30 July 2008
Balada Pencari Penerbangan Murah
Tak layaknya orang yang mau berangkat jalan jalan. Hari ini masih bangun siang, baju dan perlengkapan bepergian belum selesai di packing. Papa aja masih sempat ke Pasar Pagi belanja untuk jual di Bangka. Penerbangan kita ke Padang hari ini ngga tanggung tanggung sorenya: Jam 17.15. Belum delay-nya, karena, biasanya pesawat jam segitu sudah bisa dipastikan delay. Apalagi AirAsia ! (baca: penerbangan murah).
Jam 16.00 kita sudah berada di Terminal 1A Bandara Soekarno Hatta. Papa dan Mama Aj, Cece Aj, Mama Natz dan Aj & Natz (berenam) bersiap menuju Padang. Di counter AirAsia, si Natz diminta tandatangan surat pernyataan dulu sebelum boleh check-in. Intinya, kalau terjadi apa apa dengan kandungan-nya, pihak penerbangan tidak bertanggungjawab. Okelah, itu memang konsekuensinya ibu hamil ikut terbang.
Setelah check-in langsung ramai ramai masuk ke JW Lounge. Semua kartu kredit pun keluar :_P Akhirnya hanya 5 orang yang bisa masuk dengan fasilitas kartu kredit. 1 lagi terpaksa bayar Rp 50,000. Untung semua masuk Lounge, karena pesawat ternyata delay sampai jam 18.00 lewat. Jam 18.00 pesawat-nya baru mendarat, dari Malaysia. Makanya pas boarding, semua diangkut dulu pake bus, ke terminal 2 (internasional).
Walaupun pesawatnya penuh, untunglah Papa dan gue cepet boardingnya, jadi bisa ngambil 6 seats yang sejajar, biar enak ngobrol dan oper operan makanan :_P
Mendarat di Bandara Minangkabau di Padang Pariaman sudah malam. Sekitar jam 21.00. Dan Kota Padang, bukan kota yang hidup di malam hari. Jam 10 malam aja sudah seperti kota mati. Apalagi ada pemadaman listrik berkala setiap 2 jam, sepanjang perjalanan silih berganti daerah yang terang dan yang gelap. Sehingga, makan malam menjadi tidak ada banyak pilihan. Pak Syamsir dari Ermi Tour yang menjemput kita, membawa kita ke tempat makan nasi Padang. Ermi Tour memasang tarif yang sangat kompetitif, untuk sewa mobil Kijang Inova include bensin dan sopir, 1 hari (tanpa batasan jam) ‘hanya’ Rp 475,000. Malam itu, karena hanya jemput di airport, makan malam, lalu ke hotel, tarifnya Rp 300,000.
Semua peserta puas dengan makan malam pertama di Padang. Rendangnya mirip di Sinar Minang (Halte Busway Grogol). Harganya pun sangat masuk akal, Rp 137,000 sudah termasuk makan sopir. Nama tempatnya “Rumah Makan Bernama, Asli masakan Lelek” Jangan tanya, artinya apa, pegawainya saja ngga ada yang tau.
Setelah puas makan, kita diantar untuk check in ke Hotel Pangeran Beach ****. Hotel yang persis berada di hadapan Pantai Padang ini merupakan satu satunya hotel Bintang 4 di Padang. Dan kita menginap di sini karena last choice, hotel di kelas yang lebih bawah sudah pernuh dibooking semua lantaran masih penghujung liburan sekolah. Setelah meletakkan barang, kita kembali turun ke lobby dan menemui Pak Syamsir. Itinerary pun disepakati untuk 2 hari ke depan – Bukittinggi dan sekitarnya.
Setelah selesai, kita berjalan ke belakang hotel, menengok seperti apa sih Pantai Padang? Debur ombak langsung terdengar dan tercium bau air laut yang mengingatkan gue akan aroma kampung halaman gue yang dikelilingi laut. Malam itu, walaupun samar samar karena gelap, ombak terlihat cukup besar dan agak menyeramkan. Kalau browse di internet mengenai hotel ini, pastilah keindahan sunset pantainya yang ditonjolkan. Terbersit kekesalan ke AirAsia yang me-reschedule penerbangan kita dari jam 10.30 menjadi 15.00 dan terakhir menjadi 17.15 yang realitanya terbang jam 18.45. Kesal, karena sudah menginap di hotel yang tarifnya lebih mahal, tapi keindahan yang mustinya bisa dinikmati terpaksa terlewatkan oleh schedule yang seenaknya digeser geser.
Akh, sudahlah, namanya jalan jalan hati harus gembira, tidak boleh ada bad mood apalagi kesal. Besok pagi, mau berenang di kolam renang-nya yang berair hangat, setelah itu mau menikmati breakfast sampai puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar