02 Juli 2009

Doctor, where's your heart...?

Suatu malam, di RS Herima DMB, terbaring seorang anak cowok, ABG, yang tidak bisa bergerak, cuma bisa meringis kesakitan... "sumpah Pa... sakit banget..." Papa nya dengan suara lantang memberi kekuatan anaknya itu: "berdoa Nak, berdoa ..!" Tubuhnya terlihat mengkilap, mungkin obat yang dibalurkan ke tubuhnya untuk mengurangi pengaruh air keras yang tersiram ke hampir sekujur tubuhnya.


Gue dan Natz ngga tau apa yang terjadi pada anak itu sehingga ia tersiram air keras. Malam itu kacau, sanak keluarga, dokter, suster bahkan polisi hilir mudik di ruang IGD yang sempit itu. Terjadi perdebatan antara dokter dengan keluarga, mau dirujuk kemana si pasien. Si orangtua keliatan tak berdaya secara ekonomi, sehingga ia terlihat sedikit emosi, dokter yang menangani tak kalah gusar, berkali kali ia teriak: "panggil KJ, KJ mana sih?!" (gue ngga tau KJ itu apa, tapi itulah yang ia ucapkan berkali kali, sampai suster dan staff RS ikut ikutan latah nyariin KJ).

Yang gue inget banget malam itu dan menyayat nyayat hati gue sampai hari ini adalah pernyataan dokter, sebut saja Dokter ITA (nama sebenarnya!), ke dokter lainnya yang persis di depan gue, dan gue yakin terdengar jelas oleh keluarga si pasien: "SAYA UDAH NGGA BISA URUS NIH, SAYA MAU PULANG",,,, Gue speachless beberapa menit... apakah pantas seorang dokter mengucapkan kata kata demikian...? Lebih baik copot saja predikat dokternya dan berikan ke orang lain yang lebih berhati... Dok, di mana hati mu malam itu? Ngga sadarkah bahwa tingkat kesembuhan (cacat parah/tidak), bahkan nyawa sang anak ada di tangan dia?

Kata kata itu sangat melukai hati gue, sebagai orang yang bercita cita jadi dokter, pengen nolong orang sakit, di hadapan gue ada seorang yang sudah jadi dokter, yang harusnya jadi panutan gue, menolong orang lain, mengutamakan orang sakit, dia ngga bisa urus pasien karena dia udah mau pulang....?? sampai hari ini pikiran gue masih kacau dengan perkataan itu. Kalau terjadi pada keluarga gue, mungkin sudah gue hajar tu dokter :( X(

Gue jadi teringat film yang menginspirasi gue bercita cita jadi dokter, PATCH ADAMS (walaupun akhirnya gue end-up jadi auditor :p ). Dalam film itu, menjadi dokter bahkan bukan sekedar menyembuhkan pasien, tapi mencari inspirasi bagi pasien untuk sembuh, bertahan hidup dan menjadi lebih bahagia dari sebelumnya. Bahkan ketika seorang pasien sudah pasti meninggal, pastikan dia bahagia menghadapinya. Sementara dokter Ita? dia mau pulang... pasien itu bukan siapa siapa, bahkan bukan apa apa di matanya [-( Dia masih jauh sekali dari sentuhan personal yang diharapkan dari seorang dokter, sebatas sentuhan klinis pun ia belum tuntas.

Patch Adams bukan cerita khayal tentang dokter ideal idaman setiap pasien. Ia nyata, ia mantan penghuni lembaga rehabilitasi (RSJ) yang akhirnya menjadi dokter, dokter yang memandang pasien bukan sekedar pasien, dan hidup bukan sekadar hidup (dan Robin Williams memainkannya dengan baik sekali!). Ia pendiri Geshundeit Institute (1971 di West Virginia) yang merawat pasien dengan hati tanpa pungutan uang sepeserpun. Dan ia tidak sendiri! Bukti bahwa masih banyak orang yang peduli tanpa pamrih dan tidak memilih menelantarkan pasien hanya karena kepingin PULANG...

Gue sudah berusaha menyampaikan hal ini melalui www.rsiahermina.com, tapi setiap kali submit, halamannya error, dan sudah gue coba mungkin > 10 kali, sampai gue menyerah. Mungkin harus ada mata kuliah "kemanusiaan" / "hati nurani" bagi para calon dokter dan refreshmen untuk dokter yang sudah praktek, sehingga pilihannya menjadi dokter bukan semata karena materi, melainkan hakikinya seorang dokter, yaitu menyembuhkan pasien, menolong umat manusia.

Apakah harus seperti film John Q (Danzel Washington) yang harus menyandera separoh penghuni RS, hanya untuk mendapatkan perhatian, agar anaknya bisa ditransplantasi jantung (dengan jantungnya sendiri!) karena uang dan asuransinya tidak mencukupi?

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagian IGD RSIA Hermina DMB, sangat jauh dari sempurna. Dari dokter yang tidak berkemanusiaan, dokter yang baru belajar, suster yang masih coba2 mengambil darah, obat yang tidak siap sedia, alat medis yang tidak lengkap dan entah apa lagi. Padahal IGD merupakan Istalasi GAWAT DARURAT dimana semua pasien yang gawat darurat atau kesakitan atau mau mati, pertama kali masuk ke ruangan itu dulu...
-natalia-

Unknown mengatakan...

hmm.... pengen komentar tapi gw takut salah ngomong...

gw cuma bisa bilang, dokter bukan tuhan, manusia juga yg ga sempurna. so please dun expect them to be angelic coz they are not, they are just trying to be...

and i do admit that some doctors are just JERKS

Aj_Natz mengatakan...

Tadi pagi, sudah ada permintaan maaf sekaligus ucapan terima kasih dari RS ybs (ternyata e-mail gue yang kirim 10x itu nyampe :p). Customer care bernama Yulia tlp langsung ke HP gue, dan menjanjikan peningkatan kualitas layanan terutama suster dan dokter. "Sudah ada tindakan dr RS" katanya tanpa merinci tindakan apa. Semoga saja makin baik.

@ Dr. B : wah, dokter sudah angkat bicara nih... :) I agree some doctors are really nice and sincere, but some others (in bigger composition) are just too "human being" (in term of greediness). Tapi gue yakin Dr. B dan dokter2 generasi mendatang ngga begitu... peace ah :)