Gue terdiam ketika sadar, kalau gue dan Natz sedang menghadiri resepsi pernikahan anak ke DUABELAS dari Tante gue, cece-nya Mama. Takjub…di jaman sekarang ini, masih ada orang yang punya saudara kandung ‘lebih dari sepuluh’. Gue sih membayangkan kalau gue tanya ke temen, “saudara lo berapa?” trus dijawab “sebelas”, tanggapan gue yang paling mungkin adalah, “lo pelatihnya atau wasitnya?” Maksudnya untuk tim sepakbola. Tanpa gue sadari, ternyata, saudara gue sendiri. Dan lebih takjubnya lagi, si pengantin pria malam itu, bukan satu satunya saudara gue yang tergolong KB alias Keluarga Besar.
Kita runut dari atas. Papa sendiri 9 bersaudara, yang tertua di Guang Dong, China, 2 di Hongkong dan 1 anak perempuan meninggal waktu kecil. Papa anak ke 8. Mama lebih hebat lagi, 10 bersaudara, 8 anak perempuan dan 2 laki laki yang dua duanya meninggal waktu kecil. Mama sendiri anak ke 4. Salah satu Cece-nya Papa beranak banyak, 8 anak. Rata rata anak anak saudara kandung Papa sekitar 4 orang, termasuk Papa anaknya 4. Cece tertua Mama, yang tinggal di Palembang, anaknya 8. Cece kedua yang tinggal di Bangka 12 anak, dan Cece ketiga (Jakarta), 5 anak. Mama yang memulai tradisi anak sedikit (kalau 4 termasuk sedikit). Mama 4 anak, dan adek adeknya semua beranak 3. Mungkin bukan Mama yang memulai tradisi, melainkan memang jamannya sudah berubah.
Bayangkan berapa banyak saudara gue bila dihitung dengan anak anak (dan cucu cicit) mereka. Jadi, bukan salah gue dong, kalau dalam acara keluarga, seperti pernikahan semalam, gue cuma bisa say “hi, how are you, Papa Mama sehat?”, tanpa bisa menyebut nama mereka.
Lalu, apa artinya anak bagi gue dan Natz? Anak adalah anugerah, that's all. Banyak atau sedikit, cowok atau cewek tidak pernah jadi soal. Biarkan ia tumbuh dengan sewajarnya, jadilah teman, dan Papa Mama yang dibanggakan mereka.
BTW, pestanya meriah. Buat Santo (Kien Fui) dan Ria, slamat ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar