31 Oktober 2007

BANGKA, HERE WE COME......

Click above title for Photos related to this blog

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga, setelah 2 minggu tidak konsentrasi kerja karena membayangkan betapa menyenangkannya liburan ke Bangka kali ini, hehehe. Beberapa persiapan telah kami lakukan mulai dari sebulan sebelumnya, seperti booking tiket pesawat, memesan voucher hotel parai, booking mobil sewaan di Bangka.

12 October 2007
Gue dan Andi sampai di bandara Soekarno Hatta jam 6.30 pagi, karena khawatir bandara akan ramai dan membludak, mengingat hari ini adalah H-1 Lebaran. Padahal setibanya kami di bandara, counter loket nya saja belum dibuka... wah kecewa deh, terpaksa kami menunggu di executive lounge, padahal belum check-in.

Setelah jam 7.30 pagi, counter tiket mulai dibuka, kami termasuk orang-orang yg daftar duluan. Setelah check-in masuk ke executive lounge lagi (padahal bosan)..... Kami menunggu lebih dari 3 jam di executive lounge El John karena pesawatnya delay 1 jam, huh.

Sampai di Airport Bangka, udaranya udah lain (ceile...). Gue langsung semangat lagi dan tampang lesu totally berubah jadi cheer up.. hmm.... Ambil bagasi sebentar, dan langsung ditawari dengan teriakan “Belinyu... Belinyu...” Kami naik ke salah satu mobil tujuan belinyu, yg memakan perjalanan kurang lebih 2 jam dari kota Pangkal Pinang. Di perjalanan sempat mampir ke rumah makan Parit 18 (Sip Pat Ho). Disana, kami mencoba nasi tim ayam plus lempah iga sapi. Maknyuss, kalo ingat kata-kata di program wisata kuliner, hehe.

Sempat terkantuk-kantuk juga di perjalanan menuju Belinyu... Baru mau tertidur lelap, tidak lama kemudian sampe... Hehe. Langsung mata terbuka lebar-lebar melihat tempat Andi tinggal di masa kecilnya.

Rumahnya berbentuk Ruko 2 tingkat, lantai 1 untuk tempat jualan (depan) dan ruang keluarga + dapur (belakang), sedangkan lantai 2 untuk ruang keluarga dan ada 3 kamar tidur. Di sekeliling ruko tersebut bisa dilihat rumah walet dan suaranya berisik sekali (menurutku).

Turun dari mobil, kami disambut mama (nyokapnya Andi) di luar dan papa (bokapnya Andi) yg sedang melayani pembeli. Terus masuk ke dapur ditawarin makanan Laksa... Hmm kebetulan nih...padahal belum terlalu lapar, tapi berhubung itu makanan khas bangka, jadinya tidak ditolak. Laksa-nya enak, pakai kuah kari, tapi apabila dimakan terlalu banyak, gue bisa eneq. Jadi makannya satu aja dibagi dua sama Andi.

Setelah kenyang, kami ke rumah Apak (panggilan untuk kakaknya papa) untuk memberikan oleh-oleh sayur segar. Dekat kok cuma 10 menit. Di rumah Apak, disambut dengan alpukat hasil kebun sendiri. Ternyata Apak punya kebun di belakang rumahnya, ada alpukat, nanas, apalagi ya, pokoknya banyak... Gue nggak berani lama2 di kebun karena banyak nyamuk :-)

Pulang dari rumah Apak, kita mandi (airnya dingin banget) dan bersiap-siap menjaga toko, membantu papa mama. Kata Andi, tokonya akan ramai sekali sampai orang berdesak-desakan, mau jalan aja susah, wah gue sudah prepare nih, membayangkan orang yang jalannya mesti menyamping saking berdesak-desakannya. Hehe

Gue kebagian tugas jadi kasir (maksudnya yg menyimpan duit dan memberikan kembalian) soalnya gue tidak ada keahlian lain. Mau menawarkan barang ke pembeli, gue tidak tahu harga modal, takut nanti jualnya ketinggian atau malah kerendahan. Berbeda dengan Andi, dia udah ada basic ilmunya --> coba aku diajarin sebelumnya...

Puncak keramaian akan terjadi setelah sholat magrib, kata Andi. Jadinya gue menyiapkan mental lahir dan batin untuk keramaian yg diprediksikan setelah magrib ini. Emang benar, setelah magrib mulai ramai orang berdatangan, keluar masuk keluar masuk.... kadang rame bergerombol, kadang rame menyebar. Tapi sampai tutup toko jam 11 malam, keramaian yg digambarkan Andi tidak terjadi. Tidak ada keramaian sampai berdesak-desakan, Tidak ada keramaian sampai jalannya mesti menyamping, tidak ada keramaian sampai orang-orang tidak bisa lewat. Kayaknya gue dikerjain Andi nih, grrr grrrrr....

Selama membantu menjaga toko, tidak ada kesulitan berarti. Paling apabila ditanya oleh pembeli “ini berapa, ce?” Gue langsung cari papa/mama/andi, terus teriak “Ini berapa ya?” Hehe, tidak nolong sama sekali. Tapi everything solve kok.... Sempat hujan dan agak sepi, jadi gue dan andi makan Nasi tim ayam kampung bikinan mama... Hmm.. enak...

Setelah jam 10-an malem, kami mencari martabak bangka di sekitar rumah, tapi udah tutup semua...Hiks.. yah tidak apalah, besok-besok baru coba lagi. Jam 11 teng toko tutup, namun sebelum itu aku sempat mengambil sepasang sandal jepit pantai yg dijual di tokonya Andi warna biru tua, nomer 38, hehe, lumayan mendapat upah jaga toko.... After toko tutup, makan nasi tim lagi yg sisa (Oh No, very very kenyang) terus langsung tidur pulas...................

13 October 2007
Bangun jam 7.30 pagi, kami masih sangat ngantuk... Tapi hari ini mau jalan-jalan ke sekitar Belinyu, jadi kami tetap semangat!
Pertama makan bakmi bangka dulu yang khas bangka, beda dengan yg ada di Jakarta dan jelas lebih enak. Terus menuju Goa Maria.... letaknya di belakang sekolah Santa Agnes. Letaknya terpencil ya, tidak ada papan nama nya bahwa ada goa Maria di dalam, jadi banyak orang tidak tau. Orang Pangkal Pinang (Marenna ~ my friend) saja tidak tahu kalau ada goa Maria disitu. Untung Andi orang Belinyu jadi tahu persis.

Goa Maria nya sangat bagus, gede dan luas. Tidak heran dulu Andi pernah meminta gue untuk menikah di gereja ini, karena memang sangat keren.....Tapi karena kendala repot dan lain-lain, jadinya kami menikah di gereja Trinitas Jakarta yang tidak kalah bagusnya (baca: blog menikah Trinitas). Di sini kami berfoto berbagai gaya, juga menggunakan handycam, dan yang pasti juga berdoa dengan diiringi lagu Ave Maria dari HP.

Setelah itu, keliling ke Perhentian2 tempat Jalan salib. Di Perhentian ke 12, ada Salib yang sangat besar... yang menunjukkan Yesus disalibkan. Setelah ambil sedikit foto di situ (karena banyak nyamuk), kami langsung meninggalkan daerah tersebut... menuju Phak Kak Liang.

Di Phak Kak Liang hujan gerimis... jadi sempat kebasahan karena kita tidak membawa payung. Tapi hujan nya hanya sebentar, kami langsung foto-foto di beberapa tempat di Phak Kak Liang. Kami juga memberi makan ikan-ikan kecil yang ada disitu. Di Phak Kak Liang kira-kira 1 jam, setelah puas, kami kembali ke rumah untuk makan siang.

Sesampainya di rumah, disambut dengan masakan ayam putih jahe bikinan mama yang sangat enak... dan juga ada pempek udang yang dijual oleh seorang chinese auntie yang keliling menjajakannya. Tidak lupa kami mencoba es kacang merah yang dijual tetangga, tidak terkatakan betapa enaknya. Setelah itu, kami tidur siang karena kecapean....

Sorenya jalan ke pelabuhan Belinyu dan pantai Tanjung Gudang (Mantong). Pertama kali melihat pantai ini, gue terkagum-kagum akan batu batu besarnya yang sangat indah... dan ada sunset-nya pula. Kami mengambil banyak foto di tempat ini. Sangat mengagumkan.

Malam hari, makan otak-otak sama Andi dan mama. Nama tempatnya lupa. Menurut gue, otak-otak dan pempeknya enak dan gurih. Tempat memanggangnya juga diluar sehingga kami bisa melihatnya. Namun entah mengapa, menurut mama Andi dan Andi sendiri yang asli orang bangka, otak-otak nya tidak enak dan kecil. Hmm, emang orang Bangka seleranya terlalu tinggi.....

14 October 2007
Hari ini kami menyewa mobil yang sudah dibooking jauh2 hari sebelumnya. Harga sewanya per hari sekitar Rp 300.000. Kami dijemput jam 9 pagi, tujuan pertama kami adalah pantai pasir padi di Pangkal Pinang. Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 1.5 jam, kami sampai di Pantai Pasir Padi. Kesan pertama setelah melihat pantai ini....”Biasa banget” kurang lebih seperti Pantai Kuta Bali, hanya pantai yang satu ini pasirnya putih dan sangat sepi. After take a few photos, kami segera kembali ke mobil. Namun sopirnya tidak ada, kemana gerangan? Oh, ternyata lagi memesan bakso di gerobak dekat mobilnya diparkir. Bapak sopir langsung lari terburu-buru melihat kami, dan tampang nya kebingungan karena dia baru saja memesan bakso dan belum sempat memakannya, hehe.... Kami bilang tenang aja Pak, kami tungguin kok. Akhirnya kami memesan es kelapa muda di dekat situ @ Rp 7.000 sambil menunggu Bapak Sopir. Tadinya mau makan di Restoran Biru Laut di daerah pasir padi ini, namun sayangnya tutup karena masih Lebaran hari kedua.

Dari pantai pasir padi, kami meluncur ke rumah Marenna, teman baikku di kantor Jakarta yang pas kebetulan lagi pulang ke Bangka juga. Mencari rumahnya ternyata sangat mudah, karena sopir mengetahui daerah pengadilan tinggi, daerah tempat Marenna tinggal. Kami disambut dengan hangat di rumah Marenna oleh mamanya, cicinya dan Marenna sendiri. Setelah masuk ke ruang keluarga, kami terkaget-kaget dengan banyaknya makanan yang tersedia, layaknya sedang membuat pesta besar untuk menyambut Lebaran. Kursi-kursi pun tersusun rapi di dalamnya. Marenna bercerita bahwa ini semua untuk menyambut saudara-saudara suami cicinya yang berjumlah 30 orang yang datang dari bandung. Oh kami kirain disediakan untuk kami... Malu deh keGRan, hehe. Kami disuruh mencicipi makanan-makanan tersebut sebelum tamu tamu yang sebenarnya datang. Ada lontong, sate ayam, opor ayam, ati ampela, dan banyak lagi. Untuk menu sampingannya, ada pempek, lumpia, lemper, apa lagi ya, lupa saking banyaknya. Ini semua bikinan sendiri... wah enaknya... Setelah bercerita panjang lebar mengenai asal muasal masing-masing leluhur, tour keliling rumah, foto-foto depan rumah, kami pamit pulang... Hmm ada suasana keramahan dan kehangatan di rumah tersebut yang aku sukai.... Thanks to Marenna and her family for sharing the delicious food and great hospitality...

Kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tanjung Pesona di Sungai Liat, setelah sebelumnya sempat mampir sebentar di Vihara Kwan Im. Dengan tiket masuk seharga Rp 10.000 per orang, kami mengelilingi pantai Tanjung Pesona yang menawan hati.... Begitu banyak batu karang yang besar-besar bertebaran di sini, bahkan untuk naik atau turun ke pantainya saja, dipergunakan batu karang yang sudah diasah/diatur sebagai tempat pijakan.

Seperti biasa, kami foto-foto disana sambil diselingi dengan makan kerupuk kulit yang dibeli dari Belinyu. Sempat duduk dan ngobrol cukup lama di Pantai ini karena suasananya yang sejuk dan nyaman, cocok untuk orang pacaran. Oiya, kalo ke tempat ini sebaiknya membawa lotion anti nyamuk karena nyamuknya buanyak banget dan tidak takut terhadap manusia.. hehe, maksudnya nyamuk-nyamuk tersebut menyerangnya secara bergerombol dan walaupun sudah dihalau tetap aja nempel, gak mau pergi... Hii, serem kan... Pokoknya kalo ke pantai tanjung pesona sebaiknya pilih lokasi duduk yang jauh dari batu karang.

Setelah puas di pantai Tanjung Pesona, kami mengisi perut dengan makan di Restoran New Raja Laut – Sungai Liat. Kami memesan Cumi Bakar, Kangkung Belacan, Ikan Ayam Ayam, dan tidak lupa Kepiting saus Padang. Kepitingnya besar sekali, rasanya puas deh makan kepiting disini.... Total harganya Rp 150.000an termasuk jus mangga, jus jeruk dan jus melon (makan bertiga sama supir). Kapan-kapan mau balik ke sini lagi untuk makan lempah ikan tenggiri yang belum sempat gue coba... Hehe.

Kami melanjutkan perjalanan menuju Kawasan Parai Beach Resort. Pantai ini dikatakan sebagai pantai yang terindah di Bangka. Waktu gue pertama kali melihat pantai ini, WOW memang amazingly benar-benar indah... airnya jernih... banyak bebatuan besar... pasirnya putih... dont know how to describe this in words.... Pokoknya bagus deh...

Kami sudah membuat booking-an hotel di Parai, dengan harga Rp 575.000 kamar standard No 303, harga yang termasuk tinggi karena kena charge high season lebaran. Kami sampai di pantai parai kira-kira jam 5 sore, langsung mandi dan foto-foto. Namun sayang di pantai ini tidak ada sunset, jadi kami foto-foto cuma sebentar. Setelah itu, makan otak-otak di pinggir pantai sambil mengamati keindahan pantai tersebut di malam hari. Malamnya sekitar jam 9an, jalan-jalan lagi mengelilingi komplek pantai parai sampai ke Rock Island, very very romantic here...tapi seram juga karena tidak banyak lampu di komplek hotel Parai ini, sehingga kami memutuskan untuk lebih meng-eksplore keindahan pantai ini keesokkan harinya.

15 October 2007
Hari ini Andi bangun pagi-pagi sekali untuk melihat matahari terbit, sekitar pukul 5 pagi. Gue tidak ikutan karena belum bangun...Lagian gue pikir, gue sudah sering lihat sunset, jadi kali ini gue tidak ikut tidak apa apa, ini merupakan alasan lain selain alasan utama yaitu malas bangun pagi, huehehehe.

Andi kembali ke hotel sekitar pukul 7-an, dengan foto-foto sunsetnya yang indah.... Segera kami menuju kolam renang untuk berenang sebelum matahari keburu terik. Kolam renangnya oke punya, letaknya sedemikian rupa sehingga bisa terlihat pantai dan air laut tak jauh dari kolamnya. Pagi itu tak banyak yang berenang, hanya kami berdua dan beberapa anak kecil. Biasanya malam hari ramai sekali, makanya kami memilih berenang di pagi hari, sebelum breakfast. Kami melanjutkan breakfast di Pelangi Restaurant yang letaknya berada di tepi pantai Parai. Kami sengaja memilih tempat duduk yang menghadap ke pantai supaya dapet suasana pantainya. Apalagi perut keroncongan sehabis berenang tadi.

Setelah selesai breakfast, kami berdua mengeksplore seluruh kawasan ini dan tak henti-hentinya mengagumi keindahannya. Walaupun matahari pada siang itu sangat terik, namun ini tidak mematahkan semangat kami, apalagi Andi sebagai juru foto... Kalau gue sih, membawa payung ke mana-mana.

Kami dijemput oleh sopir mobil sewaan pada jam 12 siang, dan kami berangkat meninggalkan Parai menuju Belinyu pada pukul 12.30 siang. Sampai di Belinyu pukul 13.30 siang, dan langsung disuguhi makanan seperti ngion kempang dan gado-gado khas bangka. Sore hari kami membeli Martabak Bangka, yang ada tulisannya cabang Bandung... Rasanya seperti martabak yang dijual di Jakarta, tidak ada bedanya. Ini berarti gue belum mencoba yang namanya Martabak asli Bangka... Hiks. Makan malamnya nasi tim ayam bikinan mama.

16 October 2007
Hari ini setelah makan bubur bangka, kami berziarah ke kuburan ema dan engkongnya Andi dari pihak Papa dan dari pihak Mama. Sebelumnya sempat ke Kebun Anggrek terlebih dahulu untuk membeli bunga Anggrek, 1 tangkai Rp 2000. Kami membeli 20 tangkai, jadi totalnya Rp 40.000.

Pulang dari ziarah, membantu mama memasak Lempah Ikan Nanas (kalo di Jakarta lebih dikenal dengan sebutan Pindang) dan Cumi Goreng Tepung. Rasanya enak banget... kami berdua makan dengan lahapnya pada saat itu.

Sore hari kami berdua menuju Pantai Penyusuk. Pantai ini tidak kalah indahnya dan anak kecil banyak bermain di pantai ini, juga banyak muda-mudi yang berpacaran. Akhirnya saya mengetahui bahwa ciri khas pantai-pantai di Bangka pasti ada batu karang yang besar-besar... dan pasirnya pasti putih dengan banyak lubang sarang kepiting di dalamnya.

Setelah puas bermain dan foto-foto, kami pulang ke rumah. Untuk persiapan pualng ke Jakarta besok, kami membeli berbagai macam oleh-oleh, mulai dari Kemplang Ikan, Kemplang Cumi, Kemplang Udang, Getas. Sisanya yang makanan segar, akan kami beli keesokan hari, supaya tetap fresh ketika sampai di Jakarta. Malam hari kami menikmati hidangan yg sama dengan siang yaitu Lempah Ikan dan cumi, namun cuminya digoreng dengan Jeruk Kunci, wanginya menggugah selera.

17 October 2007
Hari ini hari terakhir kami di Bangka. Pesawat kami masih jam 5 sore, untuk itu kami memanfaatkan waktu sebaik-baiknya supaya masih bisa berwisata ke satu lokasi lagi.

Kami menuju Pantai Belinyu Baru yang letaknya sekitar setengah jam dari rumah Andi. Pantai ini tidak ada batu karangnya, yang ada hanya pasir putihnya saja. Pantai ini sangat cocok untuk berenang atau pun belajar berenang. Ketika kami sampai disana, banyak anak-anak yang berenang bersama orang tuanya yang penuh canda tawa. Rasanya kami ingin ikutan berenang, namun sayang kami tidak membawa baju berenang. Kami hanya memandangi pantai, namun itupun rasanya sudah cukup sangat puas, mengingat jarang sekali ada pemandangan pantai seperti ini di Jakarta. Setelah puas relaksasi diri dan foto-foto, kami pulang ke rumah, dan melanjutkan beli oleh-oleh, seperti otak-otak, kumpangcai, ngion kempang, samelingkung (seperti abon), babi panggang (ini di dekat bandara pangkal pinang), sambal terasi (ini titipan teman kantor Andi).

Setelah makan siang bakmi bangka, tepat pukul 12.30 siang, mobil sewaan kami datang untuk mengantar kami menuju Bandara Pangkal Pinang. Hujan begitu derasnya pada saat itu. Kami pun berpamitan pada papa dan mama... Berperlukan dan mengucapkan kata perpisahan, kami melanjutkan perjalanan kami, setelah mengisi lembaran hidup kami yang indah ini di Bangka, khususnya Belinyu, kampung halaman Andi.
Kami sampai di Bandara pukul 14.30 siang, dan menunggu di executive lounge sekitar 2.5 jam hingga akhirnya kami take off menuju Jakarta. Sampai di Jakarta jam 7 malam dengan hati bahagia. Thanks to my lovely husband to bring me experiencing unforgettable moment there. I love him always...
-- Posted by Natz --

2 komentar:

YULIANDI mengatakan...

sebuah posting yang bagus....
salam dari "yovita-rasti.blogspot.com"

Papoyz mengatakan...

bangka keren ya