02 Oktober 2008

Kenapa orang berpindah kerja


Alasan klasik orang berpindah kerja: 1) kesejahteraan alias pendapatan yang lebih baik 2) tidak tahan dengan atasan 3) karir yang lebih baik alias di tempat lama karirnya ‘mentok’ dan banyak alasan lainnya. Sudah jelas itu bukan alasan gue kalau baca di Why I Leave AKR?

In my case, alasan gue cuma 1: “Keluarga”. Dan gue secara spesifik menyebut alasan ini pada saat job interview. Semua hal di bawah ini berujung pada 1 alasan, Keluarga.


Uang
Ngga gue pungkiri, Here, I get a better position and, of course, a better paid. Lalu, buat apa posisi yang lebih baik dan bayaran yang lebih baik dengan tanggungjawab yang lebih besar dan meninggalkan kenyaman di tempat lama kalau bukan untuk keluarga?

Gue bukan idealis yang mengatakan uang itu tidak penting. Paling tidak perut kita tidak meronta dulu sebelum kita memberi makan yang lain. Tapi gue percaya, semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula kita diberi. Kalau memang kita tulus memberi, Tuhan akan makin mencukupi kita, supaya lebih banyak lagi kita memberi. Makanya gue ngga pernah kuatir akan kekurangan uang. Malah pernah berpikir takut punya uang banyak :_P

Wawasan
Disini, gue dijanjikan traveling yang lebih pendek waktunya, namun ke daerah yang lebih beragam. Tidak seperti di AKR yang ke luar negrinya bisa sebulan penuh dengan destinasi yang itu itu aja, disini, traveling paling lama 2 minggu (itu pun jarang sekali) dengan tujuan Asia Pasifik bahkan sampai Eropa. Kesempatan untuk menambah wawasan dan teman amat sangat terbuka.

Yang ada di benak gue adalah, di kemudian hari, sangat mungkin gue jalan jalan ke tempat tempat itu bersama keluarga tanpa harus ikut tour. Gue membayangkan, angkat telepon atau mengirim e-mail ke teman teman di sana, mengabari kalau gue akan datang bersama istri dan anak untuk ‘main’ (bukan tugas). Dan mereka akan dengan senang hati showing us around. Atau, kalau ngga pun, sangat mungkin gue bisa jalan sendiri karena sudah pernah disana. Seperti gue membayangkan suatu hari akan mampir ke Liuzhou dan Guigang bersama anak istri untuk sekedar ‘menyapa’ teman teman di sana.

Waktu
And this is the best part ! Waktu tempuh dari rumah ke kantor hanya 10 menit. Tidak ada lagi waktu terbuang percuma di jalan, atau hilang kesabaran melihat sembrawutnya Jakarta. Artinya waktu yang biasanya habis dijalan, bisa dihabiskan di rumah ... bersama si kecil...

Tak ada bayangan kebahagiaan yang lebih besar daripada menimang si cantik pk. 8 pagi sebelum berangkat ke kantor, dan kembali menemui dia jam 12 pas makan siang. Malamnya, bisa dipastikan jam 6 sudah kembali ada di sisinya. Sesibuk sibuknya di kantor, gue pasti bisa mampir pulang untuk bermain dengan si buah hati. Setiap detik berharga bisa gue lalui dengan melihat dia tumbuh. Tidak ada yang lebih membahagiakan buat gue, hanya membayangkannya saja sudah membuat gue tersenyum, dan tak sabar.

Jadilah, gue menerima pekerjaan baru ini dengan 1 alasan: Keluarga. Karir boleh biasa biasa saja. Penghasilan boleh tak lebih dari cukup. Asal keluarga di tempatkan di urutan pertama dalam hati, pikiran dan pekerjaan. Sebut gue kuno, tapi inilah nilai yang gue anut. Inilah nilai yang gue pengen anak anak gue pahami, dan amalkan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

First of all, congratz buat kerjaan barunya. Wah, kalo udah berkeluarga emang beda ya visi dan misinya :D

I envy you, kerjanya bisa sambil keliling dunia .. sumday I want to travel around the world, but not working :D *mimpi*

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Waaah, gue bener2 terharu membaca postingan yang ini. I love you my husband :-)
-natz-