16 Juni 2008

BANDUNG 14 - 15 Juni 2008

Click above title for photos related to this blog

Ketika datang undangan pernikahan salah seorang sanak family Nat dari Bandung (tanggal 14 Juni ), aku agak dilema juga apakah ikut pergi atau membiarkan istri pergi sendiri bersama keluarga Papa dan Mamanya. Namun, karena permintaan istri yang sedang hamil, tentu aku tak tega menolak. Ternyata, liburan kali ini memang cukup mengesankan. Walaupun itu membuat aku harus bolos kursus mandarin yang baru 1 kali aku ikut, sudah ketinggalan 3 kali pertemuan, dan hari itu, pelajaran yang tidak akan diulang lagi (begitu kata Lao Shi), pelajaran berhitung (angka). Nat memang ngga kurang akal, dia carikan aku kelas substitusi di cabang lain tempat kursus itu, hari dan tanggal mereka mengajar kelas berhitung (angka).

Keluarga Nat terdiri dari Papa, Mama, Yopi dan Alya istrinya dengan anak mereka yang lucu yang berumur 1.5 tahun, Vigo. 6 orang dewasa (salah satunya hamil) ditambah seorang balita, tentu akan lebih nyaman kalau pergi dengan 2 mobil, namun akan sangat boros. Kalau pergi dengan 1 mobil tampaknya akan menjadi masalah juga, terutama soal kenyamanan. Namun, aku dan Nat meyakinkan mereka, kalau Kijang Inova-ku cukup nyaman untuk semua, bahkan untuk perjalanan jauh sekalipun. Setidaknya itu sudah terbukti pada keluargaku yang anggota keluarganya lebih banyak dari mereka.

Sabtu pagi pagi jam 6.30 aku dan Nat sudah sampai rumah mertua dengan membawa Inova kami. Disana ternyata semua sudah menunggu, maklum kami janji datang jam 6, berarti sudah telat 30 menit. Kemudi aku serahkan ke Yopi, yang sudah sepakat untuk bergantian menyetir, dia perginya dan selama di Bandung (karena dia lebih ngerti kota Bandung) dan aku pas pulangnya. Setelah semua barang masuk, termasuk pernak pernik pesta macam gaun dan sepatu, kita siap berangkat. Yopi dan Papa di depan. Mama, Alya dan Vigo di tengah, aku dan Nat di belakang.

Tadinya aku sempat khawatir, apakah aman untuk seorang ibu hamil duduk di bangku paling belakang? Ternyata bukan hanya aman, tetapi cukup nyaman. Kami bahkan bisa bercanda sepanjang perjalanan dan bermain ci luk ba dengan Vigo. Si balita juga tidak rewel dan merasakan kenyamanan yang sama. Bahkan di tengah perjalanan, setelah lelah bermain, ia tertidur dengan pulasnya. Membuat kami dengan tenang bisa menikmati scenery yang dihadirkan dalam perjalanan tol Padalarang. Scenery yang paling menakjubkan bagi aku adalah ketika melintas di Jembatan Cikubang, dimana bisa menikmati pemandangan jalur kereta api yang dibangun pada jaman Belanda, yang membelah perbukitan dengan sawah nan hijau dan danau yang sejuk di bawah tiang tiang penopang relnya yang megah. Walaupun sering melewati view ini, aku selalu tertegun, bahkan aku sudah siap untuk merasa takjub setiap kali akan melewatinya. Suasana pedesaan Sunda kian mulai terasa, walaupun kota Bandung yang kami tuju bukanlah sebuah pedesaan.

Kami sengaja berangkat pagi pagi, terutama untuk menghindari macet jika bertolak agak siang. Maklum, di musim liburan sekolah begini, orang Jakarta seolah tak punya tempat tujuan wisata lain selain Bandung. Keluar tol Pasteur, waktu menunjukkan pukul 9, dan memang sudah rencana untuk terus ke Ciater, sebelum kembali lagi ke Bandung sorenya untuk menghadiri resepsi di malam hari.

Sampai di Ciater lewat pukul 10. Sempat melewati jalan berbatu yang cukup rusak, membuat aku kembali khawatir apakah Nat ngga apa apa. Memang ada sedikit guncangan, namun tidak sampai mempengaruhi janin di dalam perut ibunya.

Dengan membayar Rp 14,000 per orang untuk masuk ke Sari Ater Hot Spring Resort, banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan disana untuk mengisi liburan atau sekedar refreshing sejenak melupakan rutinitas orang kota yang penat. Di sana ada arung jeram, off-road dengan mini motto (motor dengan empat roda), bermain perang perangan dengan air-soft gun yang sedang nge-tred, kolam pemandian air panas, atau sekedar bersantai menikmati hangat dan derasnya air terjun. Betapa senangnya Vigo diajak berendam di sungai dengan air hangat alami yang selalu mengalir. Kami pun tak mau ketinggalan untuk duduk di pinggiran sekedar merendam kaki di airnya yang mengandung belerang. Konon, dulu airnya jauh lebih hangat dari sekarang, artinya kadar belerangnya sudah berkurang. Belerang baik sekali untuk kesehatan terutama peremajaan kulit.

Ketika tiba waktunya makan, perut pun keroncongan melihat kiri kanan kami, para pengunjung Sari Ater lainnya yang satu persatu membuka perbekalan mereka. Rata rata mereka membawa nasi kotak atau nasi bungkus dan kebanyakan menyantapnya langsung dengan tangan. Tampaknya kami satu satunya pengunjung yang tidak well prepared soal makanan, wah, pengeeeen sekali merasakan nikmatnya makan seperti mereka. Akhirnya, setelah berjalan cukup jauh ke atas, aku menemukan sebuah resto yang keliatannya cukup enak dan bersih, Sunan Ambu Café yang menyediakan masakan khas sunda dan internasional. Walaupun nunggunya agak lama, tapi rasa dan aromanya tidak mengecewakan. Apalagi kita bungkus dan lalu makan di atas tikar yang kita sewa, dimana lokasinya persis di tepian sungai. Sewa tikar di satu spot untuk 6 orang Rp 20,000 sampai puas alias tidak dihitung waktu.

Pukul 2 siang, kami kembali ke Bandung dan langsung menuju Hotel Jayakarta Bandung untuk beristirahat dan bersiap siap ke resepsi pernikahan. Pukul 5.30 sore seluruh anggota keluarga sudah berdandan dengan rapinya. Resepsi di ruang serba guna Istana Mutiara itupun berlangsung dengan meriah. Aku bertemu beberapa sanak keluarga Nat yang menyambutku dengan hangat. Orang orang yang datang ke pesta pernikahan kami, tetapi aku tidak sempat notice mereka karena pernikahan kami sangat ramai, sekarang aku punya kesempatan untuk mengenal mereka.

Malamnya, sehabis resepsi kami langsung kembali ke hotel. Biasanya, aku pasti mengajak untuk melewatkan malam dengan bersantai di café semacam The Peak/Valley atau The View dan merasakan dinginnya Bandung di malam hari. Namun, tidak malam itu. Nat sedang hamil dan sudah cukup lelah setelah perjalanan seharian, Jakarta – Bandung – Ciater kemudian Bandung lagi. Ia butuh istirahat.

Keesokan paginya, sebelum sarapan, aku sempatkan untuk berenang di kolam renang hotel. Wow air-nya dingin sekali. Maklumlah daerah Dago termasuk daerah yang cukup tinggi di Bandung. Sebenarnya disediakan whirlpool di tepian kolam, namun karena hangat dan nyaman, sudah dipenuhi oleh anak anak dan para pengasuh mereka.

Setelah breakfast dan kembali ke kamar untuk istirahat, kita check-out sekitar jam 11. Ketika menuju mobil, ternyata mobil Inovaku, seperti mobil mobil lainnya telah bersih dicuci oleh pihak hotel. Entah berlaku di semua hotel atau hanya ada di Bandung, aku sudah 2 kali menikmati hotel dengan fasilitas mobil dicucikan, yaitu sebelumnya di hotel Mutiara Bandung. Entahlah untuk hotel di luar Bandung, karena tidak pernah sampai membawa mobil, ke hotel di Surabaya, misalnya.

Untuk perjalanan pulang, gantian aku yang pegang kemudi ditemani Nat. Yopi, Alya dan Vigo ditengah. Kemudian Papa dan Mama di bangku paling belakang. Aku sempat khawatir juga kalau Papa dan Mama akan merasa kurang nyaman lalu aku di-komplain.

Kita sempat mampir ke Kartika Sari di Dago. Di sana ramai sekali, seperti tidak usah membayar. Namun, setelah kita berbelanja, sambil duduk di café belakang (Madame Sari) dan melihat lihat struk belanja, ada 1 hal yang kita notice dan sepakati bersama, bahwa harga yang dipasang Kartika Sari tidaklah mahal dalam artian masih dalam reasonable price. Ambil contoh kue onde yang dia jual seharga Rp 1,100. Tidak mahal bukan? Dengan pengunjung seramai itu, tampaknya strategi Kartika Sari untuk menangguk profit memang mengandalkan volume penjualan dengan margin yang tidak begitu tinggi. Apalagi Brownies Kukus Amanda bukanlah saingan. Ketika melintas outlet Amanda yang juga terletak di Dago, suasananya sepi sekali, berbeda langit dan bumi dengan Kartika Sari. Wah, koq jadi promosi gratis untuk Kartika Sari? :_P

Puas belanja di Kartika Sari, kami mampir di Rumah Makan Sunda Dago Panyawangan, persis di depan FO Grande. Disediakan hanya 6 saung untuk bersantap lesahan, sisanya duduk di meja seperti resto lainnya. Kita cukup beruntung untuk bisa menempati salah satu saung tersebut. Memang ngga lengkap rasanya kalau ke Bandung tanpa makan masakan Sunda dengan lesahan. Yang paling istimewa adalah Gurame Goreng Panyawangan yang berikut dengan saos cabe yang mereka sebut saos Panyawangan itu. Saos cabe berwarna merah bening itu, apabila disiram di atas nasi, wuarakadah dahsyat gurih langsung terasa nasinya. Yang tak kalah enaknya adalah sop konro bakarnya. Yang lain rasanya juga enak namun tidak se-istimewa kedua itu. Apalagi ada promo diskon 25% dengan kartu kredit Standard Chartered Gold/Platinum (untung aku bawa). Dengan Kartu kredit Manhattan dari Bank Permata malah 50%. Agak nyesel juga kemaren sempet ditawarin sama marketingnya aku tolak dengan alasan sudah kebanyakan kartu kredit.

Perjalanan pulang tak kalah nyamannya. Kekhawatiran aku tak terbukti. Papa Mama bahkan tertidur pulas di bangku paling belakang. Padahal kondisi jalan tol Padalarang agak bergelombang dan tidak mulus. Vigo, Yopi dan Alya pun, dari bias kaca spion tengah, tampak tertidur juga. Nat pun juga sempat tidur. Sementara aku sendiri berjuang mengatasi ngantuk. Obat anti ngantukku yang paling mujarab adalah permen dan lagu, biasanya lagu lagu yang agak nge-beat. Sekarang aku lagi suka dengerin Five For Fighting dan America Idol Season 7.

Inovaku memang aman dan nyaman, bahkan untuk balita dan ibu hamil sekalipun. Untuk pengemudi juga demikian. Dengan ditemani lagu dengan beat yang pas, aku merasakan ada suatu kenikmatan dalam berkendaraan, terutama memacu di jalan tol yang lapang. Jadi terpikir, untuk liburan keluarga di Padang akhir Juli nanti, harus menyewa Kijang Inova juga. Supaya nyaman untuk semua. Apalagi pada saat itu Nat sudah memasuki usia hamil bulan ke-lima. Harus lebih extra hati hati, tentunya. Pokoknya aku puas punya Kijang Inova :_) Walaupun agak boros juga untuk urusan bensin :_(
PS: tulisan ini menang hadiah mingguan dalam lomba menulis blog yang diselenggarakan Toyota. Hadiahnya replika mobil Kijang Innova, lumayan, worth 200 - 300 ribuan :_) Memang sengaja ditulis untuk quiz, makanya pake kata kata 'aku' segala :_P

1 komentar:

Anonim mengatakan...

If im in the situation of the owner of this blog. I dont know how to post this kind of topic. he has a nice idea.