang operasi yang super dingin, ibu tidak tak sadarkan diri. Hanya bius lokal, sehingga tau apa yang dokter dan para perawat katakan. Tensi sempat naik sampai 145 karena tegang, namun berusaha menenangkan diri.

Sekitar jam 11 siang, baru keluar dari ruang operasi menyusul sang bayi keluar sekitar pk 10 kurang. Masuk ruang pemulihan dalam keadaan perut kebawah tidak dapat dirasakan apalagi digerakkan. Hanya bisa tiduran, dan belum boleh minum apalagi makan. Buang air kecil dilakukan dengan selang yang terpasang ke ibu. Dengan kondisi seperti itu, masih bisa tersenyum manis.

Sekitar jam setengah 3, bayi didekapkan ke ibu untuk menyusui pertama kali. Sekitar 2 jam tidur miring berusaha memberi makan bayi hanya untuk merangsang ASI yang biasanya belum keluar pada hari pertama. Sampai hari kedua, kedua payudara sampai lecet karena kering dan si bayi menyedot keras sekali.

Barulah jam setengah 7 malam, baru boleh minum teh hangat manis. Dan air putih mulai boleh namun sedikit sedikit. Bibir Natz sampai kering dan sempat pecah pecah. Jam 7.30, baru masuk ke ruangan dimana Natz akan dirawat selama beberapa hari.

Dan yang paling menakjubkan adalah, baru boleh makan setelah 10 jam dari operasi yaitu jam 10 malam. Itu artinya lebih dari 16 jam sejak puasa dimulai! Dan selama itu, gue sudah makan 3 kali, pagi siang dan malam. Itupun tidak langsung makanan enak, tetapi bubur sum sum manis. Karena lapar, Natz sampai minta dibawakan porsi yang besar kepada susternya. Barulah keesokan harinya boleh makan bubur, dan hari berikutnya nasi.


Belum lagi bekas jahitan operasi yang terasa nyeri setiap kali bergerak, dan harus menahan tawa ketika ada yang berkelakar karena menambah sakit. Berhari hari luka itu baru membaik dan ibu dianjurkan melakukan hanya pekerjaan ringan. Bahkan naik tangga tidak dianjurkan.

Tak hanya sampai disitu. Setiap saat bayi menangis, yang intensitasnya meningkat di malam hari, harus siap sedia menyusui, walaupun sedang tidur. Dalam keadaan payudara yang sudah lecet, tetap harus menyusui untuk merangsang keluarnya ASI. Dan ketika ASI keluarpun, tiap malam, diyakini, ibu harus terbangun untuk memberi makan si bayi yang tidak mengenal waktu.

Kelelahan fisik dan mental membuat Natz terbangun di suatu pagi 3 hari setelah melahirkan dan menangis. Gue disana tidak hanya untuk menenangkannya, tapi lebih untuk merasakan kelelahannya.

Pengorbanan itu menjadi cinta dan kebahagiaan. Apalagi ketika melihat si buah hati tergolek dalam ketenangannya. Iba ketika ia meronta. Hanya kasih sayang yang membuat Natz menjadi seorang ibu yang kuat dan hebat.

PS. Kelly habis baca ini harus + sayang sama Mama. Berikan Mama pelukan dan ciuman paling tidak sekali setiap hari :_)


Saat saat Persalinan Kelly baca di Kelly Gallery.

Tidak ada komentar: