27 Juni 2008

DOME, fettuccine carbonara to die for…


Biasanya orang datang ke sini untuk secangkir kopi, paling tidak itulah tema yang ditawarkan resto berkonsep café ini. Tapi siang itu, gue dan Natz sama sekali tidak datang untuk kopi. Kita datang untuk PASTA dan tentunya STEAK !

Memang Dome tidak dikenal kopi-nya, dan sebenarnya Dome tidak dikenal karena apa apanya. Hanya sebuah resto yang begitu nyaman, menawarkan menu dengan harga premium, dengan sasaran pengunjung adalah warga kelas menengah ke atas tentunya. Bagi gue dan Natz, dengan modal diskon 50% dari kartu kredit mandiri, orang biasa macam kita nekat juga datang. Yah sesekali bolehlah menikmati hidup…

Siang itu, memang ingin sekali makan pasta dan steak. Fettuccine carbonara sebenarnya tidak ada dalam daftar menu pasta, yang ada adalah penne carbonara. Penne, juga semacam pasta, namun bentuknya bulat dan tengahnya berlubang. Fettuccine ada 2 pilihan, kalau ngga salah fettuccine cream mushroom dan fettuccine something with tomato sauce (gue lupa namanya). Fettuccine carbonara kita pesan khusus dan mereka menyanggupi.

Untuk steak, pilihan utama kita sebenarnya Chicken Kiev, daging dada ayam dengan isi jamur dan saos istimewa. Nama dan deskripsinya saja sudah membuat menahan ludah. Namun sayang sekali, hari itu tidak available. Alasannya: microwave-nya rusak… Oh, mereka panasin makanan dengan microwave juga toh… Maka pilihan kedua jatuh pada daging rusuk domba muda dengan siraman saos barbeque. Setelah menyantap lezatnya lamb chop di hotel Mercure, Surabaya, masih terbayang bayang nikmatnya. Sampai pesan lagi di sini begitu tau ada menu itu.

Fettuccine carbonara datang dengan mangkok yang amat kebesaran untuk isi pastanya yang ngga nyampe setengah mangkok. Namun, begitu dicicipi, percaya deh, jauh lebih enak daripada kelihatannya :_P Terutama daging asapnya yang klop disantap dengan fettuccini yang lembut dan berlumur creamy carbonara. So far, ini adalah pasta terenak yang pernah gue santap. SUEERRR…


Itu membuat menu kedua menjadi kurang istimewa. Namun, lamb chop tetaplah lamb chop. Tidak ada yang tidak enak dari makanan ini. Daging yang lembut dari domba muda, dengan bilur bilur lemak yang meleleh di mulut. Pas banget dimakan dengan kentang goreng yang disajikan dengan saos sambal dan tomat.



Penutupnya, Mango Iced tea dan segelas choco milkshake menyudahi petualangan kuliner kita siang itu. Namun kita tidak segera beranjak. Sofa tempat duduk kita sangat nyaman. Sama seperti resto berkonsep café lainnya, Dome memang menawarkan tempat hang-out sambil bersantai dan ngobrol berlama lama. Apalagi gue dan Natz dapet tempat dekat jendela yang bisa menikmati pemandangan Bundaran HI – Thamrin yang sedang cerah cerahnya. Tak lupa, sebelum meninggalkan resto tsb, mengisi kartu comment yang disediakan bersama dengan tagihan.

Tidak ada komentar: