10 November 2008

Saat Saat yang Mendebarkan

klik judul di atas untuk melihat foto yang berhubungan dengan posting ini

9 bulan. Tak terasa, umur bayi mungil kita sudah genap 9 bulan berada di dalam rahim ibunya. Banyak suka cita dan kegiatan menarik bahkan sebelum ia terlahir di tengah tengah kita. Mulai dari membeli buku dongeng, download lagu klasik, memilih warna peralatan/pakaian yang nanti akan dia pakai, pesan susu kedelai, membeli playpen, mendongeng / menyanyikan lagu sebelum tidur, sampai memilih nama untuk sang buah hati.

Melihatnya tumbuh, dari sebesar biji kacang, dari posisi kepala di atas sampai di bawah, merasakan kehadirannya lewat gerakan dan tendangannya, dengan takjub menatapnya mengemut jarinya lewat layar USG, sampai saat saat terakhir menjelang kelahirannya.

1 minggu menjelang kelahirannya, semua parameter menunjukkan tanda tanda baik. Ukuran kepala, lingkar perut, panjang tulang paha, denyut jantung, aorta (pembuluh darah besar), dan jenis kelamin yang, kata dokter, 99.9% perempuan. Hanya lingkar perutnya yang sedikit ketinggalan dengan parameter lain. Kalau parameter lain menunjukkan hampir 38 minggu (sesuai dengan perkiraan umur kehamilan), maka lingkar perutnya menunjukkan hanya menjelang 35 minggu. Tapi masih dalam batas normal. Perutnya langsing :_)


Semuanya baik, bayi kita dalam keadaan yang sempurna dan siap lahir (could be anytime)! Antara 37 sampai 40 minggu adalah saat terbaik. Lewat dari itu, air ketuban bisa terlalu sedikit dan hal yang ajaib adalah, plasenta, yang memberi makan sang bayi, ‘enggan’ lagi bekerja menyuplai makanan.

Hal lain yang ajaib mengenai plasenta adalah, ia bisa tumbuh di bagian mana pun di dalam rahim ibu. Idealnya, ia ada di bagian atas dari rahim, sebab jalan lahir sang bayi ada di bagian bawah. Artinya, kalau ia berada di bawah, akan menyulitkan atau bahkan menghambat jalan lahir. Artinya bayi akan kesulitan atau bahkan tak bisa lahir sama sekali dengan cara ‘normal’.

Gue dan Natz dari awal memang memilih melahirkan normal. Melahirkan normal, bagi kita adalah sebuah proses alami untuk berjuang demi kehidupan, yang kalau bisa, harus dilalui pada fase awal kehidupan setiap orang, termasuk anak anak kita. Melahirkan cesar tak ubahnya ‘mengambilkan’ jalan pintas baginya, dan ‘merenggut’ kenyamanannya dari dalam rahim. Namun, terlepas semua itu, kita juga sudah memutuskan, apabila ada tanda tanda medis yang tidak menjamin kelahiran normal dapat berhasil sepenuhnya dan muncul keraguan, maka tanpa ragu ragu, kita akan langsung memutuskan untuk cesar.

Keputusan itulah yang kita ambil. Plasenta yang memberi makan sang buah hati kita tampaknya berjarak terlalu dekat dengan kepala sang bayi, dan sepertinya menghalangi jalan lahirnya, walau hanya sedikit. Second opinion-pun menyatakan hal yang sama. Baik dokter Hendy (yang selama ini menangani kehamilan Natz) dan dokter Forri Fortuna (RS Puri Indah – kita pernah cek ke sana waktu sekitar 5 bulan), mengatakan hal yang sama (walaupun cara penyampaiannya berbeda): bisa lahir normal, dengan resiko, bila tidak bisa, maka terpaksa operasi (cesar).

Keduanya menyatakan, ada kemungkinan bisa lahir normal. Namun, bila terjadi pendarahan yang terlalu banyak (akibat gesekan sang bayi dengan plasenta), maka bayi, yang kemungkinan sudah nongol sedikit, harus dimasukkan lagi dan dikeluarkan dari ‘jalan’ yang lain. Keberhasilan lahir normal, tergantung pada banyak sedikitnya plasenta menghalangi jalan lahir. Dan kedua dokter tidak dapat memastikan hal tersebut. Tidak dengan alat alat medis yang tersedia pada saat ini. Maka keputusan untuk lahir cesar pun, tanpa ragu ragu, kita ambil.

Dan hal baik mengenai lahir cesar adalah, kita dapat memilih tanggal ! Saran dokter, tanggal terbaik adalah tidak lewat dari 39 minggu, pada saat air ketuban masih cukup dan plasenta belum berhenti menyuplai makanan. Maka, tanggal 16 November 2008 pun kita pilih. Itu adalah awal minggu ke 39, dan jika benar bisa lahir tanggal tersebut, perayaan 1 bulanan akan bertepatan dengan hari ulang tahun Mamanya yang jatuh pada tanggal 16 Desember. Hal itu akan sangat tergantung dengan kesediaan dokter Hendy, sebab 16 November 2008 kebetulan jatuh pada hari Minggu. Akan ditentukan pada kontrol terakhir menjelang melahirkan, Selasa 11 November besok.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Siapin kameranya ko.. buat fot2 di hari H :P