12 Januari 2009

My Best Friend’s Wedding, Keni & Juli 10 Jan 2009

Mereka menyebut gue dan Keni Batman dan Robin, atau Air Supply (duo asal Australy), bahkan ada yang mensinyalir kita ini ‘temen homo’ :_P well, sedeket itulah gue dengan Keni (dan juga Toge – Verdi – bestman pernikahan ini dan juga di pernikahan AjNatz).


Jam 3 pagi kurang gue sudah harus terjaga, pergi ke kamar sebelah, ternyata kedua Stooges ini tidak tidur sama sekali, berdarah darah dengan raket nyamuk. Iya, mereka nginep di rumah gue, setelah pulang bertiga dari Starbucks Puri jam 1 pagi.

Jam 3 lewat, bertiga + sopir langsung menuju kediaman Keni dan keluarga di Teluk Gong, Jak-Ut. Sampai disana, langsung prosesi pembuka yaitu sembahyang kepada leluhur. Hal ini penting, selain minta restu dari leluhur agar hidup damai, juga penegasan eksistensi kita sebagai etnis Tionghoa di Indonesia. Sampai ada prosesi ‘lilin tak boleh padam’ sehingga salah satu saudara (ci Lily) harus tetap tinggal dirumah, menjaga sang lilin. Sampai gue bertanya ke Keni: “Lu mau kawin apa mau ngepet?” Babi ngepet juga harus ada yang jagain lilin, agar ‘penyamaran’nya tidak ketahuan. Ada ada aja…


Jam 4 pagi lewat, semua masuk mobil. Gue, Keni dan Toge, + keluarga Keni (yang juga keluarga angkat gue), Papa dan Mama, Yin Ha dan Kenken. Untung ada Pak Ubai, sehingga gue bisa tidur sepanjang perjalanan ke Cibinong.

Sampai Cibinong, kita langsung dibukakan kamar di Hotel Pondok Orri, Cibinong tak jauh dari pintu tol. Supaya kita bisa lanjut tidur menunggu Keni dan Papa Mama pergi make up. Sekali lagi, syukur ada Pak Ubai, lagi lagi gue ngga perlu nyupir :_)

Sekitar jam 7 kita siap siap menyambut kembalinya si mempelai pria, sambil menyantap bubur (beli di depan hotel). Hampir jam 8, mempelai pria balik dan langsung acara ‘keluar rumah’ dalam hal ini lebih tepatnya keluar hotel. Intinya menyerahkan mempelai pria oleh ortu ke bestman. Gue, Keni dan Toge masuk mobil penganten. Yin Ha dan Kenken diantar Pak Ubai kembali ke salon untuk dandan, dan Papa dan Mama bisa istirahat di kamar sampai nanti acara di Gereja.

Di dalam mobil penganten, gue sempet gak bisa menahan tawa, gimana ngga. Gue dan Keni duduk di jok belakang seolah sepasang penganten, “sejak kapan di Indonesia boleh kawin sesama jenis??” mungkin itu yang ada di pikiran orang yang kebetulan melihat ke dalam jendela mobil. He he..


Sampai dirumah July di perumahan Palem (Cibinong), mulailah prosesi menjemput mempelai wanita. Segala penyerahan jeruk di muka pintu oleh perwakilan keluarga wanita, dan disambut dengan sapu tangan oleh Keni dan pemberian angpao untuk si pembawa jeruk (mungkin adapt Cibinong, hell know). Sampai disitu gue dan Toge hanya bisa duduk di luar rumah dan menunggu, mereka serah serahan dan pose pengantin dilanjutkan dengan tea pai keluarga July.


Menjelang jam 11 siang, semua bersiap untuk pemberkatan nikah di Gereja. Kebetulan keduanya warga GBI (Bethel). Sebelumnya sih Keni beragama Budha dan lumayan rajin ke Kelenteng. Begitulah orang bisa berpindah agama, karena menikah.

Sudah sampai Gereja, gue sempet dimintai tolong untuk kembali ke hotel menjemput Papa Mama Keni, mengingat upacara sudah mau dimulai. Yin Ha dan Ken Ken yang sedianya menjemput mereka sesudah make-up ternyata tidak sempat lagi. Namun, pas balik lagi ke Gereja, mereka malah udah nyampe duluan.

Upacara pernikahan ala Kristen memang agak lama, sampai jam 1 siang. Setelah diberkati, pasang cincin, sungkem dan penopangan tangan, resmilah dua sejoli ini menjadi pasangan suami istri yang sah. Terakhir, catatan sipil, gue ikut juga menandatangani akte nikah sebagai saksi. Beda dengan saksi pernikahan Katholik yang harus suami istri, disini lebih kepada wakil keluarga pria dan wanita masing masing 1 wakil. Dan gue, tentunya wakil dari keluarga mempelai pria (kapasitas sebagai kakak angkat).


Selesai dari sana, perut sudah keroncongan. Untung tersedia nasi kotak dari panitia :_) yang langsung gue lahap di mobil. Kali ini, pasangan suami istri bari ini kembali ke rumah Keni untuk sembahyang leluhur. Lagi lagi thanks to pak Ubai, gue bisa tidur pulas di mobil :_)

Sampai dirumah Keni, gue hanya drop keluarga Keni aja di rumah. Gue langsung diantar pak Ubai untuk kembali ke rumah, siap siap jemput Natz ke acara resepsi. Sampai rumah, Pak Ubai langsung kembali ke Teluk Gong dengan Innova. Dari pagi memang pakai Innova, supaya muat semua dalam 1 mobil.

Jam 4 gue sudah harus jalan lagi, jam 5 kurang 15 baru jalan sih actually. Setelah titip Kelly dan pembantu di rumah Mama, gue dan Natz langsung menuju Gading Marina, tempat resepsi nikah. Kali ini nyetir sendiri, Pak Ubai sudah gue instruksikan untuk melayani keluarga Keni :_).

Sampai di Gading Marina jam 5 lewat, langsung kena giliran tea pai. Segelas kecil teh itu langsung kita bayar lunas dengan sebuah kalung emas kuning dan angpao. Setelah itu langsung bertugas sementara sebagai penerima angpao karena belum lengkap penerimanya. Setelah itu tugas lagi sebagai penerima tamu (salaman). Tentunya setelah makan di tempat keluarga hehe :_P

Temen temen yang datang kok dikit banget ya… Cuma gue dan Toge; Elsih, Andi dan anak mereka; Kebo, Telly dan anaknya; Hasan dan Mamanya; + Jani dan Dian. Itu doang. Ngga ada Umin, ngga ada Ferry Tunge, ngga ada ... wah banyak deh kalo mau disebutin satu satu. Entah pada lupa apa gimana… Yang jelas cuma Erwin yang tak lupa titip angpao. Sayang banget, dari segelintir yang datang, gue lupa foto masing masing keluarga.


Begitulah pernikahan Keni dan Juli, yang awalnya sempat ditentang Papa Keni karena masalah keyakinan. Prosesi Keni dan Juli kembali ke rumah Keni untuk sembahyang itu menjadi penting buat Papa Keni. Menunjukkan anak dan menantunya tetep menghormati leluhur dengan sembahyang. Apalagi yang paling ditakuti oleh orangtua Chinese yang masih totok selain takut dirinya ketika meninggal tidak ada yang sembahyangin?
Suatu hal yang anti dilakukan oleh pemeluk Kristen. Melawan orang tua lebih besar dosa dari apapun, apalagi hanya memegang hio sebagai symbol memuja leluhur. Untung keduanya sadar.

Gue juga sempet melihat Papa Keni menangis waktu sungkem di Gereja. Menandakan beliau terharu juga...

Keni dan July, selamat dan semoga berbahagia sampai selama lamanya...


Pulang ke rumah jemput Kelly dan pembantu. Ngga lama, Pak Ubai kembali. Besok sorenya, malah dia datang lagi khusus cuci’in mobil Innova. Dan pengen cuciin CRV juga. Hehe, ngga enak katanya mobil kotor habis dia pake. Apa upah gue yang kegedean buat dia? :_P

Lihat foto amatir mereka di sini

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Modest but sweet wedding.. Moga2 temennya diberi kebahagiaan dalam pernikahannya .. spt Ko Aj.. :D

Aj_Natz mengatakan...

Amiieennnn...
BTW, Jie, kapan giliran kamu...?
Pasti rame pestanya dan makanannya... musti se-delicious blog-nya he he...